Perkataan yang berharga dari Al-’Allaamah Al-Faqih Ibnul Utsaimin Rahimahullah tentang :
TATA CARA MENGEMBALIKAN PALESTINA KE PANGKUAN KAUM MUSLIMIN
Dan
tidak mungkin mengembalikan palestina ke pangkuan kaum muslimin kecuali
dengan nama Islam yang dipegangi oleh Nabi shallallahu’alaihi wasallam
dan para shahabat beliau. Sebagaimana Allah berfirman :
{إن الأرض لله يورثها من يشاء من عباده والعاقبة للمتقين} [الأعراف: 128]
”Sesungguhnya
bumi ini milik Allah, Dia akan mewariskannya kepada hamba-hambaNya yg
Dia kehendaki. Dan kesudahan yg baik itu bagi orang yg bertaqwa.” (Al-A’raf 128)
Dan
bagaimanapun usahanya bangsa Arab, sekalipun mereka memenuhi dunia ini
dengan perkataan dan hujjah, maka mereka itu tidak akan berhasil
selamanya sampai mereka menyeru untuk mengeluarkan yahudi darinya dengan
nama Islam, setelah mereka menerapkannya pada diri-diri mereka sendiri.
Maka jika mereka telah melakukan hal itu, maka akan terwujud apa yg
dikhabarkan oleh Nabi shallallahu’alaihi wasallam :
“لا
تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ،
فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ
وَرَاءِ الْحَجَرِ، وَالشَّجَرِ، فَيَقُولُ الْحَجَرُ، أَوِ الشَّجَرُ: يَا
مُسْلِمُ، يَا عَبْدَ اللَّهِ، هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي، فَتَعَالَ
فَاقْتُلْهُ”.
”Tidak
akan terjadi hari kiamat hingga kaum muslimin berperang melawan yahudi.
Maka kaum muslimin membunuhi mereka sampai yahudi bersembunyi dibelakang
batu dan pohon, maka batu dan pohon tersebut mengatakan : Wahai muslim,
wahai hamba Allah, ini ada yahudi di belakangku, maka kemarilah
bunuhlah dia.”
Maka
pepohonan dan bebatuan menunjukkan kepada kaum muslimin posisi yahudi,
mengatakan : Wahai ”hamba Allah” dengan nama penghambaan terhadap
Allah. Dan mengatakan Wahai ”muslim” , dengan nama Islam. Dan Rasul
shallallahu’alaihi wasallam bersabda : ”Kaum Muslimin akan memerangi
yahudi” dan beliau tidak mengatakan ”Bangsa Arab.”
Oleh
karena itu sesungguhnya kita tidak akan bisa menghukum yahudi dengan
nama ke”arab”an selamanya. Kita tidak akan bisa menghukum yahudi kecuali
dengan nama Islam. Barang siapa yg mau, silakan dia membaca firman
Allah ta’ala :
{ولقد كتبنا في الزبور من بعد الذكر أن الأرض يرثها عبادي الصالحون} [الأنبياء: 105]
”Dan
sungguh Kami telah tetapkan dalam kitab Zabur setelah (kami tulis)
dalam Lauhul mahfuzh, bahwasanya bumi ini akan diwariskan kepada
hamba-hamaKu yg shalih.” (Al-Anbiya 105)
Maka
Allah menjadikan warisan tersebut bagi hamba-hambaNya yg shalih. Dan
apa-apa yang dipersyaratkan dengan suatu sifat, maka hal itu hanya akan
terwujud dengan adanya sifat tersebut, dan akan ditiadakan kalau tidak
ada sifat tersebut. Maka jika kita menjadi hamba-hamba Allah yg shalih,
maka kita akan mewarisinya dengan penuh kemudahan, tanpa adanya
kesulitan dan kepayahan ini. Maka (ini adalah) pembicaraan yang panjang
lebar yang tidak pernah habisnya selamanya. Maka kita bisa meraihnya
dengan pertolongan Allah dan dengan ketentuan Allah akan hal itu bagi
kita. Betapa mudahnya hal itu bagi Allah.
Dan
kita tahu, kalau kaum muslimin tidaklah menguasai Palestina di zaman
Islam yg jaya kecuali karena keislaman mereka. Dan mereka tidak
menguasai kota-kota, ibukota Persia atau ibukota Romawi atau ibukota
Qibti kecuali dengan nama Islam. Oleh karena itu, duhai seandainya para
pemuda kita itu meresapi pemahaman yg benar ini, bahwasanya tidak
mungkin mendapatkan pertolongan yg mutlak kecuali dengan Islam yang
hakiki, bukan islam KTP.
Dan
saya katakan, dan ilmunya di sisi Allah : ”Tidak mungkin mengembalikan
negeri Syam -dan saya khususkan dengan hal itu negeri Palestina- kecuali
dengan apa yg dipakai oleh pendahulu umat ini, dengan kepemimpinan
seperti kepemimpinan Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu’anhu. Dengan
pasukan seperti pasukannya Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu’anhu.
Mereka tidak berperang kecuali untuk meninggikan kalimat Allah. Kalau
sudah terlaksana hal ini pada kaum muslimin, maka mereka akan bisa
memerangi yahudi, sampai yahudi akan bersembunyi di belakang pohon, lalu
pohon tersebut akan memanggil :
حَتَّى
يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ، وَالشَّجَرِ، فَيَقُولُ
الْحَجَرُ، أَوِ الشَّجَرُ: يَا مُسْلِمُ، يَا عَبْدَ اللَّهِ،
”Wahai muslim, wahai hamba Allah ini yahudi dibelakangku, mari bunuhlah dia.”
Adapun
selama manusia masih memandang kalau permusuhan ini, antara kita dengan
yahudi itu adalah karena fanatik kebangsaan, maka kita tidak akan
berhasil selamanya. Karena Allah itu tidak akan menolong kecuali
hamba-hambaNya yg menolong AgamaNya.
Sebagaimana Allah berfirman :
وَلَيَنْصُرَنَّ
اللَّهُ مَن يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ الَّذِينَ
إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ
وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ
الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ [الحج:40-41].
الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ [الحج:40-41].
”Dan
sungguh Allah akan menolong orang-orang yang menolong (agama) Nya,
sesungguhnya Allah itu Maha Kuat lagi Maha perkasa. Yaitu orang-orang
yang jika Kami kokohkan mereka di muka bumi mereka akan mendirikan
shalat, menunaikan zakat, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari yang mungkar. Dan kepada Allahlah kembalinya segala urusan. (Qs. Al-Hajj 40-41)
Maka
jika kita melihat generasi pertama umat ini, kita mendapati mereka itu
ditolong karena prinsip ketauhidan, keikhlasan kepada Allah, mengikuti
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Menjauhkan diri dari perkara
yang buruk, dari akhlaq rendahan, dari perbuatan keji dan mungkar, dan
dari taqlid kepada musuh-musuh.
Dan
repotnya, sekarang sebagian manusia ada yg memandang kalau taqlid
(perbuatan ikut-ikutan) kepada orang-orang kafir itu adalah suatu
kemuliaan dan kehormatan, dan mereka melihat kalau kembali kepada apa
yang dipegangi oleh Rasulullah ‘alaihishshalaatu wassalaam dan para
shahabatnya itu adalah kemunduruan dan keterbelakangan. Hal ini cocok
dengan ucapannya orang-orang dahulu :
وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَؤُلاءِ لَضَالُّونَ [المطففين32]
”Dan jika mereka melihat orang-orang yang beriman, mereka berkata : Sesungguhnya mereka ini adalah orang-orang sesat.” (Qs. Al-Muthaffifin 32)
Maka
kita wajib wahai ikhwah untuk merujuk (kepada Nabi dan Para
Shabatnya-pent), hendaknya kita membaca dan memperhatikan apa yang telah
lalu dari penghulu umat ini. Hingga kita bisa mengambil apa yg dahulu
mereka ada diatasnya, berupa berpegang teguh (dengan dengan Islam-pent),
penghambaan diri (kepada Allah), dan ketika itu pertolongan dicatat
untuk kita.
Dan
sesungguhnya saya katakan dan saya ulang-ulang: Wajib kita berhati-hati
dari kejelekkan jiwa-jiwa kita, dan kita berhati-hati dari kejelekkan
orang-orang kafir, kaum munafiqin dan pengikut mereka semua.
Dan
kita memohon kepada Allah agar Allah menetapkan buat kita dan kalian
petolongan untuk agamaNya. Semoga Dia menolong kita dengannya dan
menolong agamaNya melalui tangan kita. Dan menjadikan kita sebagai
wali-waliNya dan golonganNya, sesungguhnya Dia itu Maha Pemurah lagi
Maha Pemberi. Dan semoga shalawat dan salam atas Nabi kita Muhammad,
pada para keluarganya dan shahabatnya semua..
Kutub wa rasaa’il karya Al-’Utsaimin juz 8 hal 117.
Alih Bahasa : Ustadz Abu Hafs Umar al Atsary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar