Antara Ja’far Salih dengan Al Imam Ibnu Rajab rahimahullah
Telah berlalu buktinya bagaimana Ja’far
Salih melemparkan status syubhat dengan menghiasi di dalamnya Kitab Al
Imam Ibnu Rajab rahimahullah, Al Farq Baina Nashihah wat Ta’yir dan
subhanallah betapa banyaknya supporter yang menyukainya.
Gambar 1. Screenshot tipuan dan
pengelabuan Ja’far Salih yang digemari banyak suporternya dengan
bersandar (secara dusta) terhadap kitab Al Imam Ibnu Rajab rahimahullah
Benarkah Al Imam Ibnu Rajab rahimahullah
mendukung apa yang diklaim oleh Ja’far Salih yang kemudian para
suporternya datang berduyun-duyun menyukainya?
Gambar 2. Screenshot Episode ke 6 Ja’far Salih Menggali Lubang (Fitnah) Kuburnya Sendiri
Inilah penjelasan Al Ustadz Usamah Mahri
hafizhahullah dan silakan bagi orang-orang yang masih dikaruniai akal
sehat mengambil manfaatnya..serta jadikan sub bab ini sebagai Edisi Spesial Episode ke 6 Ja’far Salih Menggali Lubang (Fitnah) Kuburnya Sendiri, barakallahufikum.
Berkata Al Ustadz Usamah Mahri hafizhahullah:
“Berkata Al Hafidz Ibnu Rajab dlm kitabnya Al Farqu Baina Annashiihah wat Ta’yiir :
Dengan demikian (kata Ibnu Rajab),
bantahan kepada pernyataan-pernyataan yang lemah yang menyalahi al haq
menjelaskan kebenaran dengan dalil-dalil syar’i itu tidak dicela, tidak
dibenci oleh para ulama Islam bahkan mereka senang, bahkan mereka puji
pelakunya, dan itu bukan termasuk ghibah kepada orangnya, kalaupun
seandainya ada (masih kata Ibnu Rajab) orang yang tidak senang, benci
jika kesalahan itu dibantah.., orang ditahdzir darinya, maka nggak ada
nilainya kebencian dia, artinya nggak pengaruh dia mau benci dia nggak
mau benci, tetap syari’at membenarkan yang semacam itu, bahkan membenci
penjelasan tentang al haq, membenci penjelasan kepada bathil, kepada
syubhat, itu bukan sifat yg terpuji, bahkan bukan sifatnya seorang
sunni, bukan sifatnya ahlussunnah, seperti yg ditanyakan kepada aimmah
Abu Bakar ibnu Ayyasy rahimahullah pernah di tanya, manissunniy? qoola
man idzaa dzukirotil ahwaa lam yagdhob bisyain minhaa…
Siapakah Ahlussunnah itu? beliau
menjawab: Ahlussunnah itu adalah orang yang jika dibicarakan hawa nafsu,
artinya dibantah ditahdzir dia nggak emosi, dia nggak tersinggung,
kemudian dia membela-bela hawa nafsu dan kebatilan itu, ahlussunnah
nggak demikian, sehingga kalo kamu dapati ada orang yang mengaku
ahlussunnah mengaku salafy, ketika hizbiyah itu dibantah, ketika
kesesatan dibantah ditahdzir atau orangnya ditahdzir kemudian dia marah
padahal bukan dia, (dia) marah, membela-bela,..oo nggak bener ini, fulan
itu begini begini, fitnah ini bagi orang awam, berarti mereka ini bukan
Ahlussunnah seperti perkataan imam Abu Bakar ibnu Ayyasy rahimahullah,
kata Ibnu Rajab itulah nasehat untuk Allah, nasehat untuk kitab-Nya,
untuk Rasul-Nya, untuk agama-Nya utk aimmah kaum muslimin dan untuk
keumuman mereka, dan itulah agama seperti yang Rasul Shallallahu ”alaihi
wa sallam sabdakan di dalam haditsnya..
Kata Ibnu Rajab pula, adapun ahlul
bid’ah, adapun tokoh-tokoh mereka yang sesat, maka boleh orang semacam
ini dijelaskan kepada umat tentang kejahilannya, boleh ditampakkan
kepada umat aib-aibnya, tidak ada kehormatan bagi mereka, nggak ada
ghibah bagi mereka, bahwa fulan telah sesat, fulan punya pemikiran
menyimpang, begini dan begini, dibantah dan ditahdzir.. orang agar tidak
mengikuti kesesatan yang ada padanya..”
|
Gambar 4. Screenshot teman Ja’far Salih
dan pembelanya serta posisi penikam kehormatan Asy Syaikh Rabi’ sebagai
ustadz pengasuh di Grup As-Sunnah
Bukankah “As-Sunnah” tidak pernah mengajarkan dusta dan tipu daya? Atau As-Sunnah hanya label ngrumpi tanpa hujjah dan makna?
Gambar 4. Screenshot rilis resmi bahwa Asy Syaikh Rabi’ benar-benar mentahdzir Rodja dan para da’inya, tanpa tapi.
Duhai betapa butuhnya sangat umat dengan
orang-orang berilmu yang jujur dan sehat manhajnya, dan betapa lebih
butuhnya sangat umat Islam untuk jauh dari Pendusta yang berbaju “ilmu”
yang menipu daya mereka dari dalam barisan Ahlussunnah.
Ja’far Salih Tukpemakanbangkai dan Pembesar Wara’ Kadzib
Telah berlalu buktinya dialog hangat
gayung bersambut tukpemakanbangkai [yang “mengincar” Al Ustadz Muhammad
Afifuddin, seorang da’i Ahlussunnah yang selama ini (dengan persaksian
segenap Ikhwah Ahlussunnah tentunya) dikenal memiliki sikap jelas lagi
tegas dalam membentengi Ahlussunnah dari makar Hizbiyyun dan balatentara
serta membantah syubhat-syubhat pembelanya] di forum whatsapp As-Sunnah
antara Harits Abu Naufal Aceh dengan Ja’far Salih yang disaksikan oleh
segenap anggota grup tersebut. Lalu apa kaitannya dengan Pembesar Wara’
Kadzib? Simak audio di bawah ini:
Berkata Al Ustadz Usamah Mahri hafizhahullah :“Beliau Syaikh Shalih Fauzan juga mengatakan di kitabnya Muntaqo min fatawa beliau, sekarang ini, di akhir-akhir ini muncul di kalangan syabab WARA’ KAADZIB, wara’ tapi dusta wara’ yang dusta, ketika mereka mendengar orang-orang yang memberi nasehat, orang-orang yang mentahdzir umatnya, saudaranya, dari kesesatan tokoh-tokohnya, kemudian ketika itu dibantah, dibicarakan, mereka ini kemudian menganggap bahwa ini mengeraskan hati, membantah mentahdzir semacam itu membuat hati keras, memecah belah kaum muslimin, membuat fitnah dikalangan awam, nggak sepatutnya.. ya ada suara-suara semacam itu, ghibah.. haram, dosa, sampai pembesar mereka he wara’ kaadzib, wara’ dusta, menamakan situs pun di kasi nama tukpemakanbangkai, gibah maksudnya, jadi itu dia anggap ghibah, wara’ kaadzib, kadzdzab wara’nya, miskiin..Jawab beliau hafidzohullohu ta’ala kaidah mengatakan mengingatkan dari kesalahan, dari penyimpangan, menjelaskan kepada umat, bahkan kalau perlu disebut nama, orangnya disebut namanya agar orang tidak tertipu kepadanya apalagi orang yang punya pemikiran yang menyimpang, orang yang punya pemahaman yang sesat atau punya manhaj yang sesat dari shirotol mustaqim dari manhaj salaf hal itu apalagi jikalau dia dikenal oleh banyak orang, orang banyak husnudzdzon kepada dia, tertipu dengannya, orang semacam ini boleh untuk ditahdzir dijelaskan kepada umat, yuhadzdzor minhum, itu boleh, para ulama dalam ilmu jarh wat ta’dil kata beliau (Syaikh Shalih Fauzan) membahas perkara mengenai ini, perawi disebutkan, apa yang membuat dia dicela, apa yang membuat dia di jarh oleh para aimmah bukan karena sekedar pribadinya, tapi nasehat kepada umat agar tidak terambil darinya riwayat yg tidak benar atas nama Rasul Shallallaahu alaihi wa sallam, maka demikianlah nasehat untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, aimmah muslimin dan keumuman kaum muslimin apalagi kalau orang itu punya aktifitas, punya semangat dalam gerakan dakwahnya, kesana kemari mengisi, menulis, produktif dalam kesesatannya harus diingatkan, harus berbicara, karena diamnya kamu memudharatkan kaum muslimin, umat. harus dibicarakan itu nasehat untuk Allah dan Rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, untuk imam kaum muslimin dan ‘aammatuhum.” |
atau download di sini
Suara dialog Asy Syaikh Khalid dengan
Asy Syaikh Rabi’ tak diragukan lagi adalah hadiah berharga untuk anda
dan untuk kita semua.
Adakah Asy Syaikh Rabi’ menyatakan agar
kita bersatu dengan pendusta? Wara’ Kadzib bahkan pembesarnya? Pembela
Hizbiyun dan corong-corongnya? Yang memusuhi serta berbuat makar
terhadap para da’i Ahlussunnah yang gigih melawan hizbiyyah beserta
segenap balatentara dan simpatisannya? Bersatu dengan mereka yang
mengadudomba para ulama? Bukankah itu semua adalah sebab-sebab yang mengantarkan kepada khilaf yang beliau nasehatkan untuk dijauhi dan ditinggalkan?!
Dekat dengan ulama adalah sebuah
keutamaan, tetapi menjadi bala’ bagi umat jika dianya hanya bisa
khianat memamerkan tanpa ragu keakrabannya bersama corong Hizbiyyun
Halabiyun tukang penebar syubuhat dan talbisat (dalam keadaan dia
mengetahuinya) demi bersama mengincar du’at Ahlussunnah yang jelas-jelas
tak diragukan lagi pembelaannya dan upaya gigihnya dalam melindungi
Ahlussunnah dari serangan Hizbiyyun dan Mumayyi’un. Saksikanlah ya
ikhwah!!!
Tersampaikannya screenshot bukti dialog
di grup whatsapp As-Sunnah hasil jepretan anggota wa As-Sunnah itu
sendiri yang masih memiliki kecemburuan – jazahullahu khairan – yang
bermula dari obrolan salah kirim adalah bukti betapa asatidzah kita yang
memiliki kepedulian tinggi untuk membentengi umat dari bahaya hizbiyyah
dan balatentaranya, yang telah dikenal jelas (tanpa ragu) wala’ dan
pembelaannya terhadap Sunnah dan Ahlussunnah serta bara’ mereka terhadap
hizbiyyun Ahlul bathil beserta balatentara pembelanya merupakan
ketetapan yang telah Allah tampakkan kepada kita sekalian untuk membuka
mata-mata kita bahwa di belakang kita ada upaya-upaya makar terhadap
mereka hafizhahumullah dalam keadaan bersama mereka ini adalah
orang-orang yang jelas wala’ dan pembelaannya terhadap Hizbiyyun
Halabiyun Ahlul Bathil serta permusuhannya yang nyata terhadap para dai
Ahlussunnah.
Yang ke sana ke mari bukan untuk
memperjuangkan radio-radio yang mereka miliki yang di sana maupun di
sini tetapi malah memperjuangkan rekomendasi terhadap radio orang lain,
Halabiyun Rodja, minimalnya adalah JANGAN ADA TAHDZIR TERHADAP RODJA!!
Tidakkah anda menyadari akan fenomena aneh luar biasa yang di luar
kebiasaan ini?
Gambar 5. Screenshot Ada udang dibalik batu, ada radio Hizby dibalik baju (Salafy!!!!!!!!!!!)
Persatuan Gombal
Akankah kita menutup mata dari semua
kenyataan ini? Diam, menutup mata dan tetap asyik-asyik cuek bersatu
dengan orang-orang yang berani melakukan kedustaan demi kedustaan,
memvonis Asy Syaikh Rabi’ telah menyimpang akidahnya, mengadudomba
antara Masyaikh Mamlakah dengan Masyaikh Yaman hanya untuk sebuah Radio
Hizbiyyun Halabiyun Rodja, untuk melampiaskan hawa nafsu serta
pembelaannya terhadap hizbiyyah dan para corong-corongnya? Bersatu
dengan politikus sekuler PDIP yang dia ini memiliki kedudukan puncak
sebagai penyelenggara Daurah Masyaikh Yaman tanpa boleh ada pengingkaran
dan berlepas diri sejauh-jauhnya dengan alasan tinggalkan sebab-sebab
khilaf??! Menyimpang itu sendiri adalah sebab dari khilaf, bukan yang
berupaya membantah dan membongkar penyimpangannya yang malah dituding
sebagai pemecahbelah.
Lihatlah para tokoh besar Hizbiyyun
Sururiyun Irsyadiyun! Walau telah dinampakkan bukti-bukti kejahatan
mereka bersama hizbiyun lainnya (dalam keadaan menisbahkan diri pada
dakwah salafiyah), kedustaan dan berbagai bukti kejahatan mereka,
bukankah saudara-saudara mereka tetap asyik dan cuek menutup mata dari
itu semua untuk terus berakrab ria? Mana ingkarul munkar? Mana
pelurusan?
Sesungguhnya, kami berangan-angan amat sangat kuat (dan Allah-lah yang Maha Mengetahui apa yang ada di dalam dada) agar
orang semacam Haris Aceh ini bangkit berdiri mendustakan “tuduhan” kami
di atas atau menuntut bukti atas tuduhan yang telah kami lontarkan ini!
Agar kami tidak memiliki udzur lebih lama lagi untuk membeberkannya
kepada umat agar mereka bisa mengetahui kualitas kejujuran dan makar
politik dakwah dan dakwah politik mereka agar Haris Abu Naufal memiliki
bukti sangat berharga untuk diwhatsapp kan setelah umat (tentunya)
mengetahui pula bukti faktanya.
Gambar 4. TRISAKTI BUNG KARNO dari Penyelenggara Tabligh Akbar Masyaikh Yaman
Wahai Haris dan Ja’far Salih atau
siapapun yang bersama kalian, bukti itu jauh dan jauh lebih berharga
untuk diwhatsappkan daripada rekaman afif yang membela
tukpengungkapbangkai!!
Demi Allah kita tidak diajari dengan
Persatuan Gombal apalagi bersatu dengan hewan Banteng bermoncong putih!!
Allahul musta’an. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un
atau download di sini
Kalian telah menawarkan dagangannya dan
kami hanya ingin berbuat baik untuk membelinya. Dan jangan dakwah
dijadikan pembenaran permainan politik berbahaya yang penuh tipudaya.
Sejatinya ya ikhwah, mereka para duat
Ahlussunnah yang wala’ dan bara’nya jelas tanpa ragu, memiliki hak pada
diri-diri kita untuk kita bela dengan apa yang mampu kita lakukan tanpa
harus mereka minta. Minimalnya, kita do’akan agar mereka hafizhahumullah
senantiasa dilindungi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari makar para
hizbi dan pendengki, baik yang tersembunyi maupun terang-terangan.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar do’a hambaNya.
Hasbunallah wa ni’mal wakil.
sumber: http://tukpencarialhaq.com/2013/10/03/membongkar-2-kejahatan-besar-jafar-salih/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar