Pertanyaan
Alhamdulillah, pada zaman sekarang pondok
pesantren telah menjamur. Namun, mana yang harus diprioritaskan oleh
orang tua untuk anak, apakah (1) kualitas dan kuantitas pengajar, atau
(2) kuallitas para pelajar yang akan menjadi teman sang anak, atau (3)
fasilitas lembaga pendidikan?
Dijawab oleh : al-Ustadz Abu Sa’id Hamzah bin Halil
Jawab: Semoga Allah memberkahi Anda
sekeluarga. Prioritaskan ma’had asatidzah (para pengajar)nya berpegang
teguh pada agama sesuai dengan pemahaman generasi terbaik umat ini,
yaitu dari kalangan shahabat , tabi’in, dan atba’ut tabi’in
–rahimahullah (semoga Allah merahmati mereka)-walaupun fasilitas yang
ada di ma’had tersebut sangat minim.
Jika ma’had itu ada di
Sebaiknya, mereka pada pagi hari belajar di ma’had dan
pada sore hari pulang ke rumah orang tua.
Jika tidak ada ma’had di daerah Anda,
hendaklah Anda atau istri Anda mengajari anak-anak yang masih kecil
tersbut membaca dan menulis.
Jangan lupa, bimbinglah adab dan akhlak
mereka. namun, jika Anda atau istri Anda tidak memiliki kemampuan
mengajar, bekerjasamalah dengan orang-orang yang baik agamanya (termasuk
akhlak dan adabnya) untuk mengajari anak-anak Anda tersebut sekalipun
ilmu mereka sedikit. Sebab,yang di butuhkan anak pada usia ini adalah
keteladanan dan perhatian orang tua, ustadz, dan musyrif (pembimbing).
Jika tidak ada di ma’had di daerah Anda dan anak Anda memiliki kemauan untuk
belajar agama, masukkanlah dia ke ma’had yang terdekat dengan daerah
Anda yang mudah Anda kunjungi. Dengan demikian, anak tersebut tetap
merasakan jalinan kasih sayang Anda, orang tuanya.
Saran
Jika Anda sudah beristikharah dan
menyerahkan pendidikan anak Anda ke sebuah ma’had yang menjunjung tinggi
prinsip salafus saleh (generasi trdahulu yang shalih), bekerja samalah
dengan ma’had tersebut dalam proses pendidikan anak Anda. Ingat, orang
tua memiliki andil besar dalam keberhasilan ataupun kegagalan pendidikan
anak-anaknya, tentu setelah kehendak Allah.
Diantara bentuk kerjasama anda dengan ma’had tersebut sebagai berikut.
- Perbanyak doa kepada Allah untuk kebaikan anak Anda dan para pendidik/atau pembimbing anak Anda. Semoga Allah memberikan taufiq kepada mereka semua.
- Hargai dan junjung tinggi kebijakan ma’had.
- Jika ada berita-berita negatif tentang ma’had, tatsabbut/kralifikasilah kepada asatidzah (para ustadz)nyang diamanahi mengelola ma’had tersebut.
- Jika mendapati suatu ganjalan atau kekurangan di ma’had, Anda boleh membantu mengatasinya denganmenyampaikan kepada asatidzah berikut saran/usulan untuk mengatasinya. Sampaikan dengan adab yang baik, kemudian serahkan kebijakannya kepada asatidzah pengelola ma’had. Anda harus berprasangka baik kepada mereka bahwa kebijakan yang akan diambil berdasarkan ilmu, bukan perasaan atau akal, apalagi hawa nafsu. Asatidzah yang menjunjung tinngi prinsip salaful ummah ini tentuakan menghomati saran Anda, selama tidak bertentangan dengan syariat yang agung ini.
- Jangan kecewa atau marah apabila saran anda ditolak. Sebaliknya, jangan merasa ujub (bangga diri) ketika saran Anda diterima.
- Tanamkan dalam jiwa Anda bahwa kekurangan yang ada di ma’had adalah kekurangan Anda juga. Jangan menyebarkannya kepada orang-orang yang tidak bisa diharapkan untuk mengatasinya.
- Jika Anda menginginkan kebaikan untuk ma’had, sampaikanlah niat baikAnda dengan adab yang baik kepada asatidzah pengelola ma’had.
- Jaga kewibawaanasatidzah dan musyrifun (para pembimbing).
- Tanamkan kepada anak-anak untuk menghormati asatidzah dan musyriun. Jangan sekali-kali menjatuhkan wibawa mereka di hadapan anak-anak.
- Jangan berlebihan menyayangi anak-anak. Hal ini bisa jadi justru mengakibatkan mereka kurang menghargai ustadz atau musyrifun.
- Seringlah berkomunikasi dengan asatidzah atau musyrifun untuk menanyakan perkembangan adab dan akhlaq anak Anda. Mintalah bimbingan mereka untuk membangkitkan semangat belajar dan beramal pada diri anak Anda.
Jika orang tua mau bekerja sama dan
menghormati asdatidzah serta musyriun yang ada ditempat pendidikan
anak-anaknya, hal akan banyak memberikan pengaruhpositif terhadap
pendidikan anak-anak tersebut.
Adalah kurang bijak seseorang menitipkan
anaknya di suatu ma’had, sementara dia kurang menghargai asatidzah dan
musyrifun yang mendidik anak-anaknya, tidak mau bekerja sama dengan
ma’had, tetapi justru menyebarluaskan aib dan kekurangan yang ada.
Semoga Allah menjaga kaum muslimin dan
ma’had-ma’had ahlus sunnah wal jama’ah dari segala kejelekan. Semoga dia
‘azza wajalla juga memberikan kesabaran kepada asatidzah dan musyrifun
yang mengelola ma’had tersebut sehingga tetap istuqomah mendakwahkan
al-haq dan tegar menghadapi berbagai ujian dalam dakwah yang agung ini.
Amiin ya Robbal ‘Alamin.
(Sumber Majalah Qonitah edisi 04/vol.01/1434H-2013M))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar