Doa Ketika Melihat Hilal
Alhamdulillah. Puji syukur sebesar-sebesarnya kita persembahkan
kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Kita berharap semoga Allah Subhanahu
wa Ta’ala memberikan kesempatan kepada kita untuk bisa sampai pada bulan
Ramadhan tahun 1430 H ini dan menghidupkannya dengan ibadah dan amal ketaatan
kepada-Nya. Dengan harapan kita dapat mencapai predikat “Taqwa”.
Sebagaimana kita tahu, bahwa satu-satunya cara syar’i untuk penetapan
bulan Ramadhan - dan bulan-bulan qamariyyah lainnya - adalah dengan cara
ru`yatul hilal. Ini merupakan perintah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam, cara dan kebiasaan beliau, dan cara yang senantiasa dijalankan oleh
para khalifah sepeninggal beliau. Alhamdulillah, kaum muslimin hingga
hari ini pun senantiasa berjalan di atas metode/cara ini. Walaupun di sana ada
sebagian dari kalangan ahli hisab yang hendak mengubah aturan syari’at ini,
bahkan jauh-jauh hari sudah mengumumkan kapan 1 Ramadhan, kapan 1 Syawwal
berdasarkan ilmu hisab. Maka tentu saja cara yang dilakukan ahli hisab tersebut
merupakan cara yang batil.
Pelaksanaan ru`yatul hilal dilakukan
pada malam ke-30 Sya’ban. Alhamdulillah, sunnah ini senantiasa terjaga hingga
hari ini. bagi para peru`yah ada hal penting yang harus diperhatikan.
Di antara tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ketika
melihat hilal adalah membaca doa, yaitu sebagaimana hadits yang
diriwayatkan dari shahabat ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma
berkata :
“Dulu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam apabila melihat
Al-Hilal beliau mengucapkan doa :
اللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَالإِسْلاَمِ
وَالتَّوْفِيقِ لِمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى ، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللهُ
“Allahu Akbar, Ya Allah terbitkanlah al-hilal kepada
kami dengan keamanan dan iman, dengan keselamatan dan Islam, dan taufiq kepada
apa yang Engkau cintai dan Engkau Ridhai. Rabbku dan Rabbmu adalah Allah.”
[HR.
At-Tirmidzi (3451), Ad-Darimi (1741), Al-Hakim (II/285) dari shahabat Thalhah
bin ‘Ubaidillah. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam
Ash-Shahihah no. 1816. diriwayatkan pula oleh
Ad-Darimi (1740) dari shahabat Ibnu ‘Umar. Dishahihkan pula oleh Asy-Syaikh
Al-Albani dalam Shahih Al-Kalimith Thayyib no.
162.]
Makna do’a tersebut adalah :
Doa
kepada Allah agar menerbitkan dan memperlihatkan hilal kepada kita dengan
diiringi keamanan dan iman, serta dengan keselamatan dan Islam. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyebutkan “keamanan dan
keselamatan”, sebagai bentuk permintaan untuk dihindarkan dari segala
kerugian dan bahaya. Dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
menyebutkan “Iman dan Islam”, sebagai bentuk permintaan
untuk memperoleh segala manfaat dalam bentuk yang paling baik.
Dalam doa tersebut Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga
menegaskan “Rabbku dan Rabbmu adalah Allah”.
Di
sini terkandung nilai tauhid. Bahwa Rabb segenap makhluk, termasuk manusia, dan
termasuk pula hilal yang sedang terbit itu adalah Allah. Dia-lah
satu-satunya Rabb, yakni Pencipta, Pemilik, dan Pengatur alam semesta dan segala
yang ada di dalamnya. Sehingga dengan penegasan ini, meniadakan adanya sekutu
bagi Allah dalam pengaturan alam semesta, termasuk dalam mengatur terbitnya
hilal. Menerbitkan, menenggelamkan, dan mengatur peredaran hilal
hanya Allah semata. Sebagaimana Allah adalah satu-satu-Nya Pencipta,
Pemilik, Penguasa, dan Pengatur seluruh alam semesta, tidak ada sekutu
bagi-Nya.
Di
sini juga terdapat bantahan terhadap orang-orang yang menyembah selain Allah,
baik Matahari, Bulan, Bintang, ataupun yang lainnya. Padahal segala sesuatu
selain Allah adalah makhluk yang tidak boleh dan tidak layak untuk disembah.
Sekaligus bantahan terhadap ahli hisab, yang terlalu yakin dengan
hisabnya. Dia lupa, bahwa Allah adalah Penguasa dan Pengatur seluruh alam
semesta, termasuk hilal. Bisa saja Allah menentukan lain, sehingga
hisab secanggih dan seteliti apapun ternyata meleset.
*
Perhatian :
1.
Do’a ini tidak hanya berlaku ketika melihat hilal Ramadhan atau
hilal Syawwal saja. Tapi juga ketika melihat hilal untuk
bulan-bulan lainnya.
2.
Do’a ini hanya berlaku bagi orang yang melihat hilal saja
(yakni peru`yah). Adapun orang yang hanya mendengar berita bahwa
hilal telah terlihat, maka do’a ini tidak berlaku baginya.
______
Bacaan :
1. Tuhfatul Ahwadz Syarh Sunan At-Tirmidzi
2. Mirqat Al-Mafatih Syarh Misykah Al-Mashabih
3. Majmu Fatawa wa Rasa`il Ibni ‘Utsaimin/
4. Ash-Shahihah
5. Shahih Al-Kalim Ath-Thayyib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar