Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Setiap persendian manusia wajib di shadaqahi, setiap hari yang padanya matahari terbit. Beliau bersabda, "Mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah shadaqah. Membantu seseorang dalam masalah kendaraannya lalu menaikannya ke atas kendaraannya atau mengangkat barang bawaannya ke atas kendaraannya adalah shadaqah." Beliau bersabda, "(Mengucapkan) kalimat yang baik adalah shadaqah. Setiap langkah yang dia berjalan menuju masjid untuk shalat adalah shadaqah. Dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah shadaqah." (HR. Al-Bukhariy no.2989 dan Muslim no.1009 dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu) Setiap anggota badan dan persendian manusia harus dishadaqahi. Ada yang sifatnya wajib yaitu menggunakan anggota badan dan persendian tersebut untuk ketaatan kepada Allah. Seperti untuk melaksanakan shalat lima waktu, mengeluarkan zakat, shaum di bulan Ramadhan, haji ke Baitullah bagi yang mampu, berjihad fii sabiilillaah, dan lain-lainnya dari kewajiban-kewajiban. Dan ada yang sifatnya mustahab (sunnah) yaitu melaksanakan apa-apa yang Allah dan Rasul-Nya sunnahkan kepada kita. Seperti bershadaqah dengan harta, menolong orang yang memerlukan bantuan dan yang kesusahan, menyingkirkan gangguan dari jalan, dan lain-lainnya dari amalan-amalan sunnah. Dan hal ini kita lakukan setiap hari di mana matahari terbit waktu itu. Setiap hari anggota badan dan persendian-persendian tersebut harus dishadaqahi sebagai rasa syukur kepada Allah atas nikmat kesehatan, umur, dan nikmat-nikmat lainnya yang lahir maupun yang bathin. Shadaqah yang dimaksudkan bukan hanya dengan harta semata akan tetapi bermacam-macam. Seperti mendamaikan dua orang yang berselisih dengan adil, bahkan hal ini termasuk shadaqah yang paling utama. Tolong Menolong dalam Kebaikan Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Dan membantu seseorang dalam masalah kendaraannya lalu menaikannya ke atas kendaraannya atau mengangkat barang bawaannya ke atas kendaraannya adalah shadaqah." Ini termasuk shadaqah yang disyari'atkan dalam rangka mensyukuri nikmat anggota badan dan persendian. Maka membantu seorang muslim untuk naik ke atas kendaraannya apabila dia tidak mampu naik atau membantunya dalam membawa barang bawaannya ke atas kendaraannya adalah termasuk shadaqah. Dan ini termasuk kebaikan sedangkan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. Demikianlah seorang muslim akan diberi pahala atas segala hal yang dia lakukan dalam rangka membantu saudara-saudaranya kaum muslimin. Karena Allah 'Azza wa Jalla telah memerintahkan kita agar tolong menolong. Allah berfirman,
َتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
"Dan
tolong menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa."
(Al-Maa`idah:2)Dan sudah diketahui bahwasanya tolong menolong itu dibutuhkan karena adanya kesukaran dan kesulitan. Seseorang tidak akan mampu mengerjakan seluruh urusannya tanpa bantuan dari saudara-saudaranya. Dan tolong menolong akan mengantarkan kepada tersebarnya rasa cinta di antara kaum muslimin, sedangkan rasa cinta itu termasuk di antara yang Allah perintahkan kepada kita. Membantu untuk Kemaslahatan Ummat Dalam masalah pribadi seperti membantu seseorang dalam membawa barang bawaannya ke kendaraannya sebagaimana terdapat dalam hadits di atas, Rasulullah nyatakan bahwa hal ini termasuk shadaqah, maka apatah lagi dalam masalah kemaslahatan ummat? Tentunya hal ini lebih utama lagi bagi kita untuk tolong menolong padanya. Seperti dalam masalah berdakwah kepada Allah dengan mengadakan majelis ta'lim. Atau menyebarkan dakwah lewat tulisan dan yang lainnya, kita persiapkan segala sesuatunya, sarana dan prasarananya; mendirikan masjid dan pondok pesantren yang bermanhaj salaf; serta membantu mereka yang aktif di bidang ini. Kita bantu sesuai dengan kemampuan kita. Yang mampu dengan hartanya, bantulah dengan hartanya. Yang mampu dengan tenaganya, bantulah dengan tenaganya. Yang mampu dengan pendapat/idenya, bantulah dengan idenya tersebut. Dan yang hanya mampu dengan meminjamkan kendaraannya atau yang hanya mampu dengan waktunya maka bantulah sesuai dengan kemampuannya. Bagaimana kalau mampu semuanya, harta, tenaga dan pikirannya? Tentunya inilah yang lebih utama.
إِنَّ الْجَزَاءَ مِنْ جِنْسِ
الْعَمَلِ
"Sesungguhnya balasan itu sesuai dengan amalnya."Allah berfirman,
هَلْ جَزَاءُ الإِحْسَانِ إِلاَّ
الإِحْسَانُ
"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)."
(Ar-Rahmaan:60)
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ
عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا ءَاتَاهُ اللهُ لاَ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا
إِلاَّ مَا ءَاتَاهَا سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
"Hendaklah
orang yang mampu, memberi nafkah (berinfaq) menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa
yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan." (Ath-Thalaaq:7)
لاَ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ
وُسْعَهَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya." (Al-Baqarah:286)Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dan Allah akan menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya." (HR. Muslim no.2699 dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu) Ucapan yang Baik Sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, "Dan (mengucapkan) kalimat yang baik adalah shadaqah." Setiap kalimat yang dapat mendekatkan diri kepada Allah adalah shadaqah. Seperti berdzikir kepada Allah dengan mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan dzikir-dzikir lainnya, memberi salam dan menjawabnya. Mengatakan dengan ucapan yang baik kepada orang yang minta-minta, mengucapkan kalimat yang haq. Berdakwah kepada Allah dan amar ma'ruf nahi munkar, membantu orang-orang yang punya hajat/kebutuhan di sisi para penguasa. Memberikan nasehat, bimbingan dan segala hal yang menyenangkan manusia (tentunya selama tidak bertentangan dengan syari'at), serta menyatukan hati-hati manusia di atas kebaikan dan petunjuk. - Adapun dalam masalah berdzikir kepada Allah, maka Allah jelaskan,
إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ
الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ
"Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik
dan amal yang shaleh dinaikkan-Nya." (Faathir:10)- Dan dalam masalah membalas orang yang meminta-minta dengan ucapan yang baik, maka Allah terangkan,
قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ
يَتْبَعُهَا أَذًى وَاللهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ
"Perkataan yang baik dan
pemberian maaf lebih baik daripada shadaqah yang diiringi dengan sesuatu yang
menyakitkan (perasaan sipenerima). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun."
(Al-Baqarah:263)- Dan dalam masalah berdakwah (mengajak manusia) kepada Allah, maka Allah terangkan,
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللهِ
وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
"Dan siapakah
yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang shaleh dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri?'." (Fushshilat:33)- Adapun dalam masalah membantu menyelesaikan kebutuhan-kebutuhan manusia, Allah menyatakan,
مَنْ يَشْفَعْ شَفَاعَةً حَسَنَةً يَكُنْ لَهُ نَصِيبٌ
مِنْهَا
"Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik, niscaya ia akan
memperoleh bahagian (pahala) daripadanya." (An-Nisaa`:85)Dan dalil-dalil lainnya yang menyerukan kepada ucapan yang baik dan istiqamahnya lisan yang sesuai dengan Al-Haq, lurus dan benar. Keutamaan Berjalan ke Masjid untuk Shalat Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Dan setiap langkah yang dia berjalan menuju masjid untuk shalat adalah shadaqah". Di dalam hadits ini terdapat anjuran dan penyemangatan untuk menghadiri rumah-rumah Allah dalam rangka menunaikan shalat berjama'ah, mengikuti pelajaran (menghadiri majelis ilmu) dan nasehat, serta beri'tikaf di dalamnya. Di antara hadits-hadits yang menganjurkan dalam masalah ini adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ أَعَدَّ اللهُ
لَهُ فِي الْجَنَّةِ نُزُلاً كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
"Barangsiapa pergi
ke masjid di awal siang atau pergi di akhir siang maka Allah sediakan baginya
satu rumah (tempat tinggal) di surga, setiap kali dia pergi baik di awal atau di
akhir siang." (HR. Al-Bukhariy no.662 dan Muslim no.669 dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu)Dan sabda beliau, "Barangsiapa yang bersuci (berwudhu`) di rumahnya kemudian berjalan menuju satu rumah (masjid) dari rumah-rumah Allah dalam rangka menunaikan satu kewajiban (yaitu shalat berjama'ah) dari kewajiban-kewajiban yang Allah wajibkan, maka salah satu dari dua langkahnya akan menghapus satu kesalahan dan langkah yang lainnya akan mengangkat satu derajat." (HR. Muslim no.666 dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu) Hadits ini menjelaskan keutamaan orang yang berjalan menuju masjid dalam keadaan sudah bersuci (berwudhu`) di rumahnya. Demikian juga hadits dari Jabir radhiyallahu 'anhu dia berkata, "Di sekitar masjid (Nabawi) terdapat tanah yang kosong, maka Bani Salimah ingin pindah ke dekat masjid. Hal ini pun sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau bersabda kepada mereka, "Sesungguhnya telah sampai kepadaku bahwa kalian ingin pindah ke dekat masjid?" Mereka menjawab, "Benar Ya Rasulullah, sungguh kami ingin hal itu." Maka beliau bersabda, "Wahai Bani Salimah, tetaplah kalian di rumah-rumah kalian, akan ditulis jejak-jejak kalian, tetaplah kalian di rumah-rumah kalian, akan ditulis jejak-jejak kalian!" Maka mereka pun menyatakan, "Tidaklah menyenangkan kami kalau kami jadi pindah." (HR. Muslim no.665) Dan setiap kali bertambah kesulitan maka semakin bertambahlah pahalanya. Menyingkirkan Gangguan dari Jalan Sabda beliau, "Dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah shadaqah." Yakni menghilangkan setiap yang akan mengganggu orang yang lewat di jalan, baik dari arah bawah seperti batu/kerikil, duri, kaca, daun pisang, benda-benda yang najis. Demikian juga air yang bisa membuat orang jatuh/terpeleset karena licinnya dan lain-lainnya. Atau gangguan dari atas seperti ranting/dahan pohon yang bergelantungan yang mengganggu orang yang lewat. Semua ini adalah shadaqah dan sebagai bukti dari rasa syukur atas nikmat-nikmat Allah. Dan ini termasuk di antara cabang iman. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Iman itu terdiri dari 73-79 cabang, yang paling tingginya adalah persaksian bahwasanya tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah sedangkan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan gangguan dari jalan." (HR. Muslim no35 dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu) Faidah-Faidah Hadits Ini 1. Bahwasanya nama shadaqah digunakan untuk setiap yang ma'ruf. 2. Setiap orang wajib bershadaqah setiap hari di mana matahari terbit padanya sesuai dengan jumlah persendiannya. Sedangkan jumlah persendian manusia itu ada 360 persendian sebagaimana dalam riwayat Muslim no.1007 dari 'A`isyah radhiyallaahu 'anhaa. 3. Segala sesuatu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah dari ibadah dan perbuatan baik kepada makhluk adalah shadaqah. Sedangkan yang disebutkan oleh Nabi di dalam hadits di atas hanya sebagiannya saja. Terdapat riwayat dalam hadits yang lain, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya dua raka'at shalat dhuha sudah mencukupi dari shadaqah-shadaqah tersebut (yakni shadaqah yang sunnah)." (HR. Muslim) 4. Terdapat anjuran dan perintah untuk berbuat adil karena dengannya akan tegak langit dan bumi. 5. Anjuran untuk melaksanakan amalan-amalan sunnah karena akan mendatangkan kecintaan Allah dan kedekatan kepada-Nya. Wallaahu A'lam.
Diambil dari Qawaa'id wa Fawaa`id minal
Arba'iin An-Nawawiyyah hal.229-234 dan At-Ta'liiqaat 'alal Arba'iin
An-Nawawiyyah hal.64-66 dengan beberapa perubahan dan
tambahan.
|
"As-Salafi adalah sebutan bagi siapa saja yang berada di atas manhaj salaf." (Siyar A'lamin Nubala` 6/21)."
Radio Muwahiddin
Selasa, 26 Juni 2012
Setiap Persendian Wajib Dishadaqahi (Bagian Kedua - Selesai)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
"Dipersilakan untuk menyebarluaskan isi dari blog ini untuk kepentingan da'wah, tanpa tujuan komersil dengan menyertakan URL sumber. Jazakumullohu khairan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar