“Demi Allah!! Anda harus tetap duduk! Jangan berdiri”
Sumpah di atas yang disandingkan dengan
permohonan agar tetap duduk diucapkan Umar bin Abdul Aziz kepada tamunya
: Raja’ bin Haiwah, seorang ulama besar asal Palestina di masa
tersebut. Malam itu Raja’ bin Haiwah datang bertamu dan menginap di
rumah Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz Sang Khalifah Adil.
Pelita minyak yang menerangi ruangan tempat mereka berbincang-bincang
nampak mulai meredup. Raja’ bin Haiwah lalu berinisiatif untuk
memperbaiki pelita tersebut. Saat Raja’ bangkit berdiri, Umar bin Abdul
Aziz menahan beliau sambil mengucapkan sumpah di atas.
Raja’ bin Haiwah terheran-heran dengan sikap Sang Khalifah,
Raja’ bin Haiwah terheran-heran dengan sikap Sang Khalifah,
“Apakah Anda sendiri yang akan memperbaiki? Anda adalah seorang Amirul Mukminin…”
“Saat berdiri tadi, aku adalah Umar bin Abdul Aziz. Ketika kembali lagi, aku pun tetap Umar bin Abdul Aziz”
Subhaanallah! Luar biasa sekali sikap di
atas! …”Aku adalah Umar bin Abdul Aziz,bukan karena telah menjadi
Amirul Mukminin lantas Aku bukan lagi seorang Umar bin Abdul Aziz…”
Umar bin Abdul Aziz telah mencontohkan secara nyata kepada kita tentang
sebuah sisi dari sikap Mengendapkan Rasa…Ya,rasa ingin selalu dilayani
oleh orang lain adalah salah satu rasa yang mesti kita endapkan.Justru
kita dituntut untuk selalu berpikir kemudian dilanjutkan dengan tindakan
nyata, bagaimanakah melayani orang lain?
Dengan posisi sebagai seorang pemimpin besar Islam,Umar bin Abdul Aziz
sejatinya layak untuk dilayani.Akan tetapi,beliau lebih memilih untuk
merealisasikan sabda Nabi di dalam hadits Abu Hurairah riwayat Muslim
(2588) ;
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ“Tidak seorang pun bersikap merendah karena Allah melainkan ia pasti semakin ditinggikan derajatnya oleh Allah”
Pemimpin dengan jiwa melayani adalah
dambaan setiap insan… Benar begitu, bukan? Apalagi saat-saat ini… Saat
setiap mata dan telinga selalu disibukkan dengan calon pemimpin negeri…
Siapapun pasti berharap, pemimpin terpilih esok waktu adalah seorang
pemimpin yang berjiwa melayani, memperhatikan rakyat, tidak semena-mena,
sederhana dan berusaha sederajat dengan rakyatnya.
Berbicara tentang pemimpin dambaan semacam di atas, pasti segera
melambungkan kita kembali kepada kenangan manis Umar bin Khatab,
Khalifah Kedua di dalam sejarah Islam. Sepatutnya setiap pemimpin
meneladani sifat-sifat beliau yang sangat elok untuk diteladani.
Umar bin Khatab adalah tipe seorang pemimpin yang sangat peduli dengan rakyatnya.
“Andai saja seekor kambing mati di tepi sungat Furat karena tersesat jalannya,aku yakin Allah akan meminta tanggung jawabku pada hari kiamat nanti”, tutur beliau.
Bayangkan saja! Jangankan seorang warga…
seorang rakyat… seekor kambing milik rakyat saja beliau nyatakan
sebagai bagian dari amanat dan tanggung jawab beliau. Bukankah pemimpin
semacam ini yang sedang kita cari?
Umar bin Khatab adalah seorang pemimpin yang berusaha untuk sama-sama
merasakan penderitaan rakyatnya. Musim paceklik pernah menyerang… Hujan
telah sekian lama tidak tercurah, tanah menjadi kering kerontang gersang
dan kelaparan merata di mana-mana. Tahun itu dikenal dengan sebutan
Tahun Ar Ramaadah.
Hanya roti gandum dan minyak dari susu sapi yang dimakan oleh Umar bin
Khatab… Pemimpin tertinggi kaum muslimin…Seorang pemimpin dari daratan
dan lautan yang membentang hingga separuh bumi… Hanya makan roti biasa
dengan minyak dari susu sapi?
“Aku tidak sampai hati makan hingga kenyang… Sementara anak-anak kaum muslimin mengalami kelaparan”,demikian kata Umar untuk kita.
Semoga Allah merahmati Umar… Hati ini
tergetar, jiwa ikut bergemuruh dan hampir saja kedua pelupuk mata basah
tergenangi air mata ketika membaca kisah kecil di atas… Akankah ada
pemimpin semacam beliau yang akan kita miliki ?
Umar bin Khatab adalah seorang pemimpin sederhana dan bersahaja.
Hurmuzan… seorang pejabat tinggi kerajaan Persia datang ke kota Madinah
untuk menemui Umar bin Khatab..Dengan menggunakan pakaian mewah beserta
atribut-atribut kerajaan,Hurmuzan diantar untuk menemui Umar yang sedang
tidur beristirahat di dalam masjid.
“Dimanakah Umar?”,tanya Hurmuzan.
Para sahabat yang mengantar lalu memberikan isyarat, “Orang itulah Umar bin Khatab”
Hurmuzan heran,”Loh… dimana para pengawalnya”
“Umar tidak membutuhkan pengawal”, kata para sahabat.
Hurmuzan lalu mengatakan kepada Umar :
“Anda telah memimpin dengan adil sehingga Anda selalu merasa aman. Sehingga Anda pun dapat tidur dengan tenang”
Subhaanallah!
Pemimpin yang adil pasti dapat tidur dengan tenang.Ia akan selalu merasa aman walau tanpa pengawalan. Sebab… Allah lah yang akan menjaga dan melindunginya.. Bukankah pemimpin adil semacam ini yang sedang kita tunggu-tunggu?
Pemimpin yang adil pasti dapat tidur dengan tenang.Ia akan selalu merasa aman walau tanpa pengawalan. Sebab… Allah lah yang akan menjaga dan melindunginya.. Bukankah pemimpin adil semacam ini yang sedang kita tunggu-tunggu?
Ah… kenapa kita juga belum tersadar ?
Apakah masing-masing kita tidak menyadari bahwa dirinya adalah seorang
Pemimpin…? Kenapa setiap kali berbicara tentang Pemimpin, kita selalu
membahas dan membicarakan orang lain?
Sekali lagi…. Anda adalah seorang Pemimpin… Walau lingkup dan areanya
kecil dan tidak terlalu luas, namun sadarlah bahwa Anda adalah seorang
Pemimpin… Keluarga, tetangga dan kawan-kawan Anda adalah rakyatnya…
Kenapa kita berharap muncul seorang pemimpin yang melayani? Seorang
pemimpin yang peduli dengan rakyat? Seorang pemimpin yang adil? Seorang
pemimpin yang bersahaja? Sementara kita sendiri pun seharusnya menjadi
pemimpin yang demikian…
Kenapa tidak kita sendiri yang mewujudkannya? Istri Anda… anak-anak
Anda… orangtua Anda… tetangga Anda… kawan-kawan Anda… bawahan dan
pegawai Anda… Semuanya berharap agar Anda menjadi seorang pemimpin yang
selalu melayani mereka, memperhatikan mereka, bersikap adil kepada
mereka dan bersahaja dalam bersikap kepada mereka.
Mengapa benak kita selalu terpaku kepada pemimpin tertinggi di negeri
ini? Lalu kita lupa bahwa kita pun ditugaskan Allah untuk menjadi
seorang pemimpin…
Rasulullah bersabda di dalam hadist Abdullah bin Umar riwayat Bukhari dan Muslim ;
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِه“Masing-masing kalian adalah seorang pemimpin…Dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban nya pada hari kiamat nanti”
Ingat-ingatlah selalu bahwa Anda adalah
seorang pemimpin! Oleh sebab itu, berusahalah belajar mengendapkan rasa
“untuk selalu ingin dilayani”… Orang lain pun merasa senang dan
tersanjung jika Anda melayaninya… Sering-seringlah memberi sebab kita
pun sangat senang jika diberi…
Hidup di dunia ini memang untuk saling
berbagi dan memberi… Melayani dan dilayani…maka, marilah menjadi pelayan
yang baik… Terutama kepada orang-orang yang kita cintai… Jangan karena
merasa menjadi seorang pemimpin lantas selalu ingin
dilayani…Sesungguhnya pemimpin yang baik adalah pemimpin yang selalu
melayani…
Contohlah Umar bin Khatab…Contohlah pula Umar bin Abdul Aziz…
00000___________________00000
_Abu Nasim Mukhtar “iben” Rifai La Firlaz_
_di tengah gelapnya di sebuah malam Ramadhan 1434 H_00.35_
dengan harapan membuncah_ya Allah ampunilah dosa hamba Mu ini_
sumber: http://www.ibnutaimiyah.org/2013/12/pemimpin-itu-pelayan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar