Radio Muwahiddin

Jumat, 03 Februari 2012

MENGENAL AL-FUQAHA’ AS-SAB’AH (3 & 4)


MENGENAL AL-FUQAHA’ AS-SAB’AH (3 & 4)
 -----------------------------------------------------------------------------------

بسم الله الرحمن الرحيم

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ لله وَعَلىَ آلِهِ وَمَنْ وَالاَهُ، أَمَّا بَعْدُ



ABU BAKR BIN ‘ABDIRRAHMAN BIN AL-HARITS, PEMUDA AHLI IBADAH



Para muhadditsin sepakat bahwa enam dari Al-Fuqaha’ As-Sab’ah itu adalah Sa’id, ‘Urwah, Al-Qasim, Sulaiman, ‘Ubaidullah, dan Kharijah sebagaimana yang telah lewat penyebutannya. Kemudian mereka berbeda pendapat, siapakah yang ketujuh. Ada yang mengatakan dia adalah Abu Bakr bin ‘Abdirrahman, ada yang berpendapat dia adalah Salim bin ‘Abdillah bin ‘Umar, dan ada pula yang berpendapat dia adalah Abu Salamah bin ‘Abdirrahman bin ‘Auf rahimahumullahu jami’an.

Terlepas dari perbedaan pendapat yang ada, kami akan menyebutkan pada edisi kali ini biografi singkat Abu Bakr bin ‘Abdirrahman, untuk menyesuaikan dengan penyebutan jajaran Al-Fuqaha’ As-Sab’ah dalam bait syair yang telah lewat. Dan Insya Allah kami juga akan menampilkan biografi Salim bin ‘Abdillah bin ‘Umar dan Abu Salamah bin ‘Abdirrahman bin ‘Auf pada edisi yang lain.


Kunyah dan Nama Lengkap Beliau

Beliau bernama Abu Bakr bin ‘Abdirrahman bin Al-Harits bin Hisyam bin Al-Mughirah bin ‘Abdillah bin ‘Umar bin Makhzum Al-Qurasyi Al-Madani. Ada yang mengatakan bahwa nama beliau adalah Muhammad, ada pula yang mengatakan namanya adalah Al-Mughirah. Dan ada yang mengatakan juga bahwa nama beliau adalah Abu Bakr dan kunyahnya adalah Abu ‘Abdirrahman. Namun pendapat yang benar adalah kunyah beliau sama dengan namanya, yaitu Abu Bakr. Wallahu A’lam.

Dilahirkan pada masa khalifah Al-Faruq ‘Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Beliau termasuk dalam jajaran fuqaha’ yang menempati thabaqah ketiga. Di samping sebagai seorang tokoh tabi’in yang mulia, beliau juga termasuk dari jajaran pembesar kaumnya yaitu Bani Makhzum.

Ayah beliau yaitu ‘Abdurrahman bin Al-Harits termasuk tokoh besar tabi’in dan dimuliakan di tengah-tengah kaumnya, memiliki pandangan-pandangan dan pemikiran yang tajam serta banyak memiliki keutamaan.

Ayah beliau dilahirkan ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup, namun tidak diketahui apakah beliau termasuk shahabat atau bukan.

Beliau dikaruniai oleh Allah ‘azza wa jalla putra yang banyak. Di antara putra-putra beliau adalah ‘Abdullah, Salamah, ‘Abdul Malik, ‘Umar, dan lainnya. Beliau juga banyak memiliki saudara kandung di antaranya adalah ‘Abdullah, ‘Abdul Malik, ‘Ikrimah, Muhammad, Mughirah, Yahya, ‘Aisyah, Ummu Al-Harits -dan dia adalah seorang wanita yang buta-, dan yang lainnya.

Keilmuan, Ibadah, dan Akhlak Beliau

Beliau meriwayatkan hadits dari ayahnya sendiri yaitu ‘Abdurrahman bin Al-Harits, ‘Ammar bin Yasir, Abu Hurairah, Asma’ bintu Abi Bakr, ‘Aisyah, Ummu Salamah, Abu Mas’ud Al-Anshari, Naufal bin Mu’awiyah, Marwan bin Al-Hakam, ‘Abdurrahman bin Muthi’, Abu Rafi’ An-Nabawi, Asma’ bintu ‘Umais, dan lain-lain.

Sedangkan para ulama yang meriwayatkan hadits dari beliau adalah putra beliau sendiri yaitu ‘Abdullah dan ‘Abdul Malik, Mujahid bin Jabr Al-Makki, ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz, ‘Amir bin Syurahbil Asy-Sya’bi, ‘Irak bin Malik, ‘Amr bin Dinar, Ibnu Syihab Az-Zuhri, ‘Abdu Rabbih bin Sa’id, ‘Ikrimah bin Khalid, ‘Ibrahim bin Muhajir, ‘Abdullah bin Ka’b Al-Himyari, ‘Abdul Wahid bin Aiman, Al-Qasim bin Muhammad bin ‘Abdirrahman, dan yang lainnya.

Beliau diberi julukan dengan ‘Rahib Quraisy’ yang artinya adalah seorang ahli ibadah dari Quraisy disebabkan banyaknya shalat-shalat sunnah yang beliau lakukan.

Beliau adalah orang yang menjaga kehormatan dirinya untuk tidak meminta-minta kepada orang lain. Tokoh tabi’in yang terpercaya dan selalu menjaga amanah ini sangat rajin mengamalkan puasa-puasa sunnah.

Pujian Para Ulama kepada Beliau

Abu Dawud berkata: “Beliau adalah seorang yang menjaga kehormatan dirinya dari meminta-minta dan adalah beliau tatkala bersujud dalam shalatnya, beliau letakkan tangannya ke dalam suatu tempat air (baskom) disebabkan oleh penyakit yang dideritanya.”

Adz-Dzahabi berkata: “Abu Bakr bin ‘Abdirrahman adalah termasuk dari orang-orang yang bisa mengumpulkan pada dirinya ilmu, amal, dan kemuliaan. Dan beliau mampu mewarisi kedudukan ayahnya dalam hal kemuliaan.”

Az-Zubair bin Bakkar berkata: “Beliau adalah salah seorang dari tujuh fuqaha’ kota Madinah, beliau diberi gelar dengan ‘Ar-Rahib’ (orang yang banyak beribadah) dan beliau termasuk dari kalangan para pembesar Quraisy.”

Ibnu Khirasy berkata: “Beliau adalah termasuk salah satu dari ulama kaum muslimin. Beliau dan saudara-saudara kandungnya merupakan permisalan tentang orang-orang yang memiliki keutamaan.”

Ahmad bin ‘Abdillah Al-’Ijli berkata: “Beliau adalah seorang tabi’in yang terpercaya.”

Al-Waqidi berkata: “Beliau adalah seorang yang terpercaya, faqih, seorang yang ‘alim, dermawan, dan banyak haditsnya.”

Wafat Beliau

Beliau wafat pada tahun 94 Hijriyah. Suatu tahun yang dikenal dengan nama tahun Fuqaha disebabkan banyaknya para fuqaha’ yang meninggal pada tahun tersebut.

Rujukan:

Kitab Siyar A’lamin Nubala’, Al-Bidayah Wan Nihayah dan Kitab Tahdzibut Tahdzib. Ditulis oleh Al-Ustadz Muhammad Rifqi





SULAIMAN BIN YASAR, SEORANG ‘ALIM YANG RENDAH HATI

Bangga diri terhadap ilmu yang ada pada dirinya, kemudian merendahkan yang lainnya merupakan akhlak orang-orang yang bodoh, walaupun pada hakikatnya dirinya memiliki ilmu yang luas.

Kunyah dan Nama Lengkap Beliau

Beliau adalah Abu Ayyub Sulaiman bin Yasar Al-Hilali Al-Madani. Tentang kunyah beliau ini masih diperselisihkan oleh para ulama, ada yang mengatakan bahwa kunyah beliau adalah Abu ‘Abdirrahman, dan ada yang mengatakan bahwa kunyah beliau adalah Abu ‘Abdillah. Namun yang lebih mendekati kebenaran bahwa kunyah beliau adalah Abu Ayyub. Wallahu a’lam.

Beliau dilahirkan pada akhir-akhir masa Al-Khalifah Ar-Rasyid ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu. Seorang ‘alim yang berada pada thabaqah ketiga ini adalah imam dan mufti, salah seorang dari tujuh tokoh fuqaha’ kota Madinah. Beliau adalah seorang maula (bekas budak) dari Ummul Mu’minin Maimunah Al-Hilaliyyah radhiyallahu ‘anha, dan ada pula yang mengatakan bahwa beliau adalah sekretaris Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha.

Beliau memiliki beberapa saudara kandung yaitu ‘Atha’ bin Yasar, ‘Abdul Malik bin Yasar, dan ‘Abdullah bin Yasar. ‘Atha’ bin Yasar adalah juga seorang ‘alim yang cukup disegani di kota Madinah.

Keilmuan, Ibadah, dan Akhlak Beliau

Beliau meriwayatkan hadits dari Zaid bin Tsabit, ‘Abdullah bin ‘Abbas, Abu Hurairah, Hassan bin Tsabit, Jabir bin ‘Abdillah, Rafi’ bin Khudaij, ‘Abdullah bin ‘Umar, ‘Aisyah, Ummu Salamah, Maimunah, Abu Rafi’ -maula Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam-, Hamzah bin ‘Amr Al-Aslami, Al-Miqdad bin Al-Aswad, ‘Urwah bin Az-Zubair, Kuraib, ‘Irak bin Malik, ‘Amrah Al-Anshariyah, Muslim bin As-Saib, dan yang lainnya.

Adapun yang meriwayatkan hadits dari beliau adalah saudara kandung beliau yaitu ‘Atha’ bin Yasar, Ibnu Syihab Az-Zuhri, Bukair bin Al-Asyaj, ‘Amr bin Dinar, ‘Amr bin Maimun bin Mihran, Salim Abu An-Nadhr, Rabi’ah Ar-Ray, Ya’la bin Hakim, Ya’qub bin ‘Utbah, Abu Az-Zinad, Shalih bin Kaisan, Muhammad bin ‘Amr bin ‘Atha’, Muhammad bin Yusuf Al-Kindi, Yahya bin Sa’id Al-Anshari, Yunus bin Yusuf, ‘Abdullah bin Al-Fadhl Al-Hasyimi, ‘Amr bin Syu’aib, Muhammad bin Abi Harmalah, ‘Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, Khutsaim bin ‘Irak, dan yang lainnya.

Beliau dan saudara kandungnya yaitu ‘Atha’ bin Yasar adalah orang yang sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah. Abu Hazim berkata: “Tidaklah aku melihat seorang laki-laki yang senantiasa berada di Masjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selain dari ‘Atha bin Yasar.”

Beliau dan saudara kandungnya ini juga dikenal sebagai orang yang sangat rajin melaksanakan ibadah puasa.

Keluasan ilmunya menjadikan sebagian ulama lebih mengutamakan beliau dari sisi keilmuan dibanding Sa’id bin Al-Musayyib. Namun beliau adalah seorang yang sangat tawadhu’. Beliau pernah mengatakan tentang keutamaan Sa’id bin Al-Musayyib: “Sa’id bin Al-Musayyib adalah seorang manusia pilihan.”

Diceritakan oleh ‘Abdullah bin Yazid Al-Hudzali bahwa suatu ketika datang seseorang kepada Sa’id bin Al-Musayyib untuk menanyakan tentang sesuatu, maka kata Sa’id bin Al-Musayyib: “Pergilah engkau kepada Sulaiman bin Yasar, karena sesungguhnya dia adalah orang yang paling ‘alim dari manusia pilihan pada masa ini.”

Al-Imam Malik berkata: “Sulaiman bin Yasar adalah ulama umat setelah Sa’id bin Al-Musayyib, dan beliau sering menyepakati Sa’id dalam permasalahan agama. Dan Sa’id sendiri tidak berani mendahuluinya.”

Begitulah akhlak orang-orang yang berilmu, mereka adalah orang-orang yang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati), saling mengutamakan antara yang satu dengan yang lainnya, dan tidak membanggakan dirinya kemudian merendahkan yang lain walaupun pada hakikatnya dirinya memiliki kelebihan dibanding yang lainnya.

Adapun membanggakan apa yang ada pada dirinya kemudian merendahkan yang lainnya merupakan akhlak orang-orang yang bodoh walaupun pada hakikatnya dirinya memiliki ilmu yang luas.

Beliau dikaruniai oleh Allah subhanahu wata’ala wajah yang sangat tampan. Bahkan dikatakan sebagai manusia yang paling tampan pada zamannya. Dihikayatkan dalam sebuah kisah bahwasanya pernah ada seorang wanita yang sangat cantik masuk kepada beliau. Kemudian si wanita tersebut menginginkan sesuatu kepada beliau untuk dirinya -sebagaimana dalam kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam -, namun beliau menolaknya dan segera lari keluar dari si wanita tersebut. Maka pada malam harinya beliau bermimpi bertemu dengan Nabi Yusuf. Maka berkatalah beliau: “Anda Nabi Yusuf?” Nabi Yusuf menjawab: “Ya, saya adalah Yusuf yang sempat terbetik keinginan terhadap wanita itu (yakni istri Al-’Aziz), dan adapun engkau adalah Sulaiman yang tidak terbetik keinginan terhadap wanita tersebut.”

Namun hikayat ini masih dipertanyakan tentang kebenarannya karena sanadnya terputus.

Pujian Para Ulama Kepada Beliau

Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata: “Beliau adalah seorang ‘alim.”

Al-Hasan bin Muhammad bin Al-Hanafiyyah berkata: “Sulaiman bin Yasar menurut kami adalah orang yang lebih pandai dibanding Sa’id bin Al-Musayyib.”

Ibnu Sa’d berkata: “Beliau adalah seorang yang terpercaya, ‘alim, tinggi kedudukannya, faqih, dan banyak haditsnya.”

Qatadah bin Di’amah berkata: “Aku sampai di kota Madinah, maka aku bertanya kepada penduduknya tentang orang yang paling ‘alim tentang masalah thalaq di kota tersebut, maka mereka menjawab: Sulaiman bin Yasar.”

Abu Zur’ah berkata: “Beliau adalah seorang yang terpercaya, amanah, memiliki keutamaan dan seorang ahli ibadah.”

Yahya bin Ma’in berkata: “Sulaiman adalah seorang yang terpercaya.”

An-Nasa’i berkata: “Beliau termasuk salah satu dari imam kaum muslimin.”

Ibnu Hibban berkata: “Beliau adalah termasuk Fuqaha’ kota Madinah dan Qurra’ (Ahli Qira’ah) nya kota itu.”

Wafat Beliau

Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan tahun wafat beliau. Ada yang mengatakan beliau wafat pada tahun 107 Hijriyyah pada usia 73 tahun,

Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan bahwa Harun bin Muhammad berkata: Aku mendengar sebagian kawanku berkata: Tahun wafat Sulaiman bin Yasar, Sa’id bin Al-Musayyib, ‘Ali bin Al-Husain, Abu Bakr bin ‘Abdirrahman pada tahun 94 Hijriyyah, disebut tahun Fuqaha’.

Semoga Allah subhanahu wata’ala merahmati beliau …

Rujukan:

Kitab Al-Bidayah Wan Nihayah, Siyar A’lamin Nubala’ dan Kitab Tahdzibut Tahdzib. Dirangkum oleh Muhammad Rifqi dan Abu Abdillah.

وَالله ُتَعَالَى أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعٰلَمِيْن

Sumber :

Dikutip dengan sedikit perubahan dari Situs Mahad As-Salafy Jember : http://www.mahadassalafy.net/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Dipersilakan untuk menyebarluaskan isi dari blog ini untuk kepentingan da'wah, tanpa tujuan komersil dengan menyertakan URL sumber. Jazakumullohu khairan."