Nasehat asy-Syaikh Sulaiman ar-Ruhaili hafizahullah
Pertanyaan : Kami mengharap kepada antum untuk berkenan
menyampaikan nasehat kepada para penuntut ilmu secara khusus, dan kepada
kaum muslimin secara umum tentang konflik yang terjadi di negeri Mesir
sekarang. Apakah pemerintah baru yang berkuasa sekarang teranggap
sebagai pemerintahan yang syar’i?
Jawab :
Tidak diragukan bahwa setiap orang yang memiliki ilmu yang
benar dan paham yang lurus dia akan gembira dengan setiap upaya untuk
menyelamatkan darah kaum muslimin dan menghilangkan kejelekan besar
(yang sedang terjadi) ini. Tanpa ragu aku katakan: bahwa kewajiban
setiap penduduk Mesir untuk berupaya menjaga darah, menghentikan setiap
tindakan yang bisa menghantarkan kepada pembunuhan dan melayangnya jiwa,
ini wajib atas semua pihak. Karena darah ini urusannya sangat besar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«لَا يَزَالُ الْمُؤْمِنُ مُعْنِقًا صَالِحًا، مَا لَمْ يُصِبْ دَمًا حَرَامًا، فَإِذَا أَصَابَ دَمًا حَرَامًا بَلَّحَ»
“Seorang mukmin akan senantiasa mendapat taufik kepada
ketaatan dan bersegera padanya selama dia tidak menumpahkan darah yang
haram. Kalau dia sampai menumpahkan darah yang haram, maka dia terhalang
dan terhenti dari ketaatan tersebut.” [1] (HR. Abu Dawud 4270)
Suatu yang pasti menurut ahlus sunnah wal jama’ah bahwa
seorang penguasa yang berhasil menghalahkan (penguasa sebelumnya) dengan
pedang/senjata (kudeta), jika memang dia berhasil menguasai dan
pemerintahan tegak untuknya di hadapan rakyat maka dia menjadi penguasa
yang syar’i.
Oleh karena itu kami katakan:
Wahai saudara-saudaraku, sesungguhnya Ahlus
Sunnah menyatakan bahwa kudeta adalah sesuatu yang haram. Namun menurut
Ahlus Sunnah kudeta itu tetap ada konsekuensinya.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak memperbolehkan kudeta. Tidak
boleh bagi siapapun untuk merampas kekuasaan dengan kekuatan (kudeta),
ini adalah haram. Namun jika ternyata itu terjadi dan diperoleh
kekuasaan, maka terwujudlah kekuasaan untuk pihak yang mengalahkan
(mengkudeta).
Maka kita memohon kepada Allah agar memberikan kepada
pemerintah-pemerintah umat Islam, dan juga kepada para ‘ulama yang
berpedoman dan mengambil cahaya as-Sunnah, kita memohon agar Allah
memberikan taufiq kepada mereka untuk melakukan langkah-langkah dalam
rangka menyelamatkan darah kaum muslimin dan menghilangkan kejelekan.
Wasiat untuk para penuntut ilmu :
Pertama, hendaknya seseorang jangan menceburkan
dirinya kepada sesuatu yang bukan tugasnya. Dan mohonlah kepada Allah
agar pihak yang berwenang (mengurus tugas tersebut diberi taufiq dan
hidayah.
Kedua, Jauhilah kezhaliman. Janganlah engkau menzhalimi seorangpun. Karena kezhaliman itu akibatnya sangat jelek.
Ketiga, syukurilah kebaikan yang engkau berada
padanya. Pujilah Allah atas nikmat tersebut. Bekerjasamalah dengan
pemerintahmu dan para ‘ulama di negerimu dalam kebaikan. Jagalah
kebaikan yang ada di negerimu. Sampaikanlah nasehat dengan cara yang
syar’i, benar, dan selamat, serta lurus, yang benar-benar bisa
mewujudkan kebaikan dan mencegah kejelekan.
Kemudian aku nasehatkan juga kepada ikhwah agar
jangan menyebarkan komentar-komentar di mass media, yang tidak ada
kebaikan padanya. Seperti sekarang, yang kita dapati melalui media yang
disebut twiter. Disebarkan di sana cuplikan komentar-komentar
yang berbicara dengan kebatilan tentang konflik ini. Sebagian orang
dengan niat baik menyebarkan komentar-komentar batil tersebut dengan
maksud ingin menunjukkan kejelekannya (kepada publik). Namun sebenarnya
dengan begitu dia telah turut andil menyampaikan syubuhat (kebatilan)
komentar tersebut kepada banyak orang. Yang seperti ini aku tidak
setuju. Yang aku pandang boleh adalah jika itu disampaikan kepada
orang-orang diketahui sebagai orang yang mengerti dan paham, agar orang
tersebut mengetahui hakekat permasalahan.
Adapun disebarkan sedemikian rupa di depan publik, maka itu
sama dengan menyebarkan kebatilan ke tengah-tengah publik. ada yang
berkomentar miring terhadap pemerintah Emirat menurut penilaiannya, ada
yang mengomentari pemerintah Saudi menurut penilaiannya dengan
ucapan-ucapan jelek dan batil. Sebagian orang menyebarkan
komentar-komentar tersebut di media terbuka. Maka kami katakan: ini
tidak boleh, karena itu berarti menyebarkan kebatilan dan kerusakan
tersebut (ke tengah-tengah umat).
Adapun apabila menyampaikan komentar-komentar tersebut kepada orang yang mengerti dan paham (manhaj ahlus sunnah) [2] supaya ia tahu fakta yang terjadi/berkembang, maka menurutku – wallahu a’lam – yang demikian tidak mengapa. [3]
Sungguh engkau akan terheran terhadap sebagian orang yang
pada masa-masa konflik ini menampakkan sikap pertengahan, adil, dan …,
dan … . ternyata ucapan-ucapan terkotori dengan takfir
(pengkafiran terhadap sesama muslim) baik secara terang-terangan atau
terselubung, dan pelecehan terhadap muslimin. Ada orang-orang yang
mengaku berilmu namun melecehkan pemerintah emirat atau warganya, atau
melecehkan pemerintah Saudi Arabia. Tidak diragukan itu merupakan
kebatilan dan kejelekan sangat besar, yang membuka aib dan kejelekan
orang lain. Berapa banyak orang yang menampakkan sikap adil dan
pertengahan serta mengendalikan lisan, namun ternyata dalam konflik ini
terbongkarlah bahwa ternyata dia orang yang paling berani melanggar
kehormatan dan harga diri kaum muslimin. Kenapa? Karena berbeda dengan
hawa nafsunya, bukan berdasarkan penilaian yang syar’i.
Yang jelas kita semua memohon kepada Allah ‘azza wa jalla agar
menghilangkan menghilangkan musibah ini. dan memberikan karunia
keamanan dan ketenangan kepada warga Mesir. Semoga Allah menolong
orang-orang berakal sehat dalam menangkal akibat-akibat jelek fitnah
ini. serta memberikan taufiq kepada pemerintah untuk berperan dalam
menguatkan kebaikan dan menjauhkan kejelekan. Wallahu a’lam.
[1] Akibat jeleknya dosa menumpahkan darah yang haram. (penjelasan al-Qadhi ‘Iyad terhadap hadits tersebut. Lihat Mirqatul Mafatih syarh Misykatul Mashabih), pent.
[2] Yakni dari kalangan ‘ulama atau penuntut ilmu ahlus sunnah salafiyyin.
[3]
Karena sang ‘ulama atau penuntut ilmu tersebut akan memberikan arahan
dan bimbingan sikap yang tepat berdasarkan manhaj salafi, dalam
menyikapi fakta yang terjadi.
http://dammajhabibah.net/2013/08/21/apakah-pemerintah-yang-berkuasa-di-mesir-sekarang-ini-pemerintahan-yang-syari/
Ust, saya nitip pertanyaan:
BalasHapusBagaimana dgn hadits2 yg mnyuruh kita untuk bersatu, mengangkat 1 imam saja, bahkn memenggal kepala orang yg berusaha merebutnya?