Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam Tetap Puasa Bersama Pemerintah
بسم الله الرحمن الرحيم
Ringkasan dari ucapan Syaikh Muhammad Al-Imam حفظه الله (Pimpinan Darul Hadits Ma’bar, Yaman) dengan sedikit penjelasan:
“Seandainya Saudi telah mengumumkan bahwa besok (jum’at) puasa sementara pemerintah Yaman belum mengumumkan, maka kita menunggu pengumuman dari pemerintah Yaman. Jika mereka umumkan besok (jum’at) puasa maka kita puasa bersama pemerintah, jika tidak mengumumkan maka kita tetap bersama pemerintah menunda puasa.
Maka ketika tidak ada penetapan puasa dari pemerintah jadilah hari besok (jumat) adalah hari ke 30 dari bulan sya’ban. Dan hal ini akan jelas dengan akhir ramadhan nanti. Kalau ternyata akhir ramadhan kita cuma mencapai 28 hari, berarti hari yang kita anggap hari ke 30 sya’ban itu hakikatny adalah tanggal 1 ramadhan. maka nanti kita mengqadha’nya, karena kita cuma puasa 28 hari, smentara hari dari satu bulan itu minimal 29 hari.”
Mungkin ini menjadi sedikit pelajaran bagi warga Indonesia.
“Diantara sekte islam yang nyleneh dalam hal bulan puasa adalah Rafidhah. Mereka suka memajukan satu hari atau mengundurkan satu hari (secara sengaja). Tujuan mereka adalah agar berbeda dengan keumuman kaum muslimin. (Karena prinsip mereka adalah orang yang tidak sama keyakinannya dengan mereka maka islamnya diragukan keabsahannya. Pemerintah yang tidak bersama mereka bukan pemerintah muslim.)”
Keanehan Rafidhah yang lain adalah: mereka meningkari adanya shalat tarawih. Melalui pernyataan tokoh mereka: Yahya bin Husain. Tidak benar periwayatan dari Zaid bin ‘Ali ataupun dari ‘ALi bin Abi Thalib bahwa mereka menginkari shalat tarawih, bahkan semua Ahlu bait yang hakiki mereka semua menunaikan shalat tarawih.
Dinukil dari tanya jawab bersama Syaikh hari kamis malam jum’at pada akhir sya’ban menjelang ramadhan.
http://thalibmakbar.wordpress.com/2012/07/20/638/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar