Sesungguhnya konflik yang
terjadi di “Bumi Kinanah” (Mesir) pada hari-hari yang panas ini,
merupakan tragedi memilukan dan musibah yang sangat besar. Dahi
berkeringat dan hati kaum mukminin hancur karenanya. Ini merupakan buah
dari kebusukan politik dan fanatisme kelompok yang sangat ekstrim.
Akibatnya mengenai orang-orang tak bersalah. Mereka itu terseret dalam
arus konflik yang memang sengaja terus diletupkan oleh musuh-musuh kita
(orang-orang kafir). Yaitu tatkala mereka (orang-orang kafir)
menjejalkan dan mendoktrinkan paham bahwa hukum itu adalah milik rakyat
(demokrasi). Maka bangkitlah rakyat (terprovokasi) untuk saling memukul
dan saling membunuh. Padalah Allah Jalla Jalaluhu berfirman, “ Tidak ada hukum kecuali milik Allah.” (Al-An’am: 57)
Salah satu media orang-orang
liberalis – yang sangat dengki terhadap Islam dan kaum muslimin –
mengklaim bahwa rakyat Mesir fitrahnya adalah penganut liberalisme!! “Sungguh besar kata-kata yang keluar dari mulut mereka, tidaklah mereka mengatakan kecuali kedustaan.” (Al-Kahfi : 5)
Demikianlah, makar dan tipu
daya terus mereka lancarkan siang dan malam melalui berbagai mass media,
yang menjadi corong kebatilan-kebatilan mereka dan menjadi mimbar
kemungkaran mereka. Memprovokasi (rakyat)
Sebaliknya, pihak yang berlawanan dengan liberalis adalah para hizbiyyun
dari kalangan Ikhwanul Muslimin (IM) dan orang-orang yang berjalan di
atas cara mereka. Menempuh manhaj IM, yaitu berkecimpung dalam urusan
politik, sebaliknya berpaling dari dakwah tauhid dan enggan mentarbiyah
umat agar mau melaksanakan konsekuensi-konsekuensi tauhid. Padahal
itulah manhaj nabawi dalam melakukan tarbiyah dan perbaikan. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah,
Inilah jalanku (yaitu) aku menyeru (berdakwah) mengajak kepada (agama)
Allah di atas bashirah, aku dan orang-orang yang mengikutiku.” (Yusuf: 108), Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, “Jadikanlah yang awal kamu dakwahkan kepada mereka adalah syadat lailaaha illallah. “ dalam riwayat lain dengan lafazh, “… yang awal kamu dakwahkan adalah agar mereka mentauhidkan Allah.” Jadi Tauhid adalah asas dan prioritas utama dakwah ke Jalan Allah, sekaligus merupakan tonggak utama perbaikan.
Maka akibat dari liberalisme dan manhaj Ikhwanul Muslimin (IM) ini adalah ditumpahkan darah orang-orang yang terjaga (haram) untuk dibunuh, yang diharamkan oleh Allah Jalla wa ‘Ala (untuk dibunuh) kecuali dengan haq (alasan yang dibenarkan dalam syari’at-Nya), berdasarkan firman Allah Ta’ala, “Janganlah kalian membunuh jiwa yang Allah haramkan, kecuali dengan al-haq.” (al-An’am: 151), juga sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seseorang akan terus berada dalam kelapangan pada agamanya selama dia tidak menumpahkan darah yang haram.” Juga sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Usamah bin Zaid, “Apakah engkau membunuhnya setelah ia mengucapkan Lailaaha illallah?!” dan
sangat banyak dalil-dalil yang menunjukkan betapa besar dosa
menumpahkan dan mengalir darah jiwa yang dilindungi/dijaga dalam
syari’at.
Namun kapankah mereka akan
bisa memahami hakekat syar’i ini? dan kapan mereka maun menghentikan
perbuatan-perbuatannya dengan adanya dalil-dalil seperti di atas, baik
dari al-Qur`an maupun dari sabda-sabda Nabi yang melarang perbuatan
tersebut, dan menjelaskan tentang ancaman keras bagi barangsiapa yang
berani melakukannya?
Maka sekarang ini, bagi
barangsiapa yang tercebur dalam fitnah (Mesir) ini dan ikut terlibat
dalam konflik politik yang sedang terjadi, hendaknya mereka takut kepada
Allah, ketika mereka berani mempermainkan jiwa-jiwa penduduk Mesir
yang tak berdosa, dengan dijerumuskan kepada resiko yang sangat pahit
ini dan dijadikan sebagai alat politik untuk kepentingan slogan-slogan
hizbiyyah! [1]
Maka kepada setiap orang yang terlibat dalam menggerakkan/memprovokasi dalam fitnah ini dengan berbagai cara dan sarana, wajib atas mereka untuk menahan penanya, mendiamkan lisannya, dan menghentikan gangungan dan kejelekannya.
Dan kepada kaum muslimin
secara umum, yang terlibat dalam permulaan konflik ini – baik mereka
yang masuk arus secara langsung maupun dari jarak jauh – maka
hendaknya mereka menetapi (tetap tinggal) di rumah masing-masing,
menjaga anak-anaknya, dan menengadahkan tangan-tangan mereka berdoa
kepada Rabb-nya memohon dengan sangat rendah diri kepada-Nya agar Dia menghentikan musibah ini dan melindungi darah-darah kaum muslimin.
Ditulis oleh
Abu ‘Abdillah Azhar Sunaiqarah
Pengasuh (Musyrif) umum Forum at-Tashfiyah wa at-Tarbiyah as-Salafiyah (www.tasfiatarbia.org )
8 Syawwal 1434 H /15 Agustus 2013 M
[1]
Yakni para tokoh dan elit politik pergerakan Islam – yang
disebut-sebut sebagai ‘ulama pergerakan – terus memberikan semangat
kepada rakyat untuk menuntut dan berdemo serta turun ke jalan-jalan
menuntut kembali “pemerintah Islam” yang dilengserkan oleh pihak
militer. Di antaranya apa yang disebarkan melalui twiter/FB dll,
dikatakan oleh ‘Abdurrahman ‘AbdulKhaliq (demikian tertulis), “Wahai
penduduk mesir, sungguh kalau kalian mempersembahkan sejuta syahid untuk
menuntut keinginan kalian dan menegakkan keadilan, maka itu masih
bukanlah sesuatu yang banyak. (yaitu masih sedikit).” (8/13/13 12:20 AM)
Demikian mereka menganggap berbagai aksi mereka sebagai jihad, dan
orang-orang yang terbunuh dalam aksi tersebut sebagai syuhada’, dalam
rangka menarik simpati rakyat, karena dianggap ini sebagai perjuangan
Islam.
Padahal sama sekali bukan. Ini semata-mata perjuangan
hizbiyyah (semangat kekelompokan). Sungguh “para tokoh” atau “para
‘ulama” tersebut tidak menyayangi jiwa-jiwa kaum muslimin. Di antaranya
adalah yang dinyatakan oleh Muhammad Hassan, “turunlah kalian ke
lapangan, jangan kalian biarkan saudara saudara kalian dibantai”
Namun sangat disesalkan, Muhammad Hasan ini – bersama
Husain Ya’qub – justru dielu-elukan dan disebut sebagai dua tokoh ‘ulama
salafy!! Maka sungguh ini adalah suatu kedustaan!!
Demikian juga Dr. Ahmad khalil khairull yang menolak seruan
pembubaran para demonstran damai pendukung Presiden Mursi dan penolak
kudeta, dia disebut sebagai anggota lembaga tinggi Partai Salafi
Hizbunnur Mesir.
Subhanallah, bagaimana mereka menampilkan baju salafiyyah padahal dakwah salafiyyah berlepas diri dari mereka!!
sumber: http://dammajhabibah.net/2013/08/17/korban-kedengkian-liberalisme-dan-sikap-ekstrim-ikhwani/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar