Radio Muwahiddin

Minggu, 06 Oktober 2013

Membongkar 2 Kejahatan Besar Ja’far Salih

Bismillahirrohmanirrohim. o
membongkar 2 kejahatan besar jafar salih_resize

Antara Ja’far Salih dengan Al Imam Ibnu Rajab rahimahullah
Telah berlalu buktinya bagaimana Ja’far Salih melemparkan status syubhat dengan menghiasi di dalamnya Kitab Al Imam Ibnu Rajab rahimahullah, Al Farq Baina Nashihah wat Ta’yir dan subhanallah betapa banyaknya supporter yang menyukainya.
buruk muka cermin tetangga yang dibelah
Gambar 1. Screenshot tipuan dan pengelabuan Ja’far Salih yang digemari banyak suporternya dengan bersandar (secara dusta) terhadap kitab Al Imam Ibnu Rajab rahimahullah

Benarkah Al Imam Ibnu Rajab rahimahullah mendukung apa yang diklaim oleh Ja’far Salih yang kemudian para suporternya datang berduyun-duyun menyukainya?
fitnah kubur 6
Gambar 2. Screenshot Episode ke 6 Ja’far Salih Menggali Lubang (Fitnah) Kuburnya Sendiri
Inilah penjelasan Al Ustadz Usamah Mahri hafizhahullah dan silakan bagi orang-orang yang masih dikaruniai akal sehat mengambil manfaatnya..serta jadikan sub bab ini sebagai Edisi Spesial Episode ke 6 Ja’far Salih Menggali Lubang (Fitnah) Kuburnya Sendiri, barakallahufikum.

Berkata Al Ustadz Usamah Mahri hafizhahullah:
“Berkata Al Hafidz Ibnu Rajab dlm kitabnya Al Farqu Baina Annashiihah wat Ta’yiir :


Dengan demikian (kata Ibnu Rajab), bantahan kepada pernyataan-pernyataan yang lemah yang menyalahi al haq menjelaskan kebenaran dengan dalil-dalil syar’i itu tidak dicela, tidak dibenci oleh para ulama Islam bahkan mereka senang, bahkan mereka puji pelakunya, dan itu bukan termasuk ghibah kepada orangnya, kalaupun seandainya ada (masih kata Ibnu Rajab) orang yang tidak senang, benci jika kesalahan itu dibantah.., orang ditahdzir darinya, maka nggak ada nilainya kebencian dia, artinya nggak pengaruh dia mau benci dia nggak mau benci, tetap syari’at membenarkan yang semacam itu, bahkan membenci penjelasan tentang al haq, membenci penjelasan kepada bathil, kepada syubhat, itu bukan sifat yg terpuji, bahkan bukan sifatnya seorang sunni, bukan sifatnya ahlussunnah, seperti yg ditanyakan kepada aimmah Abu Bakar ibnu Ayyasy rahimahullah pernah di tanya, manissunniy? qoola man idzaa dzukirotil ahwaa lam yagdhob bisyain minhaa…

Siapakah Ahlussunnah itu? beliau menjawab: Ahlussunnah itu adalah orang yang jika dibicarakan hawa nafsu, artinya dibantah ditahdzir dia nggak emosi, dia nggak tersinggung, kemudian dia membela-bela hawa nafsu dan kebatilan itu, ahlussunnah nggak demikian, sehingga kalo kamu dapati ada orang yang mengaku ahlussunnah mengaku salafy, ketika hizbiyah itu dibantah, ketika kesesatan dibantah ditahdzir atau orangnya ditahdzir kemudian dia marah padahal bukan dia, (dia) marah, membela-bela,..oo nggak bener ini, fulan itu begini begini, fitnah ini bagi orang awam, berarti mereka ini bukan Ahlussunnah seperti perkataan imam Abu Bakar ibnu Ayyasy rahimahullah, kata Ibnu Rajab itulah nasehat untuk Allah, nasehat untuk kitab-Nya, untuk Rasul-Nya, untuk agama-Nya utk aimmah kaum muslimin dan untuk keumuman mereka, dan itulah agama seperti yang Rasul Shallallahu ”alaihi wa sallam sabdakan di dalam haditsnya..

Kata Ibnu Rajab pula, adapun ahlul bid’ah, adapun tokoh-tokoh mereka yang sesat, maka boleh orang semacam ini dijelaskan kepada umat tentang kejahilannya, boleh ditampakkan kepada umat aib-aibnya, tidak ada kehormatan bagi mereka, nggak ada ghibah bagi mereka, bahwa fulan telah sesat, fulan punya pemikiran menyimpang, begini dan begini, dibantah dan ditahdzir.. orang agar tidak mengikuti kesesatan yang ada padanya..”
 
atau download di sini
 
Dan berikutnya:
“Demikian pula disebutkan oleh Imam Ibnu Rajab rahimahullah dalam alfarqu baina annashihatu watta’yiir.. bahwa menyebutkan apa yang dibenci dan tidak disenangi oleh seseorang itu haram hukum asalnya tetapi kalau maksud tujuannya semata-mata cuman membongkar aib atau celaan cacian padanya (maka) Haram, adapun kalau tujuannya kemaslahatan bagi awam.. kaum muslimin.., tujuannya kemaslahatan bagi keumuman segenap kaum muslimin atau khusus bagi sebagian mereka, thullabul ilm atau semisalnya karena tujuannya kemaslahatan maka itu TIDAK HARAM bahkan mandhub/sunnah, disarankan, dan para ulama hadits ma’ruf itu dalam kitab-kitab jarh wat ta’dilnya dan itu bukan.. bukan mereka menganggapnya bukan sebagai ghibah yg haram dan ijma’ para ulama sepakat tentang hal itu…”
 
atau download di sini

Rodja, Antara Bualan Besar Ja’far Salih dengan Tahdziran Asy Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhaly hafizhahullah

Alhamdulillah asatidzah berbicara dalam beberapa kesempatan mengenai mauqif Asy Syaikh Rabi’ hafizhahullah yang menjarh, mentahdzir Rodja berikut pada da’i dan Syaikh mereka dari sejak seusai jalsah Mekah bersama beliau. Tetapi kemudian datang Ja’far Salih ke tengah-tengah kehangatan pertemanannya dengan facebooker Halabiyun Rodjaiyun menebar “angin gembira” bagi mereka walau dengan cara berdusta atas nama Asy Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhaly. Sungguh perbuatan lacur yang tak pantas dilakukan oleh muslimin apalagi yang dia oleh sebagian manusia dipanggil sebagai ustadz. Allahul musta’an

Disini sebelum memaparkan buktinya, kami ingin menekankan dan menggaristebali kepada pembaca sekalian bahwa bukti yang akan kita pampangkan tersebut adalah benar-benar data publik, bukan hasil menyadap, mematai-matai, menginteli, menCCTVi atau berbagai klaim dusta seperti yang diadukan oleh Al Ustadz Dzulqarnain kepada Asy Syaikh Rabi’ hafizhahullah yang secara berterang muka dengan disaksikan oleh Asy Syaikh Khalid beserta segenap asatidzah yang hadir ketika itu beliau (Al Ustadz Dzulqarnain hadahullah) berupaya keras membela dan melindungi Mujahirin Ja’far Salih serta mencarikan hilah dengan menuding bahwa berbagai bantahan serta upaya membongkar kejahatan  Mujahirin Ja’far Salih sebagai sebuah sikap yang tidak terpuji, Allahul musta’an.
وعبد الغفور هذا يتتبع أخطاء إخواننا أنا وأستاذ جعفر وفلان وعلان
“…dan Abdul Ghafur ini suka mencari-cari kesalahan para ikhwah kami, yaitu saya, USTADZ JAFAR, fulan dan alan

Wallahu a’lam. Kenapa Al Ustadz tega melakukan hal yang demikian?

Pertama, apakah karena ingin menggambarkan kepada Asy Syaikh Rabi’ bahwa kami adalah lebih daripada intel (fatwa KADZDZAB yang beliau sebarluaskan ini sampai sekarang tidak beliau cabut atau rujuk daripadanya), mencari-cari aib yang terlarang dalam syari’at? Jika demikian yang d7imaukan, maka beliau telah salah langkah mulai sejak permulaannya karena sebelumnya beliau telah menyampaikan kepada Asy Syaikh :
هو الذي يتتبع أشرطتي
“…dialah yang suka [ini adalah bukti kedustaan beliau yang lainnya] mencari-cari kasetku”

Yang akhirnya pengakuan polos data publik (kaset) beliau yang tersebar ini terus dipegang kuat oleh Asy Syaikh selama diskusi berlangsung walaupun Al Ustadz berupaya melebarkan dan mengalihkan dari fokus permasalahan inti, kesalahan yang tersebarluas yang tidak akan mungkin dikonotasikan sebagai bentuk mencari-cari aib yang terlarang dalam dien sebagaimana yang beliau maukan. Namun…nasi telah menjadi bubur.

Kedua, apakah Al Ustadz belum bisa membedakan antara mencari-cari aib yang terlarang dalam syariat dengan menyikapi “aib” yang tersebarluas di khalayak manusia??

Ataukah ada diantara pembaca yang bisa mencarikan kemungkinan ketiga, keempat dan seterusnya untuk menghilangkan kesan kuat ketidakjujuran & membumbuinya dengan kedustaan beliau ketika mengadukan persoalan di depan Asy Syaikh Rabi’?

Jadi kami tegaskan, tidak ada celah bagi kalian untuk memvonis dan mengadukan bukti kami di bawah ini sebagai bentuk mencari-cari kesalahan, memakan bangkai dst karena kesalahan (kalau anda mengakuinya sebagai kesalahan) atau aib (kalau anda mengakuinya sebagai aib) atau bangkai (kalau andapun mengakuinya sebagai bangkai) ini dipamerkan dan disebarluaskan sendiri dengan sepenuh kesadaran oleh si empunya demi meraih gelar …Al Kadzdzab!!
bukti jafar salih berdusta
Gambar 3. Screenshot dusta di siang bolong atas nama Asy Syaikh Rabi’.
Riz, kapan diwhatsapp-kan bangkai bukti di atas? Ataukah engkau lebih memiliki rasa cemburu (syar’iy???) yang besar terhadap Afif walaupun nyata-nyata Asy Syaikh Rabi’ dicatut oleh si Pendusta kawan akrabmu?!
afwan tidak salah kotak
Gambar 4. Screenshot teman Ja’far Salih dan pembelanya serta posisi penikam kehormatan Asy Syaikh Rabi’ sebagai ustadz pengasuh di Grup As-Sunnah
Bukankah “As-Sunnah” tidak pernah mengajarkan dusta dan tipu daya? Atau As-Sunnah hanya label ngrumpi tanpa hujjah dan makna?
syaikh rabi mentahdzir rodja bukan hoax_resize
Gambar 4. Screenshot rilis resmi bahwa Asy Syaikh Rabi’ benar-benar mentahdzir Rodja dan para da’inya, tanpa tapi.
Duhai betapa butuhnya sangat umat dengan orang-orang berilmu yang jujur dan sehat manhajnya, dan betapa lebih butuhnya sangat umat Islam untuk jauh dari Pendusta yang berbaju “ilmu” yang menipu daya mereka dari dalam barisan Ahlussunnah.

Ja’far Salih Tukpemakanbangkai dan Pembesar Wara’ Kadzib

Telah berlalu buktinya dialog hangat gayung bersambut tukpemakanbangkai [yang “mengincar” Al Ustadz Muhammad Afifuddin, seorang da’i Ahlussunnah yang selama ini (dengan persaksian segenap Ikhwah Ahlussunnah tentunya) dikenal memiliki sikap jelas lagi tegas dalam membentengi Ahlussunnah dari makar Hizbiyyun dan balatentara serta membantah syubhat-syubhat pembelanya] di forum whatsapp As-Sunnah antara Harits Abu Naufal Aceh dengan Ja’far Salih yang disaksikan oleh segenap anggota grup tersebut. Lalu apa kaitannya dengan Pembesar Wara’ Kadzib? Simak audio di bawah ini:
Berkata Al Ustadz Usamah Mahri hafizhahullah :“Beliau Syaikh Shalih Fauzan juga mengatakan di kitabnya Muntaqo min fatawa beliau, sekarang ini, di akhir-akhir ini muncul di kalangan syabab WARA’ KAADZIB, wara’ tapi dusta wara’ yang dusta, ketika mereka mendengar orang-orang yang memberi nasehat, orang-orang yang mentahdzir umatnya, saudaranya, dari kesesatan tokoh-tokohnya, kemudian ketika itu dibantah, dibicarakan, mereka ini kemudian menganggap bahwa ini mengeraskan hati, membantah mentahdzir semacam itu membuat hati keras, memecah belah kaum muslimin, membuat fitnah dikalangan awam, nggak sepatutnya.. ya ada suara-suara semacam itu, ghibah.. haram, dosa, sampai pembesar mereka he wara’ kaadzib, wara’ dusta, menamakan situs pun di kasi nama tukpemakanbangkai, gibah maksudnya, jadi itu dia anggap ghibah, wara’ kaadzib, kadzdzab wara’nya, miskiin..Jawab beliau hafidzohullohu ta’ala kaidah mengatakan mengingatkan dari kesalahan, dari penyimpangan, menjelaskan kepada umat, bahkan kalau perlu disebut nama, orangnya disebut namanya agar orang tidak tertipu kepadanya apalagi orang yang punya pemikiran yang menyimpang, orang yang punya pemahaman yang sesat atau punya manhaj yang sesat dari shirotol mustaqim dari manhaj salaf hal itu apalagi jikalau dia dikenal oleh banyak orang, orang banyak husnudzdzon kepada dia, tertipu dengannya, orang semacam ini boleh untuk ditahdzir dijelaskan kepada umat, yuhadzdzor minhum, itu boleh, para ulama dalam ilmu jarh wat ta’dil kata beliau (Syaikh Shalih Fauzan) membahas perkara mengenai ini, perawi disebutkan, apa yang membuat dia dicela, apa yang membuat dia di jarh oleh para aimmah bukan karena sekedar pribadinya, tapi nasehat kepada umat agar tidak terambil darinya riwayat yg tidak benar atas nama Rasul Shallallaahu alaihi wa sallam, maka demikianlah nasehat untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, aimmah muslimin dan keumuman kaum muslimin apalagi kalau orang itu punya aktifitas, punya semangat dalam gerakan dakwahnya, kesana kemari mengisi, menulis, produktif dalam kesesatannya harus diingatkan, harus berbicara, karena diamnya kamu memudharatkan kaum muslimin, umat. harus dibicarakan itu nasehat untuk Allah dan Rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, untuk imam kaum muslimin dan ‘aammatuhum.”

atau download di sini

Suara dialog Asy Syaikh Khalid dengan Asy Syaikh Rabi’ tak diragukan lagi adalah hadiah berharga untuk anda dan untuk kita semua.
Adakah Asy Syaikh Rabi’ menyatakan agar kita bersatu dengan pendusta? Wara’ Kadzib bahkan pembesarnya? Pembela Hizbiyun dan corong-corongnya? Yang memusuhi serta berbuat makar terhadap para da’i Ahlussunnah yang gigih melawan hizbiyyah beserta segenap balatentara dan simpatisannya? Bersatu dengan mereka yang mengadudomba para ulama? Bukankah itu semua adalah sebab-sebab yang mengantarkan kepada khilaf yang beliau nasehatkan untuk dijauhi dan ditinggalkan?!  

Dekat dengan ulama adalah sebuah keutamaan, tetapi menjadi bala’ bagi umat jika  dianya hanya bisa khianat memamerkan tanpa ragu keakrabannya bersama corong Hizbiyyun Halabiyun tukang penebar syubuhat dan talbisat (dalam keadaan dia mengetahuinya) demi bersama mengincar du’at Ahlussunnah yang jelas-jelas tak diragukan lagi pembelaannya dan upaya gigihnya dalam melindungi Ahlussunnah dari serangan Hizbiyyun dan Mumayyi’un. Saksikanlah ya ikhwah!!!

Tersampaikannya screenshot bukti dialog di grup whatsapp As-Sunnah hasil jepretan anggota wa As-Sunnah itu sendiri yang masih memiliki kecemburuan – jazahullahu khairan – yang bermula dari obrolan salah kirim adalah bukti betapa asatidzah kita yang memiliki kepedulian tinggi untuk membentengi umat dari bahaya hizbiyyah dan balatentaranya, yang telah dikenal jelas (tanpa ragu) wala’ dan pembelaannya terhadap Sunnah dan Ahlussunnah serta bara’ mereka terhadap hizbiyyun Ahlul bathil beserta balatentara pembelanya merupakan ketetapan yang telah Allah tampakkan kepada kita sekalian untuk membuka mata-mata kita bahwa di belakang kita ada upaya-upaya makar terhadap mereka hafizhahumullah dalam keadaan bersama mereka ini adalah orang-orang yang jelas wala’ dan pembelaannya terhadap Hizbiyyun Halabiyun Ahlul Bathil serta permusuhannya yang nyata terhadap para dai Ahlussunnah.

Yang ke sana ke mari bukan untuk memperjuangkan radio-radio yang mereka miliki yang di sana maupun di sini tetapi malah memperjuangkan rekomendasi terhadap radio orang lain, Halabiyun Rodja, minimalnya adalah JANGAN ADA TAHDZIR TERHADAP RODJA!! Tidakkah anda menyadari akan fenomena aneh luar biasa yang di luar kebiasaan ini?
superrodja
Gambar 5. Screenshot Ada udang dibalik batu, ada radio Hizby dibalik baju (Salafy!!!!!!!!!!!)
Persatuan Gombal
Akankah kita menutup mata dari semua kenyataan ini? Diam, menutup mata dan tetap asyik-asyik cuek bersatu dengan orang-orang yang berani melakukan kedustaan demi kedustaan, memvonis Asy Syaikh Rabi’ telah menyimpang akidahnya, mengadudomba antara Masyaikh Mamlakah dengan Masyaikh Yaman hanya untuk sebuah Radio Hizbiyyun Halabiyun Rodja, untuk melampiaskan hawa nafsu serta pembelaannya terhadap hizbiyyah dan para corong-corongnya? Bersatu dengan politikus sekuler PDIP yang dia ini memiliki kedudukan puncak sebagai penyelenggara Daurah Masyaikh Yaman tanpa boleh ada pengingkaran dan berlepas diri sejauh-jauhnya dengan alasan tinggalkan sebab-sebab khilaf??! Menyimpang itu sendiri adalah sebab dari khilaf, bukan yang berupaya membantah dan membongkar penyimpangannya yang malah dituding sebagai pemecahbelah.

Lihatlah para tokoh besar Hizbiyyun Sururiyun Irsyadiyun! Walau telah dinampakkan bukti-bukti kejahatan mereka bersama hizbiyun lainnya (dalam keadaan menisbahkan diri pada dakwah salafiyah), kedustaan dan berbagai bukti kejahatan mereka, bukankah saudara-saudara mereka tetap asyik dan cuek menutup mata dari itu semua untuk terus berakrab ria? Mana ingkarul munkar? Mana pelurusan?

Sesungguhnya, kami berangan-angan amat sangat kuat (dan Allah-lah yang Maha Mengetahui apa yang ada di dalam dada) agar orang semacam Haris Aceh ini bangkit berdiri mendustakan “tuduhan” kami di atas atau menuntut bukti atas tuduhan yang telah kami lontarkan ini! Agar kami tidak memiliki udzur lebih lama lagi untuk membeberkannya kepada umat agar mereka bisa mengetahui kualitas kejujuran dan makar politik dakwah dan dakwah politik mereka agar Haris Abu Naufal memiliki bukti sangat berharga untuk diwhatsapp kan setelah umat (tentunya) mengetahui pula bukti faktanya.
trisak
Gambar 4. TRISAKTI BUNG KARNO dari Penyelenggara Tabligh Akbar Masyaikh Yaman

Wahai Haris dan Ja’far Salih atau siapapun yang bersama kalian, bukti itu jauh dan jauh lebih berharga untuk diwhatsappkan daripada rekaman afif yang membela tukpengungkapbangkai!!

Demi Allah kita tidak diajari dengan Persatuan Gombal apalagi bersatu dengan hewan Banteng bermoncong putih!! Allahul musta’an. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un

atau download di sini

Kalian telah menawarkan dagangannya dan kami hanya ingin berbuat baik untuk membelinya. Dan jangan dakwah dijadikan pembenaran permainan politik berbahaya yang penuh tipudaya.

Sejatinya ya ikhwah, mereka para duat Ahlussunnah yang wala’ dan bara’nya jelas tanpa ragu, memiliki hak pada diri-diri kita untuk kita bela dengan apa yang mampu kita lakukan tanpa harus mereka minta. Minimalnya, kita do’akan agar mereka hafizhahumullah senantiasa dilindungi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari makar para hizbi dan pendengki, baik yang tersembunyi maupun terang-terangan. 

Sesungguhnya Allah Maha Mendengar do’a hambaNya.

Hasbunallah wa ni’mal wakil.

sumber: http://tukpencarialhaq.com/2013/10/03/membongkar-2-kejahatan-besar-jafar-salih/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Dipersilakan untuk menyebarluaskan isi dari blog ini untuk kepentingan da'wah, tanpa tujuan komersil dengan menyertakan URL sumber. Jazakumullohu khairan."