[ Bantahan terhadad Ahlul Ahwa bukanlah tindakan Mencari-cari Aib]
Bantahan terhadap ahlul ahwa’, ahlul bid’ah, dan orang-orang yang terang-terangan dalam maksiat
bukan termasuk upaya mencari-cari ketergelinciran, bukan pula
mencari-cari aib dan kesalahan, bukan pula upaya menampakkan
kejelekan-kejelekan, sebagaimana dianggap oleh sebagian orang yang lemah
pemahamannya, dan rancu padanya urusan kebenaran akibat kekurangannya
dalam bidang ilmu.
Bahkan itu (bantahan tersebut)
termasuk jihad fi sabilillah dengan pena dan lisan, karena di dalamnya
merupakan upaya menghancurkan kebatilan, menjelaskan kebenaran, dan
memberikan nasehat kepada umat.
Berapa banyak kitab ditulis tentang bantahan terhadap ahlul ahwa’, ahlul bid’ah, dan orang-orang yang terang-terangan dalam maksiat,
yang kitab tersebut ditulis dengan penuh keadilan. Mendebat mereka
dengan dalil-dalil al-Qur’an dan as-Sunnah, demi menegakkan kebenaran
dan agar dipahami kebenaran tersebut, sebaliknya gugurlah kebatilan satu
persatu, sehingga bisa diketahui (kebatilan-kebatilan tersebut).
[ al-Ajwibah as-Sadidah 'an al-As'ilah ar-Rasyidah II/128 ]
* * *
[ Salafiyyah meliputi Aqidah dan Amal ]
Manhaj Salaf dan para ‘ulama
yang mengikuti mereka, tidak terbatas hanya pembahasan i’tiqad saja.
Namun manhaj tersebut meliputi aqidah dan amal. Bahkan mengandung kata
amal secara makna. Atas dasar ini, SALAFIYYAH adalah AQIDAH dan AMAL.
[ al-Ajwibah as-Sadidah 'an al-As'ilah ar-Rasyidah II/321 ]
* * *
[ at-Tashfiyyah dan at-Tarbiyyah ]
Manhaj at-TASHFIYYAH dan
at-TARBIYYAH itu telah pasti keberadaannya pada ‘ulama salaf. Diketahui
dari para ‘ulama terkemuka mereka dengan penelitian.
Yang dimaksud dengan
at-TASHFIYYAH dalam maknanya secara umum adalah MEMBERSIHKAN al-Haq dari
kebatilan, MEMBERSIHKAN kebaikan dari keburukan. Adapun secara khusus
adalah MEMBERSIHKAN as-SUNNAH yang indah dan AHLUS SUNNAH dari bid’ah
yang menyesatkan dan para pembelanya.
Adapun yang dimaksud dengan
at-TARBIYYAH adalah dakwah (mengajak) seluruh mukallaf agar beradab dan
berakhlak dengan wahyu/syari’at yang diturunkan untuk mereka oleh Rabb
mereka kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad – Shallallahu ‘alaihi wa sallam –
agar dijadikan sebagai akhlak, adab, dan pedoman. Karena kehidupan dan
kondisi mereka tidak akan menjadi baik kecuali dengan itu
(wahyu/syari’at tersebut). Kita berlindung kepada Allah dari selain itu.
[ al-Ajwibah as-Sadidah 'an al-As'ilah ar-Rasyidah II/322 ]
* * *
[ Pentingnya Rudud dan al-Jarh wa at-Ta'dil ]
Suatu fenomena yang jelas dan
terang dari para salaf dan ‘ulama yang mengikuti mereka, yaitu
benar-benar para penuntut ilmu di setiap tempat dan zaman sangat
membutuhkan untuk mengetahui kitab-kitab rudud (bantahan) terhadap ahlul ahwa’ dan ahlul bid’ah, juga untuk mengenal kitab-kitab al-Jarh wa at-Ta’dil. Agar mereka waspada tidak tertipu dengan orang-orang majruhin (yang telah dijarh/dicela/dicerca
oleh para ‘ulama), dan agar mereka selamat dari kejelekan para ahlul
bid’ah. Berikutnya, agar mereka menjadi para penjaga aqidah yang
selamat, dan para pembela Sunnah Shahihah yang lurus.
[ al-Ajwibah as-Sadidah 'an al-As'ilah ar-Rasyidah II/324-325 ]
* * *
[ Perbedaan Manhaj Salaf dan Manhaj Batil ]
Memuliakan para ‘ulama
rabbaniyyin, baik masih hidup maupun yang sudah wafat, mengambil ilmu
dari ‘ulama rabbaniyyin tersebut yang masih hidup, mengambil ilmu
kitab-kitab para ‘ulama rabbaniyyin tersebut yang sudah wafat, serta
membela mereka, merupakan salah satu keistimewaan dan berbagai
keistimewaan manhaj salaf. Sebaliknya, mencela para ‘ulama, menggelari
mereka dengan julukan-julukan jelek, mencela mereka dengan memberikan
tuduhan-tuduhan batil dan aib yang bermacam-macam merupakan di antara
tanda-tanda ahlul bid’ah dan kesesatan, yang syaithan menjadikan indah
(dalam pandangan mereka) perbuatan yang mereka amalkan tersebut.
[ al-Ajwibah as-Sadidah 'an al-As'ilah ar-Rasyidah II/324 ]
sumber :
http://miratsul-anbiya.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar