Radio Muwahiddin

Sabtu, 24 Mei 2014

Silsilah al-Fawaid as-Salafiyyah ~~• [ 15-17 ] •~~

Silsilah al-Fawaid as-Salafiyyah ~~• [ 15 ] •~~


Silsilah al-Fawaid as-Salafiyyah  ~~• [ 15 ] •~~

Asy-Syaikh al-'Allamah Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah berkata,

"Tidak cukup bagi seseorang, bahwa dia sudah mengerti Tauhid dan mengamalkannya. Namun dia harus MENGERTI PULA LAWANNYA, yaitu SYIRIK. Karena khawatir bakal terjatuh padanya, dan merusak tauhidnya. Barangsiapa yang tidak mengerti tentang sesuatu, sangat dikhawatirkan dia terjatuh padanya.

✒ Sebagaimana dikatakan oleh Amirul Mukminin ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, “Sangat dikhawatirkan akan lepas ikatan Islam seutas demi seutas, apabila muncul dalam Islam orang-orang yang tidak mengerti tentang Jahiliyyah.”

Karena dia tidak mengerti perkara-perkara jahiliyyah, atau mengiranya sebagai sesuatu yang baik padahal termasuk perkara jahiliyyah. Maka akibat kebodohannya terhadap hakekat sesuatu tersebut, sesuatu itu menjadi rancu bagi dia, sehingga dia pun melakukannya padahal itu termasuk perkara jahiliyyah.

Demikian pula, yang lebih berbahaya lagi, orang yang tidak mengerti tentang Syirik, tempat-tempat masuknya, dan macam-macamnya, serta bahaya-bahayanya, maka dia sangat-sangat dikhawatirkan untuk terjatuh dalam kesyirikan dalam keadaan dia tidak tahu/tidak menyadari. Karena jahil (kebodohan) itu merupakan penyakit yang mematikan.

Seorang penyair mengatakan,

'Sesuatu itu akan ditampakkan keindahannya oleh lawannya. Maka dengan lawannya, sesuatu bisa menjadi jelas.'

...

Demikian pula, tidak akan tahu nilai mahal Tauhid, keutamaan Tauhid, dan tahqiq Tauhid, kecuali orang yang mengenal kesyirikan dan perkara-perkara jahiliyyah supaya dia menjauhinya, dan menjaga kemurnian Tauhidnya.

[ I'anatu al-Mustafid, Syarh Kitab at-Tauhid oleh Ma'ali asy-Syaikh DR. Shalih bin Fauzan al-Fauzan ]


--------------------------

Silsilah al-Fawaid as-Salafiyyah ~• [ 16 ] •~


Pentingnya Mengetahui Kebatilan dan Syubhat, untuk diketahui Bantahannya dan Dijauhi
--------------

Asy-Syaikh al-'Allamah Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah berkata,

" ... Dari sini tampaklah kesalahan kesalahan mereka yang mengatakan 'tidak ada perlunya kita mempelajari aqidah-aqidah yang batil, dan kita mengetahui madzhab-madzhab batil. Tidak ada perlunya kita membantah mu'tazilah dan jahmiyyah. Karena kelompok-kelompok tersebut telah hilang dan sirna. Ajarkan pada umat ini Tauhid, cukup sudah.'

Atau sebagian lagi mengatakan, 'Mereka tidak perlu lagi diajari Tauhid, karena mereka adalah anak-anak fitrah, tumbuh di negeri muslimin. Ajarkan kepada mereka ilmu-ilmu dunia: ilmu produksi dan kemodernan. Adapun Tauhid, mereka sudah dapat pelajaran tersebut dengan fitrahnya atau dari lingkungannya.'

Ada lagi yang mengatakan, 'Umat sudah melewati masa-masa khurafat. Karena mereka sekarang sudah mendapatkan wawasan dan pengetahuan. Sehingga tidak mungkin lagi mereka terjatuh dalam kesyirikan setelah itu. Syirik itu adanya pada zaman Jahiliyyah. Ketika manusia masih polos.'

Mereka menamakan syirik dalam ibadah sebagai syirik polos/biasa. Adapun syirik sebenarnya menurut mereka adalah apa yang dinamakan dengan syirik politik, atau syirik penguasa, atau syirik hakimiyyah.

Oleh karena itu mereka tidak mementingkan untuk mengingkari kesyirikan yang para rasul diutus untuk mengingkarinya (yaitu syirik Ibadah, pen). mereka meletakkan pengingkaran mereka pada syirik hakimiyyah saja.

Ini semua di antara tipu daya syaitan terhadap Bani Adam. … sesungguhnya di sana ada orang-orang yang membuat umat tidak lagi mau mempelajari tauhid, mempelajari syirik, mengenali syubhat dan kesesatan, mengajak umat untuk meninggalkan perkara-perkarat tersebut.

Ini semua, bisa jadi karena kejahilan (kebodohan) mereka dan karena mereka tidak mengerti, atau bisa jadi karena mereka hendak 'menyusup'kan kesesatan di tengah-tengah muslimin dan ingin merusak aqidah muslimin.

Maka kita HARUS WASPADA dari fenomena ini. Kita mendengar ada yang mengatakan, 'mempelajari aqidah mu'tazilah dan bagaimana membantah mereka, adalah seperti merajam kuburan. Karena mereka (tokoh-tokoh mu'tazilah itu) sudah mati.'

Kita jawab, "Ya Subhanallah. Memang benar mereka telah mati sosok-sosok mereka. Namun aqidah mereka masih tetap ada. Syubhat-syubhat mereka tetap ada. Kitab-kitab mereka masih dicetak dan ditahqiq sekarang, dibiayai untuk itu, serta dipromosikan. Maka bagaimana kita akan dikatakan biarkan mereka karena sudah mati??!!

Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan syubhat-syubhat kaum musyrikin dari umat-umat terdahulu, baik Fir'aun, Haman, Qarun, kaum Nuh, 'Ad, dan Tsamud, dll padahal mereka adalah umat yang sudah musnah. Namun Allah menyebutkan syubhat-syubhat mereka dan bantahan atasnya.

Yang dilihat bukan sosok-sosoknya, namun yang dilihat adalah aqidah dan kebatilannya. Yang dilihat adalah syubhat-syubhatnya, dan masing-masing kaum itu ada pewarisnya."

[ I'anatu al-Mustafid,Syarh Kitab at-Tauhid oleh Ma'ali asy-Syaikh DR. Shalih bin Fauzan al-Fauzan ]


---------------------------

Silsilah al-Fawaid as-Salafiyyah ~~• [ 17 ] •~~


Apakah Kebenaran Manhaj, Ada Kaitannya dengan Jannah (Surga) dan Nar (neraka)?

Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah :

"Ya. Manhaj apabila benar, maka pemiliknya menjadi termasuk penduduk al-Jannah (surga). Apabila dia berjalan di atas manhaj Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan manhaj as-Salaf ash-Shalih maka dia menjadi termasuk penduduk al-Jannah, biidznillah.

Sebaliknya, apabila dia berjalan di atas manhaj sesat, maka dia terancam dengan neraka.

Jadi, benar tidaknya manhaj itu berkonsekuensi jannah atau neraka."

[al-Ajwibah al-Mufidah, pertanyaan no: 47 ]


----------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Dipersilakan untuk menyebarluaskan isi dari blog ini untuk kepentingan da'wah, tanpa tujuan komersil dengan menyertakan URL sumber. Jazakumullohu khairan."