SYAIKH AL IMAM BERKATA:
“PERKATAAN ASY-SYAIKH RABI' DI ATAS MATA DAN KEPALA KITA (KITA JUNJUNG TINGGI)”
:: BENARKAH SYAIKH AL IMAM MEMBELA DZULQARNAIN? ::
# Bagian 1 #
Tanggapan Ulama Thd Surat (Bayan) Al-Ustadz Dzulqarnain hafizhahullah ttg Tahdzir Asy-Syaikh Robi' hafizhahullah:
"Amanah Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam hafizhahullah untuk disampaikan"
Sampaikan kepada Syaikh Dzulqornain bahwa saya sangat bergembira dengan
tulisannya dan bahwa saya telah mendo'akan kebaikan untuknya.
(Pesan ini di hadapan halayak ramai thullab Indonesia, dan Syaikhuna
Al-Imam berkali2 memanggil Ustadz Dzul dengan sebutan: Syaikh)
(Sumber: Group WA Nurul 'Ilm Yaman)
(Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak mendahui ulama dalam masalah fitnah ini)
〰〰〰
Demikian syubhat yang disebarluaskan.
〰 Berikut pertanyaan yang dikemukakan pada Syaikh Al Imam hafizhahullah
F bertanya: Wahai Syaikh, apa nasehat dan arahan kepada pihak yang
menyebarkan perkataan Asy-Syaikh Rabi’ ini ke berbagai penjuru dunia, ke
dalam negeri dan keluar negeri, yang mana hal ini menyibukkan para
penuntut ilmu yang sedang sibuk belajar, dan apakah termasuk hikmah
menyebarkan perkataan Asy-Syaikh Rabi’ ini pada acara muhadharah
(ceramah yang terbuka untuk umum) dan mengadakan acaranya selama sehari
penuh atau hingga hari kedua yang khusus hanya membahas tema ini?
Asy-Syaikh menjawab: Kemudian hendaknya engkau mengetahui bahwa
perkataan ulama perlu disebarkan dan tidak disimpan, engkau dengar?!
Tetapi sebagaimana telah kami katakan bahwa kita berusaha semampu
mungkin untuk bersikap hati-hati dan lebih teliti. Dan pada kita tidak
ada misalnya mempermasalahkan perkataan Asy-Syaikh Rabi’ dan kenapa
disebarkan? Perkataan ulama –sebagaimana yang telah engkau dengar–
disebarkan sesuai dengan kebutuhan. Dan siapa yang ikut masuk pada
permasalahan ini bisa saja dia adalah orang yang bisa bersikap dengan
tepat dan memahami akibat-akibatnya, dan bisa juga tidak demikian. Jadi
kita tidak mengetahui berkaitan dengan keadaan sebagian orang. Misalnya,
saya menganggap baik bahwa pihak yang mengeluarkan perkataan Asy-Syaikh
Rabi’ agar menghubungi Dzulqarnain dan demikian demikian. Seandainya
dia menimbang semua perkara sebelum menyebarkan perkataan tersebut.
Benar atau salah?! Jadi lebih berhati-hati dan demikian demikian adalah
sesuatu yang baik. Tetapi karena perkaranya sebagaimana yang telah
engkau dengar, yaitu perkaranya telah tersebar dengan gambaran seperti
ini, maka barangsiapa yang bersama Allah (kebenaran –pent) pasti Allah
tidak akan menyia-nyiakannya. Engkau dengar?!
Dan kami menasehatkan –sebagaimana yang telah engkau dengar– kepada
Syaikh Dzulqarnain agar dia berlapang dada dan menerima nasehat-nasehat
Asy-Syaikh Rabi’ serta ulama yang lainnya. Ini merupakan dakwah kepada
agama Allah sebagaimana yang telah kalian dengar...”
〰〰〰
〰 Apakah Dzulqarnain berlapang dada dengan turunnya tahdzir Asy Syaikh
Rabi' sebagaimana dinasehatkan Syaikh Al Imam hafizhahullah?! Lalu
adakah yang pantas kita banggakan dari disebutnya berulangkali SYAIKH
YANG TELAH DITAHDZIR TERSEBUT?!
〰 Siapa wahai F yang mengadakan daurah sehari penuh bahkan dilanjutkan pada hari kedua yang khusus hanya membahas tema ini?!
〰 Jawablah agar dirimu tidak tergolong sebagai pendusta yang membela
pendusta dihadapan ikhwah dan langsung kamu lontarkan kedustaan kepada
Syaikh Al Imam!!
# Bagian 2 #
〰 Apakah hawa nafsumu dalam membabi buta membela Dzulqarnain yang telah
dijarh oleh Syaikh Rabi' telah menutupi akal sehatmu dan mencampakkan
adab & kejujuran
〰 Mana mauqif Syaikh Al Imam yang kalian sembunyikan bahwa beliau tegas dalam masalah fitnah ini merujuk pada Ulama Kibar?!
Asy-Syaikh: “Jadi kita merujuk kepada ulama, khususnya ulama besar.
Ini nasehatku kepada Syaikh Dzulqarnain, kalau dia mau melakukan hal
ini maka Allah akan mengangkat derajatnya. Jika dia meninggalkan sesuatu
karena Allah maka Allah akan meninggikan derajatnya. Namun jika
perkaranya tetap dengan gambaran tidak mau pergi, maka kami melihatnya
hal itu tidak benar.”
# Bagian 3 #
〰 Bukankah Asy Syaikh Al Imam telah menegaskan mauqif beliau bersama Asy Syaikh Rabi' (ada tendensi apa kok tidak ditampilkan?):
Asy-Syaikh: “Perkataan Asy Syaikh Rabi' di atas mata dan kepala kita
(kita junjung tinggi) -walhamdulillah- dan saya katakan kepada ikhwah
agar tidak terjadi diantara kalian sikap saling menghajr dan yang
lainnya.”
〰 Na'am, kita ulangi lagi agar para muqallid Dzulqarnain yang pura2
tertidur sudi membukakan matanya barang sekejap untuk menyaksikan
kilatan hujjah yang meluluhlantakkan syubhat mereka:
Asy-Syaikh: “Perkataan Asy Syaikh Rabi' di atas mata dan kepala kita
(kita junjung tinggi) -walhamdulillah- dan saya katakan kepada ikhwah
agar tidak terjadi diantara kalian sikap saling menghajr dan yang
lainnya.”
# Bagian 4 #
〰 Inilah yang kalian kisahkan bahwa Syaikh Al Imam bergembira kepada sikap Dzulqarnain. Kenapa?
F: “Syaikh, telah sampai berita kepada kami perkataan Syaikh Dzulqarnain
Makassar bahwa dia akan pergi Asy-Syaikh Rabi’ dan dia mengatakan
bahwa: “Kami bersyukur kepada Asy-Syaikh Rabi’ dan jika kami melakukan
kesalahan yang menyelisihi Al-Kitab dan As-Sunnah maka kami akan rujuk
dengan izin Allah dengan mudah, karenakebenaran adalah tujuan dan barang
kami yang hilang.”
Asy-Syaikh: “Semoga Allah memberi taufik kepada kita dan dia, semoga
Allah mengokohkan kita dan dia di atas kebenaran, semoga Allah
mengokohkan kita dan dia di atas kebenaran.…”
Asy-Syaikh: “Jadi kalian –semoga Allah memberkahi kalian– katakan bahwa
Al-Imam telah dibacakan kepadanya oleh sebagian ikhwah perkataan
Dzulqarnain yang menyatakan bahwa dia akan pergi ke Asy-Syaikh Rabi’ dan
seterusnya dan merasa senang dengannya. Dan hendaknya Dzulqarnain
bersikap tenang dan tidak terburu-buru dalam membicarakan permasalahan
lebih jauh dan menghindari sikap saling menjauh dan saling menghindari.
Sikap semacam ini tidak kami nasehatkan.
Jika kalian ditanya atau ada yang bertanya maka katakan demikian, yaitu:
Al-Imam telah diperdengarkan oleh salah seorang ikhwah atau dibacakan
perkataan Dzulqarnain lalu merasa senang dengan hal itu. Dan dia
menasehatkan agar bersikap tenang dan tidak saling menghajr dan memutus
hubungan, dan jika Dzulqarnain menyegerakan hal ini (pergi ke Asy-Syaikh
Rabi’) maka itu lebih baik.”
������
〰 Demikianlah kejujuran di sisi mereka, menyampaikan kemasannya tanpa menunjukkan isi pembangkangannya.
〰 Apakah disana si penyampai memberitakan bahwa Kalimat Syukur, niatnya
datang menemui Syaikh Rabi' tersebut hanyalah pemulas bibir, kemasan
pembungkus dari pembangkangannya terhadap tahdziran Syaikh Rabi' dan
berbalik menuduh Asatidzah dan Syaikh Hani telah menyampaikan berita
berita dusta tentang dirinya?!
〰 Maka kenalilah makar dan tipu daya mereka, betapa liciknya nenjadikan
potongan kalam ulama Ahlussunnah untuk membela Dzulqarnain yang telah
dijarh oleh Syaikh Rabi' dan menyemangati para pengekornya dengan
tipudaya dan muslihat yang lemah.
Walhamdulillah.
〰〰〰〰〰〰〰
# via Al-Akh Abu Hammad #
# Dengan sedikit suntingan dan susunan semula #
sumber: http://alfawaaid-my.blogspot.com/2013/12/syaikh-al-imam-berkata-perkataan-asy.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar