Al-Ustadz Abu Nasiim Mukhtar bin Rifa’i hafizohullah
Saudaraku Salafy!
Ada sebuah kitab yang sering dipakai
oleh para penuntut ilmu hadits untuk memudahkan mereka di dalam
mentakhrij sebuah hadits dan mengetahui ulama siapa yang mengeluarkan
dan meriwayatkan hadits Nabi.
Kitab tersebut bernama: Mu’jam
Mufahros Li al-Faadzi Haditsin Nabiyi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
(Kamus yang menjelaskan lafadz-2 Hadits Nabi)
Siapa yang menyusun kitab tersebut…
Ternyata yang menyusun kitab tersebut
adalah sebuah tim para profesor dari orang-orang Belanda dan sebagai
staf ahli penasehatnya Snock Hourgonje.
Saudaraku Salafy!
Tujuan apa mereka menyusun kitab
tersebut…..? Mereka menyusunnya untuk memudahkan mereka mengetahui dan
meneliti hadits-hadits Nabi dalam rangka menghancurkan Islam!
Mereka mengumpulkan Mu’jam Mufahros
bukan hal yang mudah dan dengan waktu yang singkat, mereka harus membuka
Kutubus Sittah (Kitab-2 hadits yang enam: Shahih Bukhori, Muslim, Abu
Daud, AnNasai, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Mereka begitu perhatian dengan hadits-2 Nabi
Pertanyaan:
Siapakah sebenarnya yang berhak meneliti dan bersemangat untuk mempelajari hadits-hadits Nabi?
Saudaraku Salafy!
Ada ikhwan kita (di daerah Jawa) yang
menasehati pak dhe nya untuk berhenti merokok, ikhwan itu berkata:
“berhenti merokok pak dhe, karena rokok itu haram!”, Si pak dhe tidak
menjawab terus ikhwan tersebut diberi tulisan arab gundul dan disuruh
membacanya, dan ikhwan tersebut diam tidak bisa membacanya!
Ternyata pak dhe ini pintar membaca
kitab arab gundul karena si pak dhe mempelajari mulai dari kitab dasar
bahasa arab jurumiyah, mutamimah, alfiyah dst…dan berujar: “baca arab
gundul gini aja belum bisa! Mau menasehati berhenti merokok, rokok itu
haram…!
ikhwan tersebut hanya diam tidak bisa menjawab…
Saudaraku Salafy!
Pertanyaan:
Siapakah yang seharusnya bersemangat untuk mempelajari bahasa Arob…?
Ada seorang ikhwan yang berbincang
dengan temannya tentang bid’ahnya memperingati acara “Nuzulul Qur’an”,
ternyata perbincangan mereka terdengar oleh seorang Imam masjid (eN yU)
dan berujar: “Saya tantang kamu untuk membaca al-Qur’an dengan tajwid
yang benar!”. Si ikhwan diam tidak bisa menjawab, karena ikhwan tersebut
ini belum lancar membaca al-Qur’an, masih “grag-greg(masih belum
lancar) “dalam membaca.
Saudaraku Salafy!
Pertanyaan:
Siapakah sebenarnya yang harus bersemangat dalam mempelajari ilmu tajwid dan bacaan al-Qur’an dengan baik?
Silahkan dijawab oleh masing-masing
(mohon jangan ada yang tersinggung) nasehat untuk diri saya pribadi
(pertama) dan untuk kita semua..
✏ Dikutip dari:
Tausiyah Ba’dash Shubh muhadhoroh Samarinda dengan sedikit perubahan dari kami
WA – TIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar