JANGAN HERAN
Asy Syeikh Dr. Sholih bin Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah
Segala puji hanya milik Allah, Salawat serta salam atas Rasulullah.
Saya telah membaca perkataan beberapa masyeikh yang dimuat di surat kabar “Al wathan”. Mereka heran dengan perpecahan diantara kaum muslimin, padahal mereka yang berpecah belah tersebut berkata : “Tuhan kami Adalah Allah”, Nabiku Muhammad, Agamaku Islam.
Saya berkata, tidak perlu heran dengan fenomena seperti itu. Sebab ucapan tidaklah cukup tanpa merealisasikan apa yang ditunjukkan oleh ucapan tersebut. Maka tidak cukup seseorang itu berkata :”Allah Tuhanku”, sampai ia istiqomah diatas kalimat ini dengan menerapkan apa yang ditunjukkan oleh ucapannya, yaitu beribadah kepada Allah semata, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah, Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita”.(QS. Al Ahqaf :13)
Nabi Sallalahu Alaihi Wasallam bersabda, ketika Sufyan bin Abdullah Radiyallahu Anhu memintanya untuk diberikan satu perkataan di dalam islam, yang mana hal tersebut tidak akan ia minta kepada selain Nabi, maka beliau (Sallalahu Alaihi Wasallam) berkata kepadanya:
قل آمنت بالله ثم استقم
“ Katakanlah : “Saya beriman kepada Allah, kemudian istiqomahlah”(HR. Ahmad no.14869)
Kalau hanya mengatakan :” Tuhanku ialah Allah” yang bermakna mengakui tauhid rububiyah, itu tidaklah cukup sehingga mengakui tauhid uluhiyah, dengan tidak menyembah(beribadah) kecuali hanya kepada Allah semata, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Kaum musyrikin mengakui tauhid rububiyah, tetapi mereka menyekutukan Allah dalam uluhiyah-Nya, sebagaimana yang disebutkan Allah didalam Al Qur’anul Karim.
Juga tidak cukup, seseorang berkata :”Muhammad adalah nabiku” tanpa mengikuti Rasulullah, tidak mentaati perintahnya, tidak membenarkan berita dari beliau serta tidak mengikuti syariat yang beliau bawa dalam menyembah kepada Allah. Karena hal-hal tersebut merupakan tahqiq (pembenaran) dari perkataan:”Muhammad adalah nabiku”.
Adapun orang yang berkata demikian, lalu tidak mentaati beliau pada apa-apa yang diperintahkan tidak menjauhkan diri dari apa-apa yang beliau larang, tidak membenarkan berita dari beliau, tidak menjauhkan diri dari berbagai bid’ah serta perkara yang di ada-adakan dalam agama, bahkan melakukan ibadah kepada Allah tanpa ada dasar syariatnya dari Rasul Sallalahu Alaihi Wasallam, maka perkataannya (”Muhammad adalah nabiku”) sama sekali tidak memberi manfaat baginya.
Demikian pula orang yang berkata :”Islam agamaku”, ia harus komitmen (berpegang teguh) dengan seluruh hukum-hukum islam, seperti aqidah, syariat, muamalah, akhlaq dan suluk. Jangan mengatakan islam agamaku lalu mengikuti ajaran yang menyelisihi ajaran islam, akan tetapi ber “islam”lah dengan menempuh metode para pendahulu ummat ini dari kalangan muhajirin dan anshor, dan siapapun yang mengikuti mereka dengan baik.
Allah Ta’ala berfirman :
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan ini adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa” (QS. Al An’am :153)
Inilah yang saya ingin peringatkan disini, Allah berfirman :
إِنْ أُرِيدُ إِلا الإِصْلاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلا بِاللهِ
“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah.”. (QS. Hud :88)
Sumber :http://www.sahab.net/home/index.php?Site=News&Show=716
Tidak ada komentar:
Posting Komentar