بسم الله الرحمن الرحيم
Penulis : Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
1. Dari Suhail bin Hanzhaliyah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati unta yang kurus, lalu beliau bersabda,
اِتَّقُوا اللهَ فِيْ هَذِهِ الْبَهَائِمِ الْمُعْجَمَةِ فَأَرْكَبُوْهَا صَالِحَةً ، وَكُلُوْهَا صَالِحَةً
“Bertaqwalah
kepada Allah dari unta ini, dan kendarailah dengan baik serta beri
makan yang baik”. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al-Arnauth).
2.
Dari ‘Abdullah dari bapaknya, beliau berkata, “Dahulu kami bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam safar, lalu beliau
berpaling sebentar untuk suatu hajat, kami melihat Humarah (burung
berwarna merah) bersama dua anaknya. Kami pun mengambil dua anak
tersebut dan datanglah induknya dengan kebingungan (mengepak-epak
sayapnya). Tatkala itu datang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
dan bersabda,
مَنْ فَجَعَ هَذِهِ بولدها ؟ رُدُّوا وَلَدَهَا إِلَيْهَا
“Siapa yang menyakiti burung ini? Kembalikan anaknya ini pada burung ini”.
Dan ketika beliau melihat sekumpulan semut yang kami bakar sarangnya, beliau bersabda,
مَنْ أَحْرَقَ هَذِهِ؟
“Siapa yang telah membakar ini?”
Kami menjawab, “Kami (yang telah membakarnya)”. Beliau bersabda,
لاَ يَنْبَغِي أَنْ يُعذب بِالنَّارِ إِلاَّ رَبُّ النَّارِ
“Tidak
sepantasnya mengadzab dengan api melainkan Rabbun Nar (yaitu Allah
ta’ala)”. (HR. Ahmad dan selainnya dan dishahihkan oleh Al-Arnauth).
3.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memiringkan bejana untuk
seekor kucing sehingga kucing tersebut bisa minum air darinya. Kemudian
beliau berwudhu dengan sisanya. (HR. Ath-Thabrani dengan sanad shahih.)
4. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ
اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ
فَأَحْسِنُوْا الْقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَةِ ،
وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ ، فََلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ
“Sesungguhnya
Allah telah menetapkan ihsan (kebaikan) atas segala sesuatu, maka jika
kalian membunuh, maka perbaguslah dalam membunuhnya, dan jika
menyembelih, maka perbaguslah sembelihannya, dan hendaklah kalian
menajamkan pisaunya dan menenangkan sesembelihannya”. (HR. Muslim).
5.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam melewati seseorang yang menginjakkan kakinya di atas lambung
seekor kambing sambil menajamkan pisaunya dan diperlihatkan di depan
mata kambing itu. Beliau bersabda,
أَتُرِيْدُ أَنْ تميتها مَوْتَتَيْنِ ؟ هَلا حَدَّدْتَ شفرتَكَ قَبْلَ أَنْ تضجعَهَا
“Apakah
kamu ingin membunuhnya dengan dua kematian? Tidakkah kamu tajamkan
pisaumu sebelum kamu merebahkannya?” (HR. Al-Hakim dan beliau berkata
hadits ini shahih atas syarat shahih Al-Bukhari dan Muslim, dan
disepakati pula oleh Adz-Dzahabi)
6. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
عُذِّبَتِ
امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ فَدَخَلَتْ فِيهَا
النَّارَ لَا هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَلَا سَقَتْهَا إِذْ حَبَسَتْهَا وَلَا
هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ
“Seorang
wanita telah diazab karena mengurung seekor kucing sampai mati dan dia
dimasukkan dalam neraka, karena dia tidak memberi makan dan minum ketika
mengurungnya dan tidak pula dia melepaskannya sehingga bisa makan
serangga”. (HR. Al Bukhari)
(sumber http://ulamasunnah.wordpress.com dari Qutuf min Syamail Muhammadiyyah, karya Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar