Radio Muwahiddin

Selasa, 10 April 2012

“Mubarak Bamualim Lc Mag Dan IAIN”


“Mubarak Bamualim Lc Mag Dan IAIN”


--------------------------------------------------------------------------------- -------------------------

Oleh : Abu Ibrahim Abdullah bin Mudakir

Suatu hal yang aku sukai untuk mengawali risalah sederhana ini dengan sebuah doa semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua terhadap apa-apa yang Allah cintai dan ridhai. Perlu diketahui bahwasannya di antara ciri orang yang mengaku mengikuti manhaj salaf atau seorang salafy adalah mensifati dirinya dengan menjaga pergaulannya, tidak bergaul, berteman dan bermajelis dengan ahlu bid’ah, orang-orang sesat lagi menyimpang, apalagi mengambil ilmu darinya. Sikap ini dibangun berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dan yang kita pahami dari pemahaman dan amalan salafush shalih. Hal ini sebagaimana Allah I berfirman :
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللهَ جَامِعُ المُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا

“Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.” (Qs. an-Nisā’ : 140)
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain dan jika syaithan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang dzalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (Qs. al-An’ām : 68)


Berkata Al-Imam Syaukani rahimahullah :
وفي هذه الآية موعظة عظيمة لمن يتسمح بمجالسة المبتدعة ، الذين يحرّفون كلام الله ، ويتلاعبون بكتابه وسنة رسوله ، ويردّون ذلك إلى أهوائهم المضلة وبدعهم الفاسدة ، فإن إذا لم ينكر عليهم ويغير ما هم فيه فأقلّ الأحوال أن يترك مجالستهم ، وذلك يسير عليه غير عسير . وقد يجعلون حضوره معهم مع تنزّهه عما يتلبسون به شبهة يشبهون بها على العامة ، فيكون في حضوره مفسدة زائدة على مجرد سماع المنكر

“Di dalam ayat ini terdapat nasehat yang agung bagi orang bermurah hati (ramah -ed) dengan duduk-duduk kepada ahlu bid’ah yang mereka menyelewengkan kalamullah (Al-Qur’an, ayat-ayat-Nya -ed), bermain-main dengan Kitab-Nya, sunnah Rasul-Nya yang mereka inginkan dengan itu yaitu mengajak kepada hawa nafsu mereka yang sesat, dan kebid’ahan mereka yang rusak, maka apabila tidak bisa mengingkari mereka dan merubah apa yang ada pada mereka, maka keadaan yang paling ringan adalah dengan meninggalkan duduk-duduk bersama mereka, yang demikian itu mudah atasnya tidaklah sulit. Dan sungguh dengan hadirnya seseorang bersama mereka (ahlu bid’ah) bersamaan dengan bersihnya orang tersebut dari apa yang mereka samarkan (rancukan dari kebenaran) dengan syubhat, yang menjadi syubhat atas kebanyakan orang, maka menjadikan hadirnya (bersama ahlu bid’ah) sebuah kerusakan dibandingkan sekedar mendengarkan kemungkaran.” (Fathul Qadiir, Pada Ayat ini)

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

“ Sesungguhnya perumpamaan orang yang bergaul dengan orang yang shalih dan orang yang jahat, seperti orang yang bergaul dengan seorang yang membawa wangi dan pembuat pandai besi, orang yang membawa minyak wangi (tukang minyak wangi) mungkin memberi minyak wangi kepadamu atau engkau membeli darinya, paling tidak engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pembuat pandai besi kemungkinan apinya akan membakar bajumu atau engkau mendapati bau yang tidak enak darinya. “ (HR. Bukhari : 5534 dan Muslim : 2628 dari sahabat Abu Musa Al-Asy’ari)

Berkata Al Haafidz Ibnu Hajar Rahimahullah :
وفي الحديث النهى عن مجالسة من يتأذى بمجالسته في الدين والدنيا والترغيب في مجالسة من ينتفع بمجالسته فيهما

“ Pada hadits ini terdapat larangan dari bergaul kepada orang yang berdampak (jelek –ed) bagi agama dan dunia dan anjuran untuk bergaul kepada orang yang bermanfaat bagi agama dan dunia.” (Fathul Bari : 4/324, Daarul Hadits Al-Qaahirah)

Berkata Al-Fudhail bin ‘Iyyadh rahimahullah :
أدركت خيار الناس كلهم أصحاب سنة وينهون عن أصحاب البدع

“Saya telah mendapatkan bahwa sebaik-baik manusia seluruhnya adalah ahlussunnah dan mereka senantiasa melarang bergaul dengan ahlu bid’ah.” (Al-Lalikai 1/138)

Maka sungguh sangat wajar kalau kami mempertanyakan tentang pengakuan seseorang bahwasannya dirinya sebagai seorang salafy tetapi bergaul, berteman, belajar, bermajelis atau satu wadah dengan ahlu bid’ah, orang-orang sesat lagi menyimpang. Dimana pengakuannya bahwa dirinya sebagai seorang salafy tetapi amalannya menyelisishi manhaj yang dia mengaku berada dan berjalan diatasnya. Seperti yang dilakukan salah seorang ustadz al-Irsyad Mubarak Bamualim Lc, Mag dan yang semisalnya. Mereka mengaku seorang ahlus sunnah tetapi belajar, bermajelis di tempat atau kepada dosen yang memerangi sunnah bahkan memerangi islam atau dosen yang berteman dengan orang yang memerangi sunnah bahkan memerangi agama islam. -Naudzubillah-.

Coba tanyakan kepada Mubarak Bamualim Lc atau yang semisalnya siapa yang mengampanyekan kekufuran dengan mengatakan bahwa semua agama itu sama…? jawabannya adalah sebagian dosen IAIN.

Tanyakan lagi kepada Mubarak Bamualim Lc dan semisalnya siapa orang indonesia yang berusaha menggugat sebagian syariat islam, atau sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,…? sebagian dosen dan Profesor IAIN jawabannya.

Tanyakan lagi kepada Pengajar Al Irsyad (Mubarak Bamualim Lc) siapa yang berbuat tidak adab dan kurang ajar kepada Rabb kita dengan menolak sifat-sifat Allah atau menolak sebagian dari sifat-sifat yang Allah tetapkan untuk diri-Nya sendiri…?? jawabanya sebagian dosen IAIN kalau tidak mau dikatakan semuanya.

Tanyakan lagi kepada Mubarak Bamualim Lc, siapa yang menghalalkan homoseks atau hadir diseminar “Nikah Yes Gay Yes”…? jawabanya adalah salah seorang Profesor dan dosen IAIN. (1)

Ditempat atau didosen seperti inikah engkau belajar atau didosen yang berteman dengan orang seperti inikah engkau belajar, lalu setelah itu engkau mengaku dirimu sebagai seorang salafy…!!! -naudzubillah- Malu sama Allah wahai Mubarak Bamualim Lc dan yang semisal dengan mu…

Seperti inikah manhaj salafy…?!!

Jangan bodohi ummat…!! jangan bodohi diri kalian sendiri…!! Apakah kalian berjalan di ushul (pokok/landasan) ahlus sunnah yang dibangun berdasarkan al-Qur’an, as-Sunnah dan Ijma yaitu muamalah dengan ahlu bid’ah dan orang-orang sesat adalah dengan menjauhinya. Bukankah kalian mengaku diri kalian seorang ahlus sunnah mana realisasi pengakuan kalian…?! atau hanya sekedar pengakuan…?! tetapi yang kalian ikuti hawa nafsu kalian…?! semoga Allah memberi hidayah kepada kalian.

Apakah kalian merasa aman dengan penyimpangan dan kesesatan duduk, dan bermajelis serta menimba ilmu dari mereka…!!

Perhatikanlah sebuah ayat yang Allah Subhaanahu wata’aala berfirman mengkhabarkan doanya Nabi Ibrahim ‘Alaihi wasallam:
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأَصْنَامَ
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ

“Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. Ya Rabbku, Sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia.” (Qs. Ibrahim 35-36)

Lalu mari kita simak penjelasan Syaikh Al-Allamah Shalih al-Fauzan hafidzahullaah, yang beliau berkata : “Ketika Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam melihat banyaknya yang mereka terjatuh dan terfitnah dengan peribadatan kepada berhala beliau merasa khawatir (takut) terhadap dirinya, maka beliau pun berdoa kepada Rabbnya agar diteguhkan di atas agama tauhid dan agar tidak dipalingkan hatinya sebagaimana dipalingkannya mereka. Karena beliau adalah seorang manusia seperti mereka dan seorang manusia tidaklah merasa aman dari fitnah. Oleh karena itu, Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang beliau orang yang paling sempurna imannya dan paling sempurna tauhidnya dari mereka merasa khawatir terhadap dirinya maka beliau berdoa : “Wahai Dzat pembolak balik hati tetapkanlah hatiku pada agamamu,” maka berkata Aisyah Ummul Mukminin kepadanya, “Apakah engkau khawatir terhadap dirimu?” Maka berkata Rasulullah shallallahu ‘alaiohi wasallam : “ wahai Aisyah, tidaklah aku merasa aman dan hati seorang hamba itu antara dua jari dari jemari Allah. “ dan inilah dua Khalil (kekasih Allah) Ibrahim dan Muhammad shallalhu alaihima wasallam khawatir atas agama keduanya mereka berdoa kepada Allah supaya Allah memberikan hidayah kepada keduanya (untuk selamat dari kesyrikkan –ed) dari apa yang banyak manusia terjatuh kepadanya.”(Duruus fii Syarhi Nawaqidil Islam, Syaikh Shalih al-Fauzan : 37, Maktabah ar-Rusyd)

Lihatlah wahai Mubarak Lc Nabi Ibrahim alaihissalam dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam merasa khawatir dirinya terjatuh kepada kesyirikkan padahal hal ini tidak mungkin terjadi pada mereka berdua. Lalu apakah engkau merasa aman dan merasa tidak akan terpengaruh dengan masuk ketempat berbagai macam kesesatan dan kejelekkan ada disana (IAIN)…?!

Lalu apakah engkau merasa aman dan tidak merasa khawatir terpengaruh ketika dosen-dosenmu mengajarkan bagaimana sikap yang harus ditempuh berkaitan dengan ayat-ayat atau hadits-hadist tentang sifat Allah yaitu dengan diselewengkan kemakna yang bathil atau bahkan menolaknya…?

Lalu apakah engkau merasa aman ketika engkau diharuskan untuk mengikuti mata kuliah filsafat yang para ulama telah memperingatkan akan bahayanya…?

Lalu dimana engkau terhadap ayat dan hadist serta nasehat dari ulama ahlussunnah dibawah ini wahai Mubarak Bamualim Lc, Mag…?

Allah Subhaanahu wata’ala berfirman :
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

“Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain dan jika syaithan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang dzalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (Qs. al-An’ām : 68)

Dan Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

“ Sesungguhnya perumpamaan orang yang bergaul dengan orang yang shalih dan orang yang jahat, seperti orang yang bergaul dengan seorang yang membawa wangi kesturi dan pembuat pandai besi, orang yang membawa minyak wangi (tukang minyak wangi) mungkin memberi minyak wangi kepadamu atau engkau membeli darinya, paling tidak engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pembuat pandai besi kemungkinan apinya akan membakar bajumu atau engkau mendapati bau yang tidak enak darinya. “ (HR. Bukhari : 5534 dan Muslim : 2628 dari sahabat Abu Musa Al-Asy’ari)

Berkata Al-Imam An-Nawawi Rahimahullah :
فِيهِ تَمْثِيله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْجَلِيس الصَّالِح بِحَامِلِ الْمِسْك ، وَالْجَلِيس السُّوء بِنَافِخِ الْكِير ، وَفِيهِ فَضِيلَة مُجَالَسَة الصَّالِحِينَ وَأَهْل الْخَيْر وَالْمُرُوءَة وَمَكَارِم الْأَخْلَاق وَالْوَرَع وَالْعِلْم وَالْأَدَب ، وَالنَّهْي عَنْ مُجَالَسَة أَهْل الشَّرّ وَأَهْل الْبِدَع ، وَمَنْ يَغْتَاب النَّاس ، أَوْ يَكْثُر فُجْرُهُ وَبَطَالَته . وَنَحْو ذَلِكَ مِنْ الْأَنْوَاع الْمَذْمُومَ

“ Didalam hadits (ini) terdapat perumpamaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang teman duduk yang shalih seperti penjual minyak wangi dan perumpamaan teman duduk yang jelek seperti pembuat pandai besi, dan didalamnya (didalam hadits tsb -ed) terdapat keutamaan bergaul dengan orang shalih, orang yang baik, orang yang menjaga muru’ah (kehormatan), orang yang mempunyai akhlaq yang mulia, orang yang wara’ dan memiliki adab dan (didalam hadits ini –ed) terdapat larangan dari bergaul dengan orang yang jelek, ahlu bid’ah, orang yang mengumpat manusia, atau bergaul dengan orang yang banyak berbuat dosa dan pengaguran dan semisalnya dari macam-macam orang yang tercela.” (Syarh Shahih Muslim : 8/427 Daarul Hadits Qaahirah)

Berkata Abu Qilabah Rahimahullah :
لا تجالسوا أهل الأهواء ، ولا تجادلوهم ، فإني لا آمن أن يغمسوكم في الضلالة ، أو يلبسوا عليكم في الدين بعض ما لبس عليهم

“Janganlah kalian duduk bersama ahlu ahwa’ (ahlu bid’ah –ed) dan janganlah mendebat mereka dikarenakan sesungguhnya aku tidak merasa aman mereka menjerumuskan kesesatan kepada kalian atau menyamarkan (merancukan –ed) kepada kalian perkara agama, sebagian perkara agama yang mereka samarkan.” (Asyari’ah Al-Ajuri : 56 – Al Ibnah Ibnu Bathah : 2/437)

Berkata Al-Imam Al Barbahari :
فاحذر ثم احذر أهل زمانك خاصة وانظر من تجالس وممن تسمع ومن تصحب فإن الخلق كأنهم في ردة إلا من عصم الله منهم

“Berhati-hatilah dan berhati-hatilah kepada orang-orang yang hidup sezaman denganmu secara khusus, dan lihatlah siapa teman dudukmu, dan dari siapa engkau mendengar dan dengan siapa engkau berteman, dikarenakan manusia hampir saja menjadi murtad dari agamanya karena sebab teman bergaulnya kecuali orang yang Allah jaga.” (Syarhu Sunnah Lilbarbahari, bersama Syarhnya Syaikh Shalih al-Faudzan : 345, Daarul ad-Dhiyaa’)

Berkata Asy-Syaikh Al Allamah Ahmad bin Yahya An-Najmi Rahimahullah tentang perkataan Imam Barbahari diatas :
في هذا تحذير لطالب العلم, وأنه لا ينبغي أن يجالس و لا يصاحب و لا يسمع إلا ممّن يثق بعلمه و عقيدته

“Pada kalimat ini terdapat peringatan untuk penuntut ilmu, bahwasanya tidak sepantasnya untuk duduk, dan tidak sepantasnya untuk berteman, dan tidak sepantasnya untuk mendengar kecuali kepada orang yang terpercaya ilmu dan aqidahnya.” (Irsaadu Saarii fi Syarhis Sunnah Li Barbahaari, Syaikh Ahmad An-Najmi : 241, Darut Tauhid, Daarul Minhaaj)

Dan berkata juga asy-Syaikh Al Allamah Shalih al-Fauzan hafidzahullah ketika mengomentari perkataan Imam Al Barbahari “ dikarenakan manusia hampir saja menjadi murtad dari agamanya karena sebab teman bergaulnya kecuali orang yang Allah jaga.” Beliau (Syaikh Shalih Al-Fauzan) berkata :
هذا في وقته – رحمه الله – و أيضا هذا يتكرّر, فوقتنا هذا وما بعده – والله أعلم- أشدّ, لأنه كلّما تأخّر الزمان كثرت الفتن, والشرور, واستغربت السّنة, وقلّ المتمسكون بها, فالخطر أشدّ

“ dan ini pada masa syaikh Rahimahullah dan juga berulang pada masa kita ini dan setelahnya -wallahu a’lam- lebih dahsyat, dikarenakan lebih terakhir zaman lebih banyak fitnah, kejelekkan dan asingnya sunnah dan sedikitnya orang yang berpegang teguh kepadanya, maka bahayanya lebih dahsyat.” (Syarhu Sunnah Lilbarbahari, bersama Syarhnya Syaikh Shalih al-Faudzan : 345, Daarul ad-Dhiyaa’)

Ya Allah lindungilah kami dan kaum muslimin dari kesesatan dan condong kepadanya dan dari orang-orang pembawanya. Amin


http://kajiancileungsi.wordpress.com/2012/03/29/mubarak-bamualim-lc-mag-dan-iain/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Dipersilakan untuk menyebarluaskan isi dari blog ini untuk kepentingan da'wah, tanpa tujuan komersil dengan menyertakan URL sumber. Jazakumullohu khairan."