Radio Muwahiddin

Rabu, 15 Februari 2012

Tazkiyyah Kepada Yayasan Ihya at Turots, As Sofwa dan Ma’had Al Irsyad Surabaya


Tazkiyyah Kepada Yayasan Ihya at Turots, As Sofwa dan Ma’had Al Irsyad Surabaya
---------------------------------------------------------------------------------------------------


Pertanyaan:
Benarkah para ulama telah memberikan tazkiyyah kepada yayasan Ihya at Turots, As Sofwa dan Ma’had Al Irsyad Surabaya? Bagaimana bermuamalah dengan organisasi tadi?

Jawaban:
Adapun tentang Ihya at Turots, masalah tazkiyyah atau rekomendasi, siapapun yang memberikan rekomendasi, maka yang di ukur bukan rekomendasinya, yang di ukur adalah hakikatnya siapa dia, dan para ulama bagaimana menyikapinya. Disini yang sering diangkat tentang masalah Ihya at Turots, bukankah Ihya at Turots itu direkomendasi oleh Syaikh bin Baz, ada juga sebagian rekomendasinya Syaikh ibnu Utsaimin dan Syaikh Abdul Muhsin al Abbad ulama besar Madinah juga memberikan rekomendasi.
Kenapa dikatakan hizbiy? Kenapa Syaikh Muqbil mengatakan dia hizbiy? Kenapa Syaikh Robi mengatakan dia hizbiy? Kenapa Syaikh Ahmad an Najmi mengatakan hizbiy? Padahal yayasan telah direkomendasi.
Ini sebenarnya ucapan orang-orang yang mempermasalahkan ini adalah orang-orang yang tidak pernah belajar, atau belajar tetapi lupa ilmunya. Kenapa? Sebab kalau dia belajar ilmu al jarh wat ta’dil, dalam jarh wa ta’dil itu ada kaidah yang masyhur al jarh mufassar muqaddam ala ta’dil sebuah kritikan yang disertai hujjah-hujjahnya atau argumen yang jelas itu didahulukan diatas orang yang memuji saja.Sekarang anggap ada ulama yang memuji dan ada para ulama yang disebutkan tadi semuanya mengatakan dia hizbiy, dan orang-orang yang mengatakan ini hizbiy Syaikh Robi’, Syaikh Muqbil- ini mempelajari Ihya at Turots sampai ke akar-akarnyanya. Mereka paham betul, mereka menegakkan hujjah akan hizbiyyahnya.
Sekarang yang mana yang didahulukan? Terapkan kaidahnya..Bukankah jarh yang disertai dg argumennya itu didahulukan diatas ta’dil atau pujian? Ini satu kaidah saja kalau dipahami oleh siapa yang menulis dalam masalah ini dan siapa yang mempermasalahkannya, maka sudah selesai, kita tidak mempermasalahkan lagi seharusnya…dan tidak membuat kacau seperti sekarang ini.

Tapi masalahnya sekarang adalah masalah duit. (Mereka berkata) kalau kita putus hubungan dengan Ihya at Turots, kita dapat dana dari mana?

Wallaahi salah seorang ikhwah mempersaksikan, ucapan salah seorang tokoh mereka di Jogja yang punya ma’had namanya Ma’had Jamilurrahman, ketika dia ditanya “Kenapa kamu tidak putuskan saja hubungan dengan Ihya at Turots? Apa yang dia katakan?” Dia jawab,”Dari mana gaji kalian kalau saya putus hubungan dengan Ihya at Turots?”

Ya masalahnya masalah duit saja..Kemudian mereka menuduh kita Mereka (Salafiyyin) ini membicarakan kita, mencerca kita punya hubungan dengan Ihya at Turots itu karena mereka (salafiyyin) hasad saja sama kita karena tidak dapat bantuan.

Ajib!!!…. Memangnya kehidupan ini ditangan kalian? Dan yang seperti ini tidak pernah terpikir, terlintas saja apalagi terpikir, tidak pernah didalam benak..dan saya yakin teman-teman kita yang lain juga seperti itu..
Namun masalahnya disini adalah masalah harta. Dan Rasulullah bersabda, ” Sesungguhnya pada tiap ummat ada fitnahnya, dan fitnah pada ummatku adalah harta.”

Dan antum belum lagi tahu bagaimana bobroknya Ihya at Turots dalam mengumpulkan harta. Sesuatu yang menjijikkan kalau diceritakan. Siapa yang mengetahui hakikat mereka. Diberikan dana, disunat dananya baru diserahkan. Ada istilah persenannya, itupun tidak diberitahukan. Kadang disalurkan dana melalui mereka, harusnya disalurkan kepada orang. Disalurkan sekian, sampai ke orang tersebut sudah disunat dananya beberapa persen oleh mereka. Ada kalimatnya disunat ya..cara yang tidak resmi.
Dan banyak lagi hal-hal yang sangat jelek untuk diceritakan tentang mereka. Yang jelas apa yang disebarkan sekarang Bukankah ada yang merekomendasikan Ihya at Turots..dst, bukankah mereka direkomendasi oleh para ulama, ini kalimat bikin pusing salafiyyin..

Akhirnya saya ketika musim panas tahun lalu bertemu Syaikh Robi, saya tanyakan tentang hal tersebut. Syaikh akhirnya cerita tentang Ihya at Turots sangat panjang, sampai beliau keluar membawa satu diktat penuh dengan data penyimpangan Ihya at Turots.

Kemudian juga telah terjadi pertemuan di Madinah bersama dengan Syaikh Muhammad bin Hadi, dan dihadiri oleh sejumlah orang yang disebutkan namanya tadi (Firanda, Abdullah Taslim, dll) dari anak-anak Madinah, hampir seluruhnya hadir. Dan Syaikh Muhammad berbicara tentang Ihya at Turots, bahayanya mereka dan Syaikh menceritakan bagaimana Ihya at Turots telah memecah belah dakwah salafiyyah di berbagai negeri.

Yang jelas dari pembicaraan Syaikh Muhammad malam itu, kita simpulkan Ihya at Turots itu hizbiy dan kita tinggalkan. Mereka kelihatannya sudah setuju dengan hukum tersebut. Tapi keluar dari majelis, lain lagi pembicaraannya. Tidak tahu apa yang diinginkan (mereka)..

Dan ini termasuk kebingungan dan keheranan..Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan hidayah kepada mereka dan itu yang kita harapkan-. Dan mudah-mudahan mereka sadar bahwasanya dakwah itu butuh hikmah, bukan asbun saja -asal bunyi-..kalo di jawa sana asmuni -asal muni-..Tapi dakwah itu harus dengan hikmah, harus dia ketahui apabila dia berbuat begini akibatnya dibelakang apa untuk dikalangan salafiyyin..

Sepertinya tidak pantas salafiyyin yang sudah sibuk dengan majelis ilmu, sibuk dengan durus ilmiyyah, ini sudah sangat disyukuri..Hal-hal yang sudah jelas bagi mereka, penjelasan tentang hizbiyyah dan lain-lainnya dari para ulama mereka, itu kan sudah cukup…..Untuk apalagi dibahas dan dipermasalahkan hal-hal yang harusnya tidak mereka permasalahkan..

Terus tazkiyyah kepada As Sofwa..Saya tidak tahu siapa yang memberi tazkiyyah kepada As Sofwa..Yang saya tahu dari masyayikh Urdun sendiri ketika ditanya tentang As Sofwa, mereka berkata,”Saya tidak tahu siapa As Sofwa,” begitu jawabannya.Namun belakangan saya dengar dari sebagian ikhwah yang terpercaya, katanya mereka sudah memerintah agar supaya menjahui As Sofwa.

As Sofwa dari dulu sudah jelas, siapa mereka, hubungannya, bantuannya kemana..(Mereka) hizbiy kelas kakap..itu kesimpulannya..

Ma,had al irsyad Surabaya..siapa yang mentazkiyyahnya? Allaahu a’lam saya tidak tahu ada yang mentazkiyyahnya kecuali masyayikh Urdun saja..Dan itu pun masih dalam pembahasan bersama dengan masyayikh yang lain..Kenapa saya tidak angkat? Sebab masyayikh yang lain sedang berusaha untuk memperbaiki keadaan. Bukan artinya didiamkan hal ini..Namun ada usaha-usaha dan upaya-upaya tapi tidak harus semuanya tahu..

Dan yang kita nasehatkan kepada seluruh ikhwah salafiyyin dimanapun mereka berada, seorang salafy itu punya prinsip-prinsip kehidupan:
1 – Yang pertama dia adalah seorang penuntut ilmu
2 – Kemudian yang kedua dia mempunyai prinsip menjadi sebab dalam kebaikan bukan menjadi sebab dalam kejelekan..
3 – Kemudian yang ketiga dari prinsip hidup seorang salafy dia harusnya berkah dimanapun dia berada
4 – Kemudian dari prinsip hidup seorang salafy, dia jangan masuk kedalam perkara yang tidak ada manfaatnya bagi dia.

Karena itu kita nasehatkan untuk mereka sibuk dengan durusul ilmiyyah, sibuk memeperkuat aqidahnya, manhajnya, memperkuat agamanya, mengerti hukum-hukum agama. Ini yang bermanfaat untuk mereka. Dan antum tidak ditanya nanti tentang yayasan-yayasan ini pada hari kiamat. Antum ditanya tentang apa yang antum lakukan didunia ini

Namun kita ingatkan akan bahaya yayasan-yayasan ini karena khawatir jangan sampai ada yang jatuh kedalam kesesatan mereka. Dan ini nasehat Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi taufiq kepada kita semua..

(Transkip Sesi Tanya jawab pada Dauroh Bandung Juni 2006 bersama Ustadz Dzulqornain al Makassari)
File audio, silahkan cek disini:
http://www.4shared.com/get/LeS9nt9X/Benarkah_para_ulama_ahlussunna.html;jsessionid=D9E711712BB5B66456F97587A1AAF86D.dc285
Dinukil dari:
http://groups.yahoo.com/group/Salafi-Indonesia/message/3583

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Dipersilakan untuk menyebarluaskan isi dari blog ini untuk kepentingan da'wah, tanpa tujuan komersil dengan menyertakan URL sumber. Jazakumullohu khairan."