Adab-Adab Ketika Tidur
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penulis Al-Ustadz Abu Muawiah
Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman:
“Dan termasuk dari ayat-ayat Kami (yaitu) waktu tidur kalian di malam hari dan waktu kalian mengusahakan (mencari) karunia (rizki)-Nya di siang hari. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekusaan-Nya bagi kaum yang mereka mau mendengar.” (Ar Ruum: 23)
- Allah Subhanahu wa Ta`ala juga berfirman:
“Dan Kami jadikan tidur kalian sebagai istirahat” (An-Naba`: 9)
- Berkata Al-Barra` bin Azib Radhiallahu ‘anhu: Bersabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:
“Jika engkau mendatangi tempat tidurmu maka hendaklah berwudhu sebagaimana wudhumu ketika hendak shalat, kemudian tidurlah di atas rusuk sebelah kanan kalian, kemudian berdoalah: ‘Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu dan aku kembalikan urusan-urusanku kepada-Mu…al-hadits.”[1]
Di antara adab-adab ketika hendak tidur yaitu:
1. Menutup pintu dan mematikan api serta lampu sebelum tidur.
2. Berwudhu sebelum tidur.
3. Membersihkan tempat tidur sebelum merebahkan diri diatasnya.
4. Tidur menghadap sebelah kanan dan meletakkan pipinya di atas tangan kanannya.
5. Membaca sebuah surat dari surat-surat dalam Al-Qur`an.
6. Membaca doa-doa dan berdzikir.
7. Ketika bermimpi, apa yang sebaiknya diucapkannya dan apa yang sebaiknya dilakukannya jika yang dilihatnya dalam mimpi menyenangkan atau menakutkan.
8. Makruh tidur dengan tengkurap.
9. Dibencinya tidur di atas teras bagian atas rumah tanpa adanya batu pembatas.
10. Doa-doa ketika bangun dari tidur.
- Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman:
“Dan termasuk dari ayat-ayat Kami (yaitu) waktu tidur kalian di malam hari dan waktu kalian mengusahakan (mencari) karunia (rizki)-Nya di siang hari. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekusaan-Nya bagi kaum yang mereka mau mendengar.” (Ar Ruum: 23)
- Allah Subhanahu wa Ta`ala juga berfirman:
“Dan Kami jadikan tidur kalian sebagai istirahat” (An-Naba`: 9)
- Berkata Al-Barra` bin Azib Radhiallahu ‘anhu: Bersabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:
“Jika engkau mendatangi tempat tidurmu maka hendaklah berwudhu sebagaimana wudhumu ketika hendak shalat, kemudian tidurlah di atas rusuk sebelah kanan kalian, kemudian berdoalah: ‘Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu dan aku kembalikan urusan-urusanku kepada-Mu…al-hadits.”[2]
Di antara adab-adab ketika hendak tidur yaitu:
Menutup pintu dan mematikan api serta lampu sebelum tidur
Diriwayatkan dari hadits Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
“Matikanlah lampu-lampu pada malam hari ketika engkau hendak tidur dan tutuplah pintu-pintu,…”[3] Dan dalam satu riwayat: “Tutuplah pintu-pintu dan matikanlah lampu-lampu, karena sesungguhnya al-fuwaisaqah – tikus- bisa jadi akan mneyenggol sumbu lampu yang masih menyala dan membakar rumah penghuninya.”[4]
Dan diriwayatkan dari hadits Ibnu Umar radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan biarkan api masih menyala dalam rumahmu ketika engkau beranjak tidur”[5]
Dalam atsar sebelumnya telah disebutkan tentang perintah untuk mematikan lampu serta api yang menyala dan menutup pintu. Kemudian apakah perintah tersebut sifatnya wajib atau sekedar sunnah atau sekedar pengarahan saja. Terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama dalam hal ini.
Sebab perintah mematikan api dan lampu tiada lain karena khawatir api itu bisa menyebar dan akan dapat membakar penghuninya. Sebab ini dijelaskan dalam sebuah hadits , dimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
“Karena bisa jadi al-fuwaisaqah – yaitu tikus - akan menyenggol sumbu lampu yang tetap menyala dan membakar rumahnya.”
Berkata Al-Qurthubi -rahimahullah- : “Di dalam hadits-hadits ini bahwa salah seorang jika tidur di rumahnya sendirian dan terdapat api yang masih menyala maka hendaklah ia mematikannya terlebih dahulu sebelum ia tidur, atau melakukan sesuatu yang memberi jaminan bahwa nyala api tidak membakarnya, demikian juga apabila di rumah tersebut terdapat banyak orang, maka sebagian diantara mereka menjadi wajib untuk mematikan lampu tersebut ketika hendak tidur, ataukah yang palingberhak untuk mematikannya adalah yang paling akhir tidur. Maka barang siapa yang lalai dalam perkara ini maka dia telah menyelisihi sunnah dan bisa dianggap sebagai orang yang telah meninggalkan sunnah.[6]
Adapun tentang perintah menutup pintu-pintu sebelum tidur, maka terdapat dalam riwayat Muslim dari hadits Jabir Radhiallahu ‘anhu:
“Dan tutuplah pintu-pintu, dan sebutlah nama Allah, karena sesungguhnya syaithan tidak akan bisa membuka pintu yang telah tertutup.”[7]
Berkata Ibnu Daqiiq Al-‘Ied –rahimahullah- : Perintah menutup pintu ini terdapat maslahat baik secara sya`ri maupun secara duniawiyah di antaranya adalah menjaga diri dan hartanya dari orang-orang yang berkelakuan buruk dan dari pelaku kejahatan. Terlebih lagi dari gangguan syaithan. Adapun sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Karena sesungguhnya syaithan tidak akan bisa membuka pintu yang telah tertutup.”
Menyiratkan bahwa perintah untuk menutup pintu terdapat maslahat yaitu menjauhkan syaithan agar tidak bercampur baur dengan kaum manusia. Dan secara khusus adalah sebagai bentuk kehati-hatian karena takut terhadap apa-apa yang tidak tampak baginya, kecuali dari tuntuanan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam …[8]
Masalah: Jika api telah diamankan dan telah dilakukan segala sebab untuk menghindari agar tidak terjadi kebakaran. Maka apakah boleh dikatakan untuk meninggalkan api serta lampu-lampu tanpa mematikannya?
Jawab: Jika telah aman dari hal seperti itu…, maka tidak mengapa untuk tidak mematikannya. Karena sebab perintah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mematikan api serta lampu dalam hadits diatas karena al-fuwaisaqah – tikus – akan menyebabkan nyala api membakar rumah sipemilik, namun apabila sebab tersebut telah hilang maka larangan tersebut juga telah tertiadakan. Demikian yang dikatakan oleh Al-Imam An-Nawawi –rahimahullah-.[9]
Berwudhu sebelum tidur
Al-Barra` bin Azib radhiallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika engkau hendak mendatangi tempat tidurmu maka hendaklah engkau berwudhu sebagaimana wudhumu untuk shalat…al-hadits.”[10]
Wudhu yang diperintahkan disini tidak menunjukkan suatu kewajiban akan tetapi hanyalah menunjukkan suatu amalan yang sunnah saja bagi siapa saja yang hendak tidur. Salah satu riwayat Ahmad menguatkan akan hal itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
“Jika engkau mendatangi tempat tidurmudalam keadaan yang suci….”[11]
Maka jika telah berwudhu dan maka telah cukup baginya karena maksud wudhu tersebut adalah agar selama tidurnya dalam keadaan suci dikarenakan khawatir apabila ia meninggal dunia dimalam itu dan agar dijadikan pada mimpinya kebaikan dan agar dijauhkan dari godaan dan gangguan syaithan didalam tidurnya. Demikian perkataan Al-Imam An-Nawawi –rahimahullah-.[12]
Membersihkan tempat tidur sebelum merebahkan diri diatasnya
Termasuk dari petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak tidur adalah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membersihkan tempat tidurnya dengan sarungnya tiga kali sebelum beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam merebahkan diri diatas pembaringannya. Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika salah seorang dari kalian hendak ke tempat tidurnya, maka hendaklah ia membersihkan tempat tidurnya dengan bagian dalam sarungnya,[13] karena ia tidaklah tahu apa yang terjadi setelah ia tertidur… al-hadits.”
Dalam satu riwayat:
”Jika salah seorang dari kalian mendatangi tempat tidurnya, maka hendaklah ia mengibaskan tempat tidurnya dengan ujung kain bajunya sebanyak tiga kali… al-hadits.”
Dalam riwayat Muslim
“Maka hendaklah ia mengambil sarungnya dan membersihkan tempat tidur dengan sarungnya tersebut dan hendaklah ia menyebut nama Allah, karena sesungguhnya ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelahnya.”
Dalam riwayat At-Tirmidzi:
“Jika salah seorang dari kalian bangun dari tempat tidurnya kemudian kembali hendak tidur maka hendaklah ia membersihkan … al-hadits.”[14]
Dari beberapa hadits tersebut terdapat faedah, di antaranya:
- Disunnahkannya membersihkan tempat tidurnya sebelum tidur.
- Disunnahkannya membersihkannya sebanyak tiga kali sapuan.
- Menyebut nama Allah ketika akan beranjak tidur.
- Bahwa siapa saja yang bangun dari tidurnya kemudian hendak tidur lagi,maka disunnahkan baginya untuk membersihkan tempat tidurnya kembali dengan sekali kibasan.
Sebab hal itu, sebagaimana penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
“Karena ia tidaklah tahu apa yang terjadi di tempat tidurnya setelah ia tidur.”
Di antara hikmah membersihkan dengan mengkhususkan bagian dalam sarungnya bukanlah sebab yang terjangkau oleh pengetahuan kita. Para Ulama berselisih pendapat pada sekian banyak pendapat. Mengamalkan sunnah ini tidaklah dibatasi dengan mengetahui hikmah dari amalan tersebut, melainkan kapan suatu hadits telah shahih mestilah untuk diamalkan, walau hikmahnya tidak diketahui. Dan kembalian dari itu semua adalah kepada ketundukan dan penyerahan diri. Ini adalah dasar yang sangat agung yang anda mesti pegang teguh.
Tidur menghadap sebelah kanan dan meletakkan pipinya di atas tangan kanannya
Terdapat hadits dari Al-Barra` bin Azib -radhiallahu ‘anhu- beliau berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika engkau hendak mendatangi tempat tidurmu maka hendaklah engkau berwudhu sebagaimana wudhumu untuk shalat kemudian berbaringlah di atas rusuk sebelah kanan…al-hadits.”[15]
Demikian juga dalam hadits Hudzaifah -radhiallahu ‘anhu-, beliau berkata:
“Apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi tempat tidurnya di malam hari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di bawah pipinya… al-hadits.”
Dalam riwayat Ahmad rahimahullah:
“Jika seorang datang ke tempat tidurnya, letakkanlah tangannya yang kanan di bawah pipinya….”[16]
Tidur dengan berbaring menghadap sebelah kanan mengandung beberapa faedah, di antaranya:
- Dengan posisi seperti itu akan membuatnya mudah bangun.
- Agar jantung menggantung di sebelah kanan, dengan demikian tidak akan menyulitkan (sirkulasi darah) untuk tidur.
- Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Jauzi -rahimahullah-: “Posisi tidur yang demikian ini , mneurutanalisa para ahli kedokteran lebih baik bagi badan.” Para ahli kedokteran mengatakan: “Memulai tidur dengan menghadap sisi kanan kemudian setelah itu boleh untuk berbalik ke sisi kiri.”[17]
Bersambung …
Sumber :
http://al-atsariyyah.com/?p=542#more-542
http://al-atsariyyah.com/?p=542#more-542
Tidak ada komentar:
Posting Komentar