Keutamaan Menuntut Ilmu Syar'i (Bagian
1)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Al Ustadz Abu
Hamzah Yusuf Al Atsary
(Bagian 1)
Keutamaan Menuntut Ilmu dan Kedudukan
Ulama
Tidak diragukan lagi bahwasanya pengetahuan para
penuntut ilmu terhadap kemuliaan yang besar yang akan mereka dapati dengan
menuntut ilmu dan kedudukan yang tinggi yang akan mereka peroleh, akan
menjadikan mereka paling bersemangat dalam menempuh jalannya ilmu dan belajar,
dan beradab dengan adab-adab yang syar'i yang akan menambah kedudukan dan
keutamaan mereka di sisi Allah Subhaanah, serta akan meninggikan kemuliaan
mereka dan akan terbuktilah kemanfaatan mereka terhadap
manusia.
Ayat-ayat Al-Qur`an yang Menjelaskan Keutamaan
Menuntut Ilmu dan Kedudukan Ulama
Allah Ta'ala berfirman menerangkan keutamaan ulama dan
apa-apa yang mereka miliki dari kedudukan dan ketinggian:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ
لاَ يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الأَلْبَابِ
"Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Az-Zumar:9)
Dan Allah juga berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat."
(Al-Mujaadilah:11)
Ditinggikannya derajat dengan beberapa derajat, ini
menunjukkan atas besarnya keutamaan, dan ketinggian di sini mencakup ketinggian
maknawiyyah di dunia dengan tingginya kedudukan dan bagusnya suara (artinya
dibicarakan orang dengan kebaikan) dan mencakup pula ketinggian hissiyyah (yang
dirasakan oleh tubuh dan panca indera) di akhirat dengan tingginya kedudukan di
jannah. (Fathul Baarii 1/141)
Di antara dalil yang menunjukkan atas keutamaan ilmu dan
wajibnya meminta tambahan darinya adalah firman Allah Ta'ala yang memerintahkan
Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam:
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
"Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
(agama)." (Thaahaa:114)
Allah Subhaanahu Wa Ta'ala tidaklah memerintahkan
Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam untuk meminta tambahan dari sesuatu
kecuali meminta tambahan dari ilmu dan ilmu yang dimaksudkan di sini adalah ilmu
syar'i yang akan menjadikan seorang hamba mengenal Rabbnya Subhaanah dan
mengetahui apa-apa yang diwajibkan atas seorang mukallaf dari perkara agamanya
dalam ibadah dan muamalahnya. (Fathul Baarii 1/141)
Sungguh Allah telah memuliakan ilmu dan ulama dengan
memberikan kepada mereka kebaikan yang umum dan menyeluruh sebagaimana
diterangkan dalam firman-Nya:
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ
الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُو
الأَلْبَابِ
"Allah menganugrahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam
tentang Al-Qur`an dan As-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan
barangsiapa yang dianugrahi Al- Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi
karunia yang banyak. Dan hanya orang- orang yang berakallah yang dapat mengambil
pelajaran." (Al-Baqarah:269)
Berkata Mujahid: Allah menganugrahkan Al-Hikmah, yaitu
ilmu dan pemahamannya. (Akhlaaqul 'Ulamaa`, Al-Imam Abu Bakr Al-Ajurriy
hal.9)
Demikian juga di antara dalil-dalil yang menguatkan akan
pentingnya ilmu dan keharusan mencarinya adalah firman Allah
Ta'ala:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ
لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan
(Yang berhak diibadahi) melainkan Allah, dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan
bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan."
(Muhammad:19)
Maka (seseorang) harus memulai dengan ilmu sebelum
beramal sebagaimana dikatakan oleh Al-Imam Al-Bukhariy,
باب العلم قبل القول والعمل
(Shahiihul Bukhaariy, Kitaabul 'Ilmi, Baabul 'Ilmi
Qablal Qauli wal 'Amal)
Adapun ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mempunyai
buah yang agung, dan yang paling menonjolnya adalah adanya rasa khasy-yah kepada
Allah Subhaanah dari pemiliknya. Maka ulama adalah manusia yang paling takut
kepada Rabbnya, karena apa yang telah mereka pelajari dari ilmu yang akan
menambah pengetahuan mereka kepada Rabbnya dan akan mengokohkan keimanan yang
ada pada hati-hati mereka. Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ
الْعُلَمَاءُ
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama." (Faathir:28)
Ulama adalah orang-orang yang mempunyai pengetahuan yang
lurus dan pemahaman yang mendalam, Allah Ta'ala berfirman:
وَتِلْكَ الأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا
يَعْقِلُهَا إِلاَّ الْعَالِمُونَ
"Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk
manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu."
(Al-'Ankabuut:43)
Bersambung..... insya
Allah
(Diringkas dari kitab Aadaabu Thaalibil 'Ilmi, karya
Doktor Anas Ahmad Karzun, hal. 10-18)
[Dinukil dari Buletin Al Wala wal Bara, Diterbitkan oleh
Ma'had Adhwa'us Salaf Bandung, Edisi ke-20 Tahun ke-3 / 15 April 2005 M / 06
Rabi'ul Awwal 1426 H]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar