Kenali Ma’had Dar Al-Hadits Ma’bar, Yaman 02
بسم الله الرحمين الرحيم
Setelah kita membahas letak Dar Al-Hadits Ma’bar, iklim, bangunan ma’had (secara umum) dan pengamanannya, maka tiba saatnya membahas kapan ma’had ini dibangun, bagaimana kondisi awal mula dakwah, dan bagaimana bangunan ma’had secara khusus.1. Kapan Ma’had ini dibangun
Sebagaimana yang disebutkan oleh Asy-Syaikh sendiri dan juga banyak sumber yang lain, bahwa ma’had ini dibangun kira-kira sebelum 25 tahun yang lalu. Sekitar sebelum 25 tahun yang lalu seorang tokoh dari Ma’bar, Jahran, Dhamar, Yaman ini yang bernama Asy-Syaikh Ahmad Al-Banush رحمه الله datang kepada Asy-Syaikh Muqbil رحمه الله dan meminta agar beliau mau menunjuk salah seorang muridnya untuk merintis dakwah salafiyah di Ma’bar. Asy-Syaikh Ahmad رحمه الله telah membangun sebuah masjid untuk itu. Dan waktu itu, Ma’bar adalah daerah yang dipenuhi dengan pemikiran syi’ah, dan tiada dakwah sunnah yang terpancar di sana.
Maka jatuhlah pilihan Asy-Syaikh Muqbil رحمه الله pada seseorang yang sudah teruji kesabaran dan kepemimpinannya, yaitu Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam حفظه الله. Dan Asy-Syaikh Al-Imam pun bersedia dengan bertawakkal meminta tolong kepada Allah تعالى kemudian dengan restu dan doa dari gurunya.
Semenjak saat itu mulailah cahaya sunnah yang suci dipancarkan kepada masyarakat Ma’bar. Melalui Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam حفظه الله dan melalui Asy-Syaikh Ahmad Al-Banush (semoga Allah تعالى membalas jasa beliau dan menempatkan beliau di surga-Nya yang paling tinggi).
2. Kondisi awal mula Dakwah di Ma’bar
Pada permulaan dakwah ini di Ma’bar, Asy-Syaikh Al-Imam hanya memiliki 7 orang murid, padahal ukuran masjid waktu itu mampu menampung kira-kira 2000-2500 orang. Tapi memang inilah perkara yang dikehendaki Allah تعالى, sehingga terlihat bagaimana kredibilitas seorang Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam ini.
Dan Asy-Syaikh pun tidak luput dari para pendengki dari kaum syi’ah, karena dengan cahaya sunnah inilah jadi terbongkar borok-borok mereka. Salah satu contohnya seperti diceritakan oleh Asy-Syaikh sendiri, waktu itu kedengkian sekelompok orang syi’ah terhadap beliau dan dakwah salafiyah sedang memuncak, maka merekapun membuat fitnah dan menuduh Asy-Syaikh dengan tuduhan dusta, sehingga pemerintahpun terhasut untuk mempersempit ruang gerak beliau. Namun, Allah تعالى menjadikan qadhi untuk daerah Ma’bar atau Dzamar membuka mata untuk mendengar apa yang dibawa oleh Asy-Syaikh. Maka qadhi mengundang syi’ah dan mengajukan keluhannya, dan juga mengundang Asy-Syaikh untuk menjelaskan.
Setelah Asy-Syaikh menjelaskan sesuai dengan ajaran dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
dengan pemahaman ulama salaf, maka qadhi yang seimbang dalam menghukumi ini menilai bahwa dakwah Asy-Syaikh adalah dakwah perbaikan tidak betentangan dengan pemerintah, dakwahnya sesuai dengan ajaran Rasul صلى الله عليه وسلم. Maka beliaupun dijinkan untuk melanjutkan dakwah beliau. Maka setelah itu Allah تعالى melimpahkan anugerahnya, sehingga berbondong-bondonglah masyarakat Yaman untuk menimba ilmu dari beliau. Itulah keutamaan yang Allah تعالى limpahkan pada orang yang Dia kehendaki. Sehingga muridnya pada saat ini telah mencapai sekitar 4000 orang, ditambah dengan murid-murid beliau yang telah banyak belajar dan beliau kirim untuk mengampu ma’had-ma’had dan masjid-masjid yang lain.
Semoga Allah تعالى menjaga beliau dan para muridnya serta ma’had ini, dan memperbanyak yang semisalnya. Amin.
3. Masjid
Terkait dengan masjid ini. Masjid ada dua bagian. Bagian pertama adalah yang dibangun oleh Asy-Syaikh Ahmad Al-Banush رحمه الله dan ini sekitar 2/5 bagian di bagian belakang.
Dan bagian kedua adalah perluasan dari masjid tersebut sekitar 3/5nya, yang ini di bagian depan. Dimana ketika para pelajar makin banyak berdatangan, maka seorang hartawan yang sangat semangat mendermakan hartanya untuk dakwah Allah تعالى segera memperluas masjid ini. Beliau adalah Muhammad Fari’ Al-Wushaby (semoga Allah تعالى menjaganya dan keluarganya serta melimpahkan barakah pada hartanya). Beliau ini pulalah yang ikut andil dalam membangun Dammaj dan juga Masjid Ma’had Dar Al-Hadits Fiyusy, Aden.
Daya tampung masjid An-Nur, Ma’bar ini beserta teras sampingnya bisa mencapai 10.000 orang, sebagaimana dikatakan oleh bapak muadzin. Terbukti cukup untuk menampung para jama’ah dari penjuru Ma’bar ketika shalat Jum’ah atau shalat ‘Id. Dibersihkan dengan vacum cleaner 3x seminggu oleh petugas khusus. Pada tiap-tiap tiang masjid ada rak untuk mushaf Al-Qur’an, dan Al-Qur’an ini tidak boleh dibawa keluar dari masjid. Di samping tiang ada kotak-kotak tempat sandal bagi para pelajar ataupun yang sekedar mampir shalat.
Di samping kanan masjid adalah teras, yang digunakan untuk shalat kalau dalam masjid tidak cukup lagi.
4. Maktabah / Perpustakaan
Perpustakaan ini berada tepat di atas masjid bagian depan. Kira-kira sepanjang 3/5 masjid dan lebarnya 1/3 lebar masjid.
Isinya kitab-kitab dalam segala bidang ilmu syar’i, dan sebagian bidang ilmu umum. Sampaipun sebagian kitab yang ditulis oleh para penyimpang ada di dalamnya. Ribuan judul ada padanya. Dan tidak sedikit satu judul kitab memiliki berberapa cetakan. Pada susunan yang dahulu, semua kitab hanya berada di rak-rak yang menempel dengan dinding.
Namun pada susunan yang baru, setelah renovasi, juga dengan adanya pertambahan kitab, maka selain di rak yang menempel pada dinding, kitab juga ditata pada tiap-tiap rak yang ada di setiap tiang.
Pada bagian tengah ada beberapa kursi dan meja, yang digunakan oleh para pembahas dan pembaca. Mereka bisa hadir ke perpustakaan jam 8 pagi sampai menjelang zhuhur, setelah pelajaran ba’da zhuhur sampai menjelang ‘ashr, setelah pelajaran ba’da ‘ash sampai menjelang maghrib, dan setelah isya’ sampai jam 21.30.
Di bagian pojok dari perpustakaan ini adalah ruangan Asy-Syaikh dan di depan ruangan ini ada tempat duduk yang nyaman bagi para pengantri yang ingin bertemu dengan Asy-Syaikh.
5. Asrama Santri
Untuk tempat tidur para pelajar yang masih lajang atau tidak membawa keluarga ke sini, maka ada tempat untuk mereka. Ada beberapa bangunan dan beberapa kamar. Setiap kamar daya tampungnya berbeda-beda, ada yang 15 orang, ada yang 30 orang dan ada yang 40-50 orang. Adapun kamar untuk teman-teman Indonesia ada 5 kamar. 3 kamar berada di dekat perpustakaan, artinya berada di lantai atas masjid. Dan 2 kamar yang lain di gedung terpisah dengan masjid di lantai 3, namun masih di dalam kompleks Ma’had.
Semoga Allah تعالى membalas kebaikan para pendiri ma’had ini, menjaga ma’had ini, para pengasuhnya, para pengurusnya, para donaturnya dan para penjaganya. Mereka sudah tahu tentunya bahwa hasil dari yang mereka sumbangkan tidaklah sia-sia, terbukti dengan tercetaknya para da’i dan ‘alim dari ma’had ini. Dan semoga kami bisa pulang membawa cahaya sunnah dan perbaikan bagi keluarga dan masyarakat.
Bersambung Insyaallah ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar