Jika manusia jauh dari tuntunan Al-Kitab dan
Sunnah, maka ia akan terjerumus dalam kubang-kubang kesesatan yang gelap,
walaupun ia menyangka dirinya mendapatkan petunjuk. Ambil sebagai contoh,
Jahmiyyah (sekte sesat binaan Jahm bin Shofwan) telah
terjatuh dalam kesesatan, saat mereka menyangka bahwa kalamullah
(ucapan dan firman Allah) –diantaranya, Al-Qur’an- adalah makhluk diantara
makhluk-makhluk ciptaan Allah. Padahal jika mereka mau kembali kepada Al-Qur’an,
dan Sunnah menurut pemahaman salaf (yakni, para sahabat, tabi’in, dan
ulama’-ulama’ yang mengikuti mereka), niscaya tak akan menyatakan bahwa
Al-Qur’an adalah makhluk, bahkan Al-Qur’an adalah firman dan ucapan Allah.
Sedangkan firman dan ucapan-Nya adalah sifat Allah, bukan makhluk !!
Banyak sekali dalil yang menguatkan bahwa
Al-Qur’an adalah kalamullah (ucapan dan firman Allah), bukan makhluk.
Dalil-dalil tersebut, ada baiknya kita bawakan agar menguatkan aqidah, dan iman
kita.
-
Dalil dari Al-Qur’an Al-Karim
Allah -Ta’ala- telah mencela suatu kaum
di dalam Al-Qur’an, karena mereka meyakini bahwa Al-Qur’an itu adalah ucapan
manusia alias makhluk,
"Lalu dia berkata: "(Al Quran) Ini tidak lain
hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini tidak lain
hanyalah perkataan manusia". Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar.
Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?". (QS.
Al-Muddatstsir: 24-27).
Ahli Tafsir Negeri Syam, Al-Hafizh Ibnu
Katsir Ad-Dimasyqiy-rahimahullah- berkata
menafsiri ayat ini, "Allah -Ta’ala- berfirman dalam memberikan ancaman
kepada orang keji ini, yang telah Allah berikan nikmat kepadanya, yaitu
nikamt-nikmat duniawi. Lalu ia mengingkari nikmat-nikmat Allah, dan menggantinya
dengan kekafiran; membalasnya dengan pengingkaran terhadap ayat-ayat Allah, dan
mengada-ada atasnya; ia menganggapnya termasuk ucapan manusia". [Lihat
Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim (4/568)]
Jadi, Al-Qur’an adalah firman Allah, bukan
makhluk, dan bukan pula ucapan manusia. Segala sesuatu dari Al-Qur’an adalah
firman Allah, baik yang tertulis dalam mushaf, diucapkan oleh manusia, direkam
dalam kaset, dan lainnya; semua itu adalah firman Allah, bukan makhluk. Walaupun
suara manusia, kertas dan tinta yang dipakai menulis, dan kaset yang dipakai
merekam; semua itu adalah makhluk. Adapun yang disuarakan, ditulis, direkam,
maka itu adalah firman Allah, bukan makhluk.
Allah -Ta’ala- berfirman,
"Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila dia
berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, Maka (cukuplah) dia hanya mengatakan
kepadanya, "Jadilah!", lalu jadilah ia". (QS.
Al-Baqoroh: 117).
Allah menjelaskan bahwa jika Dia menghendaki
sesuatu, dan telah memutuskan (penciptaan)nya, maka Dia hanya berfirman,
"Jadilah", lalu jadilah hal itu. Jadi, Allah menciptakannya dengan
firman-Nya. Ayat ini membedakan antara firman-Nya yang merupakan sifat-Nya dan
antara makhluk-Nya yang tercipta dengan perintah, dan ucapan-Nya. [Lihat
Al-Ushul allati Banaa alaiha Ahlul Hadits Manhajahum fid Da'wah
ilallah (hal. 214), cet. Dar Adh-Dhiya']
Allah -Ta’ala- berfirman,
"Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan
kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil),
semua ayat (keterangan), maka mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamu pun
tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan
mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti
keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, Sesungguhnya
kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zhalim". (QS. Al-Baqoroh: 145).
Sesungguhnya Al-Qur’an yang merupakan
kalamullah adalah ilmu Allah -Ta’ala-. Barangsiapa yang
menyangka bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, maka sungguh ia telah menyangka bahwa
ilmu Allah adalah makhluk. Na’udzu billah min dzalik. [Lihat
Al-Ushul allati Banaa alaiha Ahlul Hadits Manhajahum fid Da'wah
ilallah (hal. 214), cet. Dar Adh-Dhiya']
-
Dalil dari Sunnah Nabawiyyah
Abdullah bin Umar -radhiyallahu ‘anhu-
berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah -Shallallahu
‘alaihi wa sallam- bersabda,
أَوَّلُ مَا خَلَقَ اللهٌ تَعَالَى
الْقَلَمُ, فَأَخَذَهُ بِيَمِيْنِهِ وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِيْنٌ, قَالَ: فَكَتَبَ
الدُّنْيَا وَمَا يَكُوْنُ فِيْهَا مِنْ عَمَلٍ مَعْمُوْلٍ: بِرٍ أَوْ فُجُوْرِ,
رَطْبٍ أَوْ يَابِسٍ
"Makhluk yang paling pertama Allah -Ta’ala-
ciptakan adalah al-qolam (pena). Kemudian Allah mengambilnya dengan tangan
kanan-Nya. Sedang kedua tangan-Nya adalah kanan. Lalu Allah menetapkan adanya
dunia, dan segala sesuatu yang terdapat di dalamnya berupa amalan baik yang
dikerjakan, maupun amalan jelek; yang basah, maupun kering". [HR. Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah (106), dan
Al-Ajurriy dalam Asy-Syari'ah (hal. 180). Hadits ini
di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Zhilal
Al-Jannah (1/42)
Hadits ini menunjukkan bahwa
Al-Qolam (pena) adalah makhluk
pertama yang Allah ciptakan, sedang kalamullah (ucapan Allah)
telah ada sebelum Al-Qolam. Bahkan Al-Qolam tercipta dengan kalamullah.
Maka ini menunjukkan bahwa kalamullah adalah sifat Allah, bukan makhluk
ciptaan-Nya.
Al-Imam Ahmad-rahimahullah- berkata, "Syaikh ini (Yakni, Abbas An-Narsiy)
telah menunjuki kita kepada sesuatu yang belum kita pahami, yaitu sabdanya,
"Sesungguhnya sesuatu yang paling pertama Allah ciptakan adalah Al-Qolam",
sedang Al-Kalam (firman Allah) ada sebelum Al-Qolam". [HR. Al-Ajurriy dalam
Asy-Syari'ah (no. 178)]
-
Dalil berupa Ijma’ Para Salaf
Keyakinan seperti ini telah diyakini oleh seluruh
orang-orang awam di zaman para sahabat, apalagi para ulama’ mereka, sebab
perkara jelas dan gamblang seperti ini telah dikuatkan dan dijelaskan
dalil-dalil dalam Al-Kitab dan As-Sunnah An-Nabawiyyah.
Al-Imam Abu Muhammad Ibnu Qutaibah
Ad-Dainuriy-rahimahullah- (wft 276 H)
berkata, "Andai mereka (yang berpendapat Al-Qur’an adalah makhluk) mau
menajamkan pandangannya, dan diberikan sekeping taufiq, niscaya mereka akan
mengetahui bahwa tidak mungkin Al-Qur’an itu adalah makhluk. Karena Al-Qur’an
adalah kalamullah (firman Allah). Sedang kalamullah dari Allah. Tak ada sesuatu
yang berasal dari diri Allah yang merupakan makhluk". [Lihat
Ta'wil Mukhtalaf Al-Hadits (hal. 259)]
Inilah aqidah (keyakinan) yang bercokol di hati
kaum muslimin dari zaman kenabian sampai hari ini; Ahlus Sunnah terus meyakini
bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah (ucapan Allah), bukan makhluk ciptaan Allah.
Abu Bakr bin Ayyasy-rahimahullah- berkata, "Barangsiapa yang menyangka bahwa
Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia menurut kami adalah kafir lagi zindiq, dan
musuh Allah; kami tak akan menemaninya duduk, dan tak akan mengajaknya
berbicara". [HR. Al-Ajurriy dalam Asy-Syari'ah
(no. 163), Abu Dawud dalam Al-Masa'il
(hal. 267), dan Al-Bukhoriy dalam Kholq Af'al Al-Ibad
(hal. 119)]
Ulama’ tabi’in, Amr bin
Dinar-rahimahullah- (wft 126 H) berkata menghikayatkan ijma’
para salaf dalam perkara ini,
سَمِعْتُ مَشِيْخَنَا مُنْذُ سَبْعِيْنَ
يَقُوْلُوْنَ
:الْقُرْآنُ كَلاَمُ اللهِ, لَيْسَ بِمَخْلُوْقٍ
"Aku telah mendengarkan para guru-guru kami
berkata sejak 70 tahun, "Al-Qur’an adalah kalamullah, bukan
makhluk". [HR. Al-Baihaqiy dalam Syu'abul
Iman (1/190)]
Seorang ulama’ Syafi’iyyah, Al-Imam Abu
Bakr Al-Baihaqiy-rahimahullah- berkata,
"Guru-gurunya Amr bin Dinar adalah sekelompok sahabat, dianataranya Abdullah
bin Abbas, Abdullah bin Umar, Jabir bin Abdillah, Abdullah bin Az-Zubair, dan
para pembesar tabi’in". [Lihat Syu'abul Iman
(1/190), cet. Dar Al-Jiil]
Inilah aqidah para sahabat yang menetapkan bahwa
Al-Qur’an adalah ucapan Allah, bukan makhluk. Keyakinan ini terus diyakini oleh
generasi setelahnya. Sekarang kita dengarkan Al-Imam
Ash-Shobuniy-rahimahullah- (wft 449 H) dalam
Aqidah As-Salaf (hal. 40) berkata, "Ashabul Hadits
(yakni, Ahlus Sunnah wal Jama’ah) mempersaksikan, dan meyakini bahwa Al-Qur’an
adalah kalamullah (ucapan Allah), Kitab-Nya, wahyu-Nya, dan sesuatu yang Allah
turunkan, bukan makhluk!! Barangsiapa yang meyakini bahwa Al-Qur’an adalah
makhluk, maka ia kafir di sisi Ahlus Sunnah".
Keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah, bukan
makhluk, bukan cuman diyakini oleh para tabi’in, bahkan para imam ahli fiqih pun
yang datang setelahnya juga meyakininya.
Al-Imam Al-Barbahariy-rahimahullah- berkata dalam kitabnya Syarhus
Sunnah (hal. 71), "Al-Qur’an adalah
kalamullah (firman Allah), sesuatu yang turunkan, dan cahaya-Nya, bukan makhluk,
karena Al-Qur’an dari diri Allah. Apa saja yang berasal dari diri Allah, maka
bukan makhluk. Demikianlah yang dinyatakan oleh Malik bin Anas, Ahmad bin
Hambal, para ahli fiqih, sebelum dan setelah keduanya; berdebat tentangnya
adalah kekafiran".
Silakan dengar Imam Ahlis Sunnah, Ahmad
bin Hambal Asy-Syaibaniy-rahimahullah- berkata,
وَالْقُرْآنُ كَلاَمُ اللهِ, وَلَيْسَ
بِمَخْلُوْقٍ, وَلاَ تَضْعُفْ أَنْ تَقُوْلَ: لَيْسَ بِمَخْلُوْقٍ, فَإِنَّ كَلاَمَ
اللهِ مِنْهُ, وَلَيْسَ مِنْهُ شَيْءٌ مَخْلُوْقٌ
"Al-Qur’an adalah kalamullah (firman Allah),
bukan makhluk. Jangan kau canggung untuk berkata, "Dia bukan makhluk", karena
firman Allah dari Allah. Sedang tak ada dari diri-Nya sesuatu berupa makhluk".
[Lihat Syarh Ushul I'tiqod Ahlis Sunnah wal
Jama'ah (1/157)]
Seorang ulama’ Malikiyyah, Al-Imam Ibnu
Abi Zaid Al-Qoirowaniy-rahimahullah- berkata dalam
Risalah-nya, "Allah telah berbicara dengan Musa
dengan kalam-Nya (firman-Nya) yang merupakan sifat dzatiyyah-Nya, bukan makhluk
diantara makhluk-makhluk-Nya". [Lihat Qothful Janaa
Ad-Dani (hal. 45) karya Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad]
Inilah keyakinan dan aqidah yang harus dianut oleh
setiap muslim, karena itu adalah kebenaran yang dilandasi oleh dalil-dalil dari
Al-Qur’an dan Sunnah Nabawiyyah, bahkan ijma’ para As-Salafush Sholeh.
Al-Imam Abu Ja’far
Ath-Thohawiy-rahimahullah- (wft 321 H)
berkata saat menyebutkan aqidah Ahlus Sunnah, "Al-Qur’an adalah kalamullah
(firman Allah). Dari-Nya Al-Qur’an muncul -tanpa kaifiyyah-, dalam bentuk
ucapan; Allah menurunkannya kepada Rasul-Nya dalam bentuk wahyu. Al-Qur’an telah
dibenarkan oleh orang-orang beriman dengan benar; mereka meyakini bahwa
Al-Qur’an adalah kalamullah secara hakiki, bukan makhluk sebagaimana halnya
ucapan manusia. Barangsiapa yang mendengarnya, dan menyangkanya sebagai ucapan
manusia , maka ia kafir". [Lihat Al-Aqidah Ath-Thohawiyyah
(hal. 41)]
Al-ImamIbnu Abil Izz Al-Hanafiy-rahimahullah- berkata,
"Apa yang dihikayatkan oleh Ath-Thohawiy -rahimahullah-, itulah yang benar,
telah ditunjukkan oleh dalil-dalil dari Al-Kitab dan Sunnah bagi yang
mentadabburinya. Itu juga dikuatkan oleh fithrah selamat yang belum berubah
dengan (pengaruh) syubhat, keraguan, dan pemikiran-pemikiran batil". [Lihat
Syarh Al-Aqidah Ath-Thohawiyyah (hal. 168), cet. 1391
H]
Inilah beberapa nukilan dan pernyataan Ahlus
Sunnah wal Jama’ah dari zaman ke zaman bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah
(ucapan, dan firman Allah), bukan makhluk. Barangsiapa yang menyangka –seperti
halnya orang Jahmiyyah- bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, maka ia kafir.
Al-Imam Asy-Syafi’iy-rahimahullah- berkata, "Al-Qur’an adalah ucapan Allah -Azza
wa Jalla-, bukan makhluk. Barangsiapa yang berkata, "Al-Qur’an adalah makhluk",
maka ia kafir". [HR. Al-Ajurriy dalam
Asy-Syari'ah (1/224)]
Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 78 Tahun II. Penerbit : Pustaka
Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel.
Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu
Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al
Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa.
Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu
Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary (085255974201).
(infaq Rp. 200,-/exp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar