Oleh : Al Ustadz Ayip Syafruddin
.
Al-Imam Ibnu Baththah rahimahullah,
dalam Al-Ibanah, menyebutkan, bahwa telah menjadi kesepakatan di
kalangan ulama ahli fikih, ilmu, ahli ibadah dan orang-orang zuhud sejak
generasi pertama hingga sekarang, Shalat Jumat, Idul Fitri, Idul Adha,
hari-hari Mina dan Arafah, jihad, haji serta penyembelihan hewan kurban
dilaksanakan bersama penguasa. Penguasa yang baik atau jahat.
Telah menjadi prinsip agama pula bahwa
penguasa wajib ditaati dalam hal yang ma’ruf. Termasuk ketaatan terhadap
penguasa, yaitu mengikuti ketetapan pihak penguasa atau pemerintah
dalam penentuan hari raya bagi seluruh kaum muslimin. Dengan mengikuti
keputusan penguasa dalam hal penetapan hari raya berarti telah
menunaikan titah Allah Ta’ala:
يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم
..
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan ulil amri di antara kalian.” (An-Nisa:59)
Yang dimaksud ulil amri dalam firman
Allah di atas, yaitu penguasa dan para pemimpin umat. Mereka adalah
orang-orang yang wajib untuk ditaati (dalam hal yang ma’ruf).
Dalam hadits Bukhari-Muslim, hadits dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من أطاعني فقد أطاع الله ومن عصاني فقد عصى الله ومن أطاع أميري فقد أطاعني ومن عصى أميري فقد عصاني“Barangsiapa menaatiku, sungguh ia telah menaati Allah. Barangsiapa bermaksiat kepadaku, sungguh ia telah bermaksiat kepada Allah. Barangsiapa menaati pemimpin, sungguh ia telah menaatiku. Barangsiapa bermaksiat terhadap pemimpin, sungguh ia telah bermaksiat kepadaku.”
Terkait menaati keputusan penguasa atau
pemerintah dalam hal berhari raya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah menyampaikan bimbingannya. Sabda beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam:
الصوم يوم تصومون والفطر يوم تفطرون والأضحى يوم تضحون“Berpuasa adalah pada hari kalian (kaum muslimin) berpuasa, (begitu pula) berbuka (merayakan Idul Fitri) pada hari kalian berbuka dan berkurban (merayakan Idul Adha) pada hari kalian berkurban.”
Al -Imam At-Tirmidzi rahimahullah menyebutkan (dalam Tuhfatul Ahwadzi),
bahwa berpuasa dan berbuka ditunaikan secara berjamaah dan bersama
mayoritas kaum muslimin.
Untuk mewujudkan kebersamaan tersebut
tentu harus dibawah arahan penguasa. Sebagaimana disebut para ulama,
bahwa menentukan ketetapan hari raya diputuskan oleh pihak penguasa atau
pemerintah.
Dengan mengikuti tuntunan agama yang
benar, maka syiar-syiar Islam akan nampak. Kebersamaan dan persatuan
akan terasa di hati umat. Semua itu tentu merupakan nikmat yang tiada
terhingga. Semoga dengan menaati penguasa dalam hal yang ma’ruf,
termasuk hari raya Idul Fitri, membangkitkan kebaikan bagi kaum
muslimin. Allahu ‘a’lam.
sumber: http://www.ibnutaimiyah.org/2014/07/berhari-raya-bersama-penguasa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar