Thoghut
Demokrasi Berlumuran Darah (Bagian 7)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab Al Aqil Hafizhahullah
(Bagian 7)
Demi Allah, kami amat sangat membenci ahlul bid’ah. Akan
tetapi kita adalah para dokter. Jika mereka tidak kita obati, siapa lagi yang
akan mengobatinya? Jika kita tidak menyayangi mereka, siapa lagi yang akan
menyayangi? Tetapi jika mereka meminta agar kita mengalah dalam masalah tauhid,
tidak. Kita tidak akan mau mengalah satu huruf pun. Dalam masalah aqidah, satu
huruf pun kita tidak akan mengalah.
Kalau mereka berkata: "Baik, kami kaum muslimin dan
kalian pun kaum muslimin, maka pilihlah partai kami dalam pemilu."
Kita
katakan: Tidak. Kami tidak memilih dan tidak ingin dipilih. Kami tidak
menginginkan perkara politik. Jika kami memilih kalian dan kalian menjadi
penguasa, jangan-jangan kalian tidak mengamalkan tugas kalian dengan sebenarnya.
Kami tidak ingin memilih kalian dan tidak ingin kalian memilih kami. Kami hanya
ingin mengajak kalian kepada Allah, semoga Allah memberi taufik kepada kalian.
Di Indonesia, ada 180 juta yang memilih kalian selain kami.
Saudara-saudara kita di Kuwait, misalnya, dalam
Jum’iyyah Ihya’ut Turats Al-Islami, mereka adalah orang-orang berpemahaman salaf
pada asalnya. Tetapi syaitan menipu mereka. Tadinya orang-orang itu mengeluarkan
jutaan real di jalan dakwah, sayangnya mereka dijebak oleh syaitan dari pintu
politik. Maka sekarang, jika engkau baca majalah Al Mujtama’ dan majalah
Al-Furqan [29], tidak akan didapati perbedaannya walaupun satu
kalimat.
Sekarang kaum muslimin di Indonesia, misalnya, apa
urusan mereka dengan seorang yang mencuri dan membunuh di Kuwait, apa
kepentingan mereka? Parlemen Kuwait berbuat begini, Amir Kuwait telah sepakat
dengan kami. Apa urusannya dengan kita yang di Indonesia? Apa kaitannya anda
membuka kekurangan diri kalian sendiri di Perancis?! Kaum muslimin di Perancis
semestinya diajari aqidah. Ajari mereka melalui majalah anda, ajari mereka
shalat, puasa dan seterusnya. Adapun anda bertengkar dengan pemerintah Kuwait,
apa urusannya dengan mereka? Mereka buka aibnya sendiri ke Perancis, Indonesia,
melalui majalah Al Furqan, anda lihat?
Tidak ada perbedaan sama sekali antara majalah Al-Furqan
dan majalah Al- Mujtama’, semuanya dari Kuwait. Semuanya berisi tentang politik:
"Israel berkata…:", "Mujahidin Palestina berbuat begini…..", ucapan kosong,
ucapan kosong.
Kami tidak memiliki kecuali ilmu. Anda sibuk dengan
politik. Semoga Allah memberi taufiq kepada anda, semoga tegak daulah Islam dan
Abu Bakr Ash-Shiddiq memimpin kalian, semoga Allah memberi taufiq. Kami hanyalah
sibuk dalam tauhid. Alhamdulillah, seratus orang meninggalkan politik, tidak
memberikan madlarat apapun. Tapi sebaliknya, jika manusia seluruhnya
meninggalkan tauhid adalah musibah, demi Allah! Bukankah begitu wahai ahibbati
(orang-orang yang kucintai)? Jazakumullahu khaira.
[Diambil dari Majalah Salafy, Edisi 33/1420/1999 Judul
asli: Beda Antara Agitasi Politik Ikhwani yang Berdarah Darah Dengan Manhaj
Dakwah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang Harus Menjadi Uswah, Penerjemah
Al Ustadz Muhamamd Umar As Sewed]
_________
Footnote
[29] Al-Mujtama’ adalah milik Ikhwanul Muslimin Kuwait yang mayoritas isinya adalah masalah politik. Sedangkan Al-Furqan milik Ihya’ut Turats Kuwait., yang dulunya mereka mengaku di atas manhaj salaf., tetapi ternyata mereka berbelok ke arah pemikiran Ikhwan.
Footnote
[29] Al-Mujtama’ adalah milik Ikhwanul Muslimin Kuwait yang mayoritas isinya adalah masalah politik. Sedangkan Al-Furqan milik Ihya’ut Turats Kuwait., yang dulunya mereka mengaku di atas manhaj salaf., tetapi ternyata mereka berbelok ke arah pemikiran Ikhwan.
T A M M A T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar