Radio Muwahiddin

Sabtu, 26 Mei 2012

Rahasia Tangisan Pertama Ketika Bayi Baru Lahir



Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Jeritan anak ketika dilahirkan adalah (karena) tusukan dari syaithan” HR. Al Bukhari (3248), Muslim (15/128 – An Nawawi), dan Ath Thabrani dalam ash Shaghir (29), dan riwayat yang lain darinya dan Ibnu Hibban (6150-6201-6202).

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Tidak ada seorang anakpun yang lahir melainkan syaithan menusuknya hingga menjeritlah si anak akibat tusukan syaithan itu kecuali putra Maryam (Isa) dan ibunya (Maryam)”.

Kemudian Abu Hurairah berkata: Bacalah bila kalian mau (ayat yang berbunyi):
“Dan aku meminta perlindungan untuknya kepada-Mu dan juga untuk anak keturunannya dari syaithan yang terkutuk.” HR. Al Bukhari (3/10-As Sindi), Muslim (15/128-An Nawawi), dan Abu Ya’la (5971)

Anak kecil ini belum mengenal dunia sedikit pun, namun syaithan sudah menyatakan permusuhan dengan menusuknya. (Lihat syarhu shahih muslim oleh imam An Nawawi tentang hadits ini (15/129-130)


Lalu bagaimana keadaan si anak jika ia telah dapat berbicara dan merasakan segala sesuatu. Bagaimana keadaannya jika syahwatnya untuk mencari dunia atau selainnya. Maka penyesatan dan upaya penyimpangan yang dilakukan syaithan ini harus dihalangi, karena itulah syari’at datang untuk melindungi manusia sejak mudanya, bahkan sejak lahir ke dunia ini hingga nanti menemui Tuhannya.

Kami (penulis buku ini, pen) akan mengumpulkan semua tahapan kehidupan manusia secara ringkas. Sejak anak manusia belum melewati tujuh hari pertama dari umurnya, penetap syari’at telah menerangkan jalan-jalan penjagaan bagi anak tersebut dan menjelaskan perkara-perkara yang seharusnya dilakukan sepanjang tujuh hari (dari kelahiran anak).

Maka siapa yang mencintai anaknya dan ingin menjaganya dari syaithan, hendaklah ia mengikuti metodenya sayyidil mursalin dan beliau bagi kita adalah sebaik-baik pemberi nasihat. Beliau sebagaimana diceritakan oleh Abu Dzar Al Ghifari radhiyallahu ‘anhu: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan kami dalam keadaan tidak ada seekor burungpun yang membolak-balikkan sayapnya di udara melainkan beliau sebutkan ilmunya kepada kami”.

Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak ada sesuatupun yang mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka kecuali telah diterangkan pada kalian.” HR. Ath Thabrani dalam “Al Kabir” (1647), dan “Ash Shaghir” (1/268), Ahmad dalam Al Musnad(5/153-162) baris pertama darinya.

Termasuk upaya penjagaan terhadap anak dari gangguan syaithan adalah doa seorang suami ketika mendatangi istrinya:
Bismillahi jannibnas syaithana wa jannibis syaithana ma razaqtana
“Dengan nama Allah, Ya Allah, jauhkan kami dari syaithan dan jauhkanlah syaithan dari apa yang Engkau rezkikan kepada kami.”

Maka bila Allah tetapkan lahirnya anak dari hubungan keduanya itu, maka syaithan tidak akan membahayakannya selamanya. HR. Al Bukhari (9/288-Fathul Baari), Muslim (10/1434-An Nawawi), dan selain keduanya.

Wallahu a’lam.

Sumber tulisan: Buku “Kado Untuk Si Buah Hati” hal. 24-26. Cetakan kedua Pustaka Al Haura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Dipersilakan untuk menyebarluaskan isi dari blog ini untuk kepentingan da'wah, tanpa tujuan komersil dengan menyertakan URL sumber. Jazakumullohu khairan."