NASEHAT UNTUK KAUM MUSLIMIN MENYAMBUT BULAN RAMADHAN
Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz
rahimahullah
(mufti agung
Saudi ‘Arabia)
بسم
الله والحمد لله وصلى الله على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن اهتدى بهداه، أما
بعد:
Sesungguhnya aku menasehatkan kepada saudaraku-saudaraku kaum muslimin
di mana pun berada terkait dengan masuknya bulan Ramadhan yang penuh barakah
tahun 1413 H ini [1] dengan taqwa kepada
Allah ‘Azza wa Jalla, berlomba-lomba dalam seluruh bentuk kebaikan,
saling menasehati dengan al haq, dan bersabar atasnya, at-ta’awun
(saling membantu) di atas kebaikan dan taqwa, serta waspada dari semua perkara
yang diharamkan Allah dan dari segala bentuk kemaksiatan di manapun berada.
Terlebih lagi pada bulan Ramadhan yang mulia ini, karena ia adalah bulan yang
agung. Amalan-amalan shalih pada bulan itu dilipatgandakan (pahalanya), dosa dan
kesalahan akan terampuni bagi siapa saja yang berpuasa dan mendirikannya (dengan
amalan-amalan kebajikan) dengan penuh keimanan dan rasa harap (akan keutamaan
dari-Nya), berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ.
“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan
dan rasa harap, maka akan diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Al
Bukhari 2014 dan Muslim 760)
Dan sabda beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam
إِذَا
دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ،
وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِيْنُ.
Jika telah masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu Al Jannah akan dibuka,
pintu-pintu Jahannam akan ditutup, dan para syaitan akan dibelenggu. (HR.
Al Bukhari 1899 dan Muslim 1079)
Dan sabda beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam :
الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ
يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ :
إِنِّيْ صَائِمٌ.
Puasa itu adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang
berpuasa, maka janganlah mengucapkan ucapan kotor, dan jangan pula bertindak
bodoh, jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah
mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa. (HR. Al Bukhari 1904)
Dan sabda beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam
يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، الْحَسَنَةُ
بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ،
تَرَكَ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ وَشَرَابَهُ مِنْ أَجْلِيْ، لِلصَّائِمِ
فَرْحَتَانِ، فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ،
وَلَخُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ عِنْدَ اللهِ أَطْيَبُ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Semua amalan anak Adam untuknya,
setiap satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya, kecuali puasa,
sesungguhnya ia untuk-Ku, Aku yang akan membalasnya. Karena seorang yang
berpuasa telah meninggalkan syahwat, makan, dan minumnya karena Aku. Bagi
seorang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan: gembira ketika berbuka,
dan gembira ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut seorang yang
berpuasa itu di sisi Allah lebih wangi daripada minyak wangi misk. (HR. Al
Bukhari 1904 dan Muslim 1151)
Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan kabar
gembira kepada para shahabatnya dengan masuknya bulan Ramadhan. Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka:
أتاكم
شهر رمضان شهر بركة، ينزل الله فيه الرحمة، ويحط الخطايا، ويستجيب الدعاء، ويباهي
الله بكم ملائكته ، فأروا الله من أنفسكم خيرا ؛ فإن الشقي من حرم فيه رحمة
الله
Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh barakah.
Allah menurunkan padanya rahmah, menghapus kesalahan-kesalahan, mengabulkan
do’a, dan Allah membanggakan kalian di hadapan para malaikat-Nya, maka
perlihatkanlah kepada Allah kebaikan dari diri-diri kalian, sesungguhnya orang
yang celaka adalah orang yang diharamkan padanya rahmat Allah. (Dalam
Majma’ Az-Zawa`id Al-Haitsami menyebutkan bahwa hadits ini diriwayatkan
oleh Ath-Thabarani dalam Al-Kabir)
Dan beliau ‘Alaihish
Shalatu Wassalam bersabda
من لم
يدع قول الزور والعمل به والجهل ، فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه
Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan yang haram dan
mengamalkannya, ataupun bertindak bodoh, maka Allah tidak butuh dengan upaya dia
dalam meninggalkan makan dan minumnya. (HR Al Bukhari dalam Shahihnya).
Hadits-hadits tentang keutamaan bulan Ramadhan dan dorongan untuk
memperbanyak amalan di dalamnya sangatlah banyak.
Maka
aku juga mewasiatkan kepada saudara-saudaraku kaum muslimin untuk istiqmah pada
siang dan malam-malam bulan Ramadhan dan berlomba-lomba dalam segala bentuk
amalan kebaikan, di antaranya adalah memperbanyak qira’ah (membaca) Al
Qur’anul Karim disertai dengan tadabbur (upaya mengkajinya) dan
ta’aqqul (upaya memahaminya), memperbanyak tasbih, tahmid, tahlil,
takbir, dan istighfar, serta memohon kepada Allah Al Jannah, berlindung
kepada-Nya dari An Nar, dan do’a-do’a kebaikan yang lainnya.
Sebagaimana aku wasiatkan juga kepada saudara-saudaraku untuk
memperbanyak shadaqah, membantu para fakir miskin, peduli untuk mengeluarkan
zakat dan menyalurkannya kepada yang berhak menerimanya, disertai juga dengan
kepedulian untuk berdakwah ke jalan Allah subhanahu, memberikan
pengajaran kepada orang jahil, dan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar dengan
cara yang lembut, hikmah, dan metode yang baik, disertai juga dengan sikap
hati-hati dari segala bentuk kejelekan, dan senantiasa bertaubat dan istiqmah di
atas al-haq dalam rangka mengamalkan firman-Nya subhanahu:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung. (An Nur: 31)
Dan firman-Nya ‘Azza
wa Jalla :
إِنَّ
الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا
جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Rabb kami adalah Allah,
kemudian mereka tetap istioqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
mereka tiada pula berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni Al Jannah,
mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
(Al Ahqaf: 13-14)
Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq bagi semuanya kepada
perkara-perkara yang diridhai-Nya, dan mudah-mudahan Allah melindungi semuanya
dari kesesatan (yang disebabkan) fitnah dan gangguan-gangguan setan.
Sesungguhnya Dia Maha Dermawan lagi Maha Mulia.
[1] Nasehat ini disampaikan pada 1413 H. namun karena isi nasehat
ini tidak pernah kadaluwarsa dan senantiasa relevan maka kami tampilkan kembali
meskipun sudah berlalu 7 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar