Radio Muwahiddin

Selasa, 07 Agustus 2012

Tafsir Surah Al-Qadr




إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ .لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`an) pada malam Al-Qadr (lailatul qadr). Dan tahukah kamu apa lailatul qadr itu? lailatul qadr itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, malaikat-malaikat dan malaikat Jibril turun dengan izin Rabb mereka untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) keselamatan sampai fajar terbit.” [Al-Qadr: 1-5]

Surah Al-Qadr adalah salah satu surah makkiyah menurut kebanyakan ahli tafsir.


Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`an) pada malam Al-Qadr (lailatul qadr).” [Al-Qadr: 1]

Allah Subhânahu wa Ta’âlâ mengabarkan bahwa Dia menurunkannya, yaitu menurunkan Al-Qur`an pada malam Al-Qadr (lailatul qadr), malam yang penuh dengan berkah, sebagaimana Allah Subhânahu wa Ta’âlâ menerangkan dalam ayat lain,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.” [Ad-Dukhân: 3]

Allah Subhânahu wa Ta’âlâ juga menerangkan bahwa lailatul qadr itu adalah bagian dari bulan Ramadhan sebagaimana dalam firman-Nya,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur`an, sebagai petunjuk bagi manusia, dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, serta pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” [Al-Baqarah: 185]

Ibnu ‘Abbas radhiyallâhu ‘anhu dan selain beliau berkata, “Allah menurunkan Al-Qur`an secara sekaligus dari Al-Lauh Al-Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit dunia. Kemudian, Al-Qur`an turun secara berangsur kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam sesuai dengan keadaan selama dua puluh tiga tahun.”

Kemudian, Allah ‘Azza wa Jalla mengagungkan kedudukan lailatul qadr ini dalam firman-Nya,

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ

“Dan tahukah kamu apa lailatul qadr itu?” [Al-Qadr: 2]

Pertanyaan di atas menunjukkan pengagungan dan pembesaran terhadap lailatul qadr. Bentuk pertanyaan pengagungan seperti ini banyak terdapat dalam Al-Qur`an seperti dalam firman-Nya,

الْحَاقَّةُ. مَا الْحَاقَّةُ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحَاقَّةُ

“Al-Haqqah (Hari Kiamat). Apa Al-Haqqah itu? Tahukah kamu apa Al-Haqqah itu?” [Al-Haqqah: 1-3]

الْقَارِعَةُ. مَا الْقَارِعَةُ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ

“Al-Qâri’ah (Hari Kiamat). Apa Al-Qâri’ah itu? Tahukah kamu apa Al-Qâri’ah itu?” [Al-Qâri’ah: 1-3]



Setelah itu, Allah Subhânahu wa Ta’âlâ menjelaskan keutamaan lailatul qadr dalam firman-Nya,

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ

“Lailatul qadr itu lebih baik daripada seribu bulan.” [Al-Qadr: 3]

Yakni bahwa nilai dan kedudukan lailatul qadr itu lebih baik daripada seribu bulan. Andaikata suatu amalan shalih diamalkan oleh seseorang pada malam itu, pahala dan kedudukannya senilai dengan mengamalkannya selama 83 tahun 4 bulan tanpa lailatul qadr.



Kemudian, Allah Subhânahu wa Ta’âlâ menjelaskan sisi keutamaan lain dari lailatul qadr,

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْ

“Pada malam itu, malaikat-malaikat dan malaikat Jibril turun dengan izin Rabb mereka untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) keselamatan sampai fajar terbit.” [Al-Qadr: 4-5]

Yakni banyaknya para malaikat yang turun pada malam itu dengan rahmat dan keberkahan. Sebagaimana halnya mereka turun dengan rahmat dan kebaikan di majelis-majelis ilmu dan selainnya.



Firman-Nya,

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْ

“Malam itu (penuh) keselamatan sampai fajar terbit.” [Al-Qadr: 5]

Tentang ayat ini, Abu Bakr Ibnu Al-‘Araby menyebut tiga penafsiran:

Pertama, Lailatul qadr adalah keselamatan dari segala sesuatu. Tidak akan ada kejadian (buruk) pada malam itu dan tidak ada syaithan yang dilepaskan.

Kedua, Lailatul qadr, seluruh (waktu)nya adalah kebaikan dan berkah.

Ketiga, para malaikat memberi salam kepada kaum mukminin pada malam itu hingga fajar Shubuh terbit.

Menurut Abu Bakr Ibnu Al-‘Araby dan selainnya, tiga pendapat di atas tidak bertentangan dan mungkin ditafsirkan dari ayat.

Wallâhu Ta’âlâ A’lam.[1]

[1] Tafsir surah Al-Qadr di atas dirangkum dari Tafsir Ibnu Jarir, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir As-Si’dy, Tafsir Juz ‘Amma karya Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, dan selainnya.


http://dzulqarnain.net/tafsir-surah-al-qadr.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Dipersilakan untuk menyebarluaskan isi dari blog ini untuk kepentingan da'wah, tanpa tujuan komersil dengan menyertakan URL sumber. Jazakumullohu khairan."