Radio Muwahiddin

Kamis, 24 Mei 2012

A to Z Nutrisi untuk Si Buah Hati


A to Z Nutrisi untuk Si Buah Hati


--------------------------------------------------------------------------------------------------


Untuk si buah hati, tentu setiap orangtua berusaha memberikan nutrisi yang terbaik. Tapi tunggu dulu, apa dan bagaimana masalah mengenai nutrisi untuk si buah hati.

A= Air susu ibu

Sebenarnya hanya 1% wanita yang benar-benar tidak bisa menyusui. Jadi, Setiap wanita bisa memberikan ASI. Persiapan memberi ASI dimulai sejak bayi dalam kandungan. Begitu pula ketika ibu akan bekerja, ASI mulai diperas dan disimpan dalam lemari pendingin (frezeer) beberapa minggu bahkan beberapa bulan sebelumnya.

Pada awal kehidupannya, bayi sering sekali menyusu, sekitar 8-12 kali. Beri ASI saat ia meminta (on demand) agar produksi ASI dan pertumbuhan bayi optimal. Isapan si kecil dan pengosongan komplit payudara Anda merupakan rangsangan terbaik untuk meningkatkan jumlah ASI.

Yang sering terlupakan adalah ASI bukan hanya sekadar kaya nutrisi, namun ASI adalah materi hidup, yang juga mengandung enzim yang membantu agar pencernaan bayi bisa menyerap nutrisi dengan baik.

B= Besi 

Bayi, terutama saat-saat penyapihan, rentan kekurangan zat besi yang bisa menyebabkan anemia. Para ahli menganjurkan untuk deteksi dini satu kali sebelum usia anak satu tahun lewat pemeriksaan kadar hemoglobin.


Penyerapan zat besi pada daging, ikan dan unggas cukup tinggi, pada gandum dan kacang-kacangan sedang, dan pada sayuran, penyerapannya rendah. Untuk meningkatkan penyerapan, kombinasikan makanan kaya zat besi dengan vitamin C, misalnya selipkan potongan tomat dalam bekal roti daging untuk si kecil.


C= Camilan sehat

Di sela-sela makanan wajib, anak pun butuh camilan. Tetapi repot juga bila anak lebih memilih mengemil daripada makan. Solusinya, sediakan camilan sehat yang setara gizinya dengan makanan wajib. Misalnya, roti dengan selai kacang, kroket keju, biskuit gandum. Hindari camilan manis sejak dini. Namun, saat anak aktif dan memerlukan makanan berkalori tinggi, segelas es krim, puding susu, atau cheesecake akan menambah energi untuk aktifitasnya.

D= diet

Bolehkah anak obesitas berdiet untuk menurunkan berat badan? Menurut para ahli, diet seperti ini tidaklah dianjurkan karena diet berlebihan ditakutkan mempengaruhi tumbuh kembangnya. Diet lebih ditujukan untuk membentuk pola makan sehat dan menjaga agar berat badan tidak terus naik. Diharapkan, semakin tinggi anak, berat badan akan menjadi seimbang. Sertakan pola makan sehat dengan aktifitas fisik yang pastinya memiliki banyak keuntungan untuk gaya hidupnya di masa depan


E= Enyahkan mitos

Masyarakat seringkali lebih mempercayai mitos ketimbang kenyataan. Salah satunya mitos bahwa menyusui akan merusak estetika payudara. Banyak selebriti dunia dan dalam negeri berlomba-lomba menyusui bayinya, dan lihat betapa badan mereka tetap langsing. Intinya, selama pola hidup sehat dijalankan, maka tubuh kita pun akan sehat dan bugar. Jadi, demi memberi si kecil makanan terbaik, mengapa Anda harus menundanya?

F= fakta tentang vitamin

Awal tahun 1900-an, ahli menemukan sebuah substansi “vital” dalam makanan, yang belakangan disebut vitamin. Efek kekurangannya cukup fatal, dan pemenuhannya akan memberi banyak keuntungan hingga jutaan orang tua di dunia berlomba memberikan suplemen vitamin untuk anaknya. Namun, makanan kaya vitamin tetaplah menjadi pilihan utama.

Faktanya, jumlah vitamin yang diserap ternyata bervariasi tergantung dari status nutrisi anak, makanan yang dikonsumsi sebelumnya, kondisi pencernaan, proses pengolahan, dan sumber vitaminnya. Anak diare menyerap vitamin lebih sedikit. Anak yang mengalami operasi pemotongan usus akan kekurangan vitamin tertentu tergantung letak ususnya. Begitu juga sayuran yang direbus terlalu lama akan berkurang kadar vitaminnya, dan sumber vitamin alami lebih baik penyerapannya.

G= Gigi vs tekstur makanan

Banyak orang tidak mengetahui bahwa ada hubungan antara pola makan anak dengan kesehatan gigi. Kepadatan makanan anak harus disesuaikan dengan perkembangan giginya. Anak yang terus menerus diberi makanan dengan tekstur halus membuat perkembangan rahangnya terhambat. Jika perkembangan rahang dan gusi terhambat maka pertumbuhan gigi pun bisa terganggu.

H= Hindari

Saat si kecil sedang belajar makan makanan padat, hindari mengenalkan makanan manis-manis. Makanan yang mengandung gula beralkohol (sorbitol) juga harus dibatasi karena bisa menyebabkan diare. Sayur atau buah kalengan bisa mengandung natrium terlalu banyak hingga tak baik untuk si kecil.

Beberapa jenis makanan dapat menyebabkan tersedak seperti potongan wortel mentah, buah cherri, permen, potongan sosis, kacang, butiran buah anggur, dan popcorn. Hindari pula si kecil bermain dengan balon, koin, ujung pulpen, bola-bola kecil tanpa pengawasan orang dewasa di sekitarnya.

I= Ikan

Ikan laut merupakan sumber omega 3 dan omega 6. Sertakan menu ikan di hidangan si kecil Anda. Tentu saja pilih ikan yang ‘aman’, artinya yang tidak memiliki banyak duri halus, misalnya ikan salem. Selain itu perhatikan jenis pengolahan. Untuk tahap permulaan, sebaiknya pilih masak dengan cara tim.

J= Jangan paksa

Seringkali anak usia 2-3 tahun tak mau makan menu yang disediakan, seiring dengan keinginannya untuk menentukan pilihan sendiri. Saat-saat seperti ini, pemaksaan malah akan mengganggu kemampuan si kecil untuk memilih dan menentukan kesukaannya. Selain itu, anak yang dipaksa mencoba menu baru, meski diiming-imingi hadiah, ternyata lebih banyak yang menolak makanan dibandingkan dengan anak yang suka rela mencobanya. Anak yang dihukum tidak makan makanan kesukaannya juga malah akan semakin menginginkan makanan tersebut. Tugas orang tua adalah menyediakan makanan sehat, dan biarkan si kecil memilih dan menentukan sendiri jumlah makanan yang diinginkannya.

K= Kurus?

Benarkah si kecil kurus? Membandingkan berat badannya dengan teman-teman sebayanya bukanlah cara akurat untuk memastikan si kecil kurus. Sebab ada anak yang memang berperawakan pendek dan ada pula yang tinggi.

Mengukur berat badan berdasarkan umur sebenarnya kurang tepat. Idealnya berat badan dibandingkan dengan tinggi atau panjang badannya. Terkadang si kecil memang punya berat badan lebih ringan dari sebayanya tetapi bila dilihat dari panjang badannya, mungkin ia sebenarnya normal.

Penilaian kurus atau tidaknya seorang anak juga ditentukan oleh banyak hal antara lain tebal lemaknya dan ukuran lingkar lengannya. Jadi, sebelum anak divonis kurus, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter.

L= Lemak

Lemak mutlak diperlukan pada bayi yang relatif makan lebih sedikit daripada anak atau pun orang dewasa. Kebutuhan lemak untuk anak 1-3 tahun adalah 30-40% dari jumlah kalori sehari, sedangkan anak usia 4-18 tahun sebesar 25-35%. Lemak dibutuhkan untuk melarutkan beberapa jenis vitamin, untuk membangun sel termasuk sel saraf, untuk pertumbuhan otak, dan juga sebagai cadangan energi.

M= Menolak makan

Proses makan merupakan hasil interaksi, dan tidak melibatkan anak saja. Jangan salahkan si kecil bila ia menolak makan, bila faktor lain tak terpenuhi. Misalnya, suasana makan, jenis makanan yang diberikan, cara pemberiannya, stres, temperamen si kecil dan perkembangan keterampilannya turut berperan. Faktor budaya seperti memberi pisang yang dihaluskan pada bayi baru lahir akan mempengaruhi perkembangan keterampilan makan si kecil. Orang tua yang memaksa anaknya makan padahal ia tak lapar, atau anak yang selalu disuapi juga bisa menjadi salah satu sebab anak sulit makan. Jangan lupakan pula kondisi anak apakah ia sedang sakit atau tidak seperti bayi yang pilek bisa menolak makan karena pernapasannya terganggu.

N= Nutrisi anak aktif

Ketika si kecil mulai bersekolah dan menghabiskan separuh waktu siangnya di sana, ia butuh nutrisi lebih. Mereka butuh menu makan siang yang dapat memenuhi sepertiga dari kebutuhan energi, protein, vitamin A, vitamin C, zat besi, dan kalsium. Tanamkan pentingnya nutrisi bergizi, dan jangan biasakan menggantinya dengan jajan. Pastikan ia mendapat sarapan sarat gizi agar dapat belajar optimal. Sarapan yang disarankan adalah segelas susu, satu porsi buah atau sayur, lauk pauk, dan sumber karbohidrat seperti roti, mie, atau nasi.

O= Obat penambah nafsu makan

Curcuma sudah diteliti dapat menambah nafsu makan. Kekurangan zinc dapat juga mengurangi nafsu makan. Sebaiknya jangan tergoda untuk buru-buru membeli suplemen yang mengklaim bisa menambah nafsu makan anak, karena belum tentu si kecil membutuhkannya. Konsultasikan dulu dengan dokter anak Anda.

P= Pilih-pilih makanan

Menurut sebuah studi, picky eaters (anak yang suka pilih-pilih makanan) biasanya diberi ASI kurang dari 6 bulan hingga pemberian ASI lebih dari 6 bulan diharapkan dapat mencegahnya dari pilih-pilih makanan. Penelitian juga menunjukkan jumlah makanan yang disukai si kecil tak akan banyak berubah dari usia 2-3 tahun sampai uisa 8 tahun. Hingga anak yang sudah terlanjur pilih pilih makanan pada usia tersebut, akan lebih sulit diubah. Jadi, mengenalkan menu baru saat usianya dua hingga empat tahun akan lebih diterima ketimbang setelah usia empat tahun.


R= Rentan sakit

Beberapa elemen nutrisi akan meningkatkan daya tahan tubuhnya. Yang sudah diteliti antara lain antioksidan seperti selenium, vitamin c, a, e, zinc. Anak yang kekurangan nutrisi lebih mudah sakit. Begitu juga anak yang tidak minum ASI

S= Sering muntah

Anak yang sering muntah juga akan mempengaruhi status nutrisinya. Ada batasan kapan anak muntah dikatakan patologis.

T= Tidak suka sayur

Kesukaan anak terhadap sayur dan buah dibentuk sejak bayi, terutama ketika ia mulai makan sama dengan orang di sekitarnya. Menurut ahli, anak yang diberi variasi makanan dan sering melihat Anda makan sayuran akan lebih suka sayur. Tawarkan berbagai macam sayur, berulang-ulang dan konsisten, sampai anak Anda mau mencobanya. Cara lain adalah menyelipkan sayuran dalam makanan yang disukainya, misalnya bakso daging yang diberi wortel. Sebagai ukuran untuk balita, satu porsi sayuran kurang lebih satu sendok makan dikalikan usia dan setengah potong buah segar. Sedangkan untuk anak yang lebih besar, satu porsi adalah satu potong buah atau satu cangkir sayuran mentah. Dalam satu hari, disarankan seorang anak mengonsumsi dua porsi buah dan tiga porsi sayuran.

U= Utamakan kenyamanan saat makan

Yang satu ini sering terlupakan. Orangtua hanya berpikir, “Hmm, waktu makan telah tiba dan anak harus makan!” Wah, tak perlu kaku begitu. Sebaiknya ciptakan suasana makan yang menyenangkan. Misalnya mengajak si kecil makan di teras belakang rumah, di depan ikan mas koki yang berwarna-warni. Anda perlu sedikit ‘cerewet’ mengajaknya ngobrol.

V= Variasi menu sehari

Sama seperti Anda, si kecil pun bisa bosan dengan jenis makanan yang itu-itu saja. Ayo sedikit kreatif. Nggak susah kok, tergantung kemauan Anda. Mau cara gampang, buka saja buku aneka resep bubur bayi, atau bertanya kepada orang-orang sekitar.

W= Waktu makan yang teratur

Keteraturan makan perlu diperkenalkan sejak dini. Idealnya si kecil makan tiga kali sehari dengan dua selingan di antaranya. Membiasakan si kecil makan sesuai jadwal akan membuat pencernaannya lebih siap dalam mengeluarkan hormon dan enzim yang dibutuhkan untuk mencerna makanan yang masuk.

X= X-tra hati-hati

Pengukuran berat badan setiap bulan pada bayi dapat menjadi deteksi dini apakah si kecil punya masalah kesehatan. Bila berat badannya tidak naik dua bulan berturut-turut sedangkan Anda telah memberinya nutrisi bergizi, hati-hati terhadap kondisi kesehatannya. Beberapa penyakit seperti tuberkulosis dan infeksi saluran kemih dapat menyebabkan gangguan makan dan berat badannya tak naik-naik. Beberapa kelainan kromosom juga bisa menyebabkan berat badan dan tinggi badannya tidak naik seperti anak normal lainnya.

Y= Yodium

Meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil, yodium merupakan zat vital untuk kecerdasan si kecil. Sumber utama yodium adalah makanan laut, juga lewat suplementai (misalnya garam beryodium).

Z= Zink

Zink atau zat seng sudah terbukti meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah anak dari diare. Kandungannya tinggi pada makanan kaya protein seperti kerang, daging, daging unggas, dan hati, juga pada kacang-kacangan dan produk gandum. Kekurangan zat ini dapat menyebabkan anak kurang nafsu makan dan mudah sakit.

Sumber : anakku.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Dipersilakan untuk menyebarluaskan isi dari blog ini untuk kepentingan da'wah, tanpa tujuan komersil dengan menyertakan URL sumber. Jazakumullohu khairan."