Peperangan Besar 02
---------------------------------------------------------------------------------------------
Dan tidaklah kita memaksudkan dengan semua ini untuk mengkafirkan kaum muslimin atau pemerintah muslimin. Maka siapa memeluk islam maka dia muslim, hanya saja aku mengatakan bahwa telah terjadi penyimpangan, kelemahan, keruntuhan dan loyalitas kepada musuh-musuh Allah ‘Azza wa Jalla dari kalangan yahudi dan nashara. Semua ini terjadi dan berlangsung dalam suatu negara dan dalam suatu partai (kelompok), maka tiada yang selamat darinya kecuali yang dikehendaki oleh Allah ‘Azza wa Jalla.
Wahai kaum muslimin, setelah kelemahan, keruntuhan dan kekalahan serta diam tunduk di hadapan musuh Allah ‘Azza wa Jalla ini. Allah ‘Azza wa Jalla akan memunculkan orang yang maju menolong memperjuangkan agamaNya.
Telah diriwayatkan dalam banyak hadits Rasulillah yang menjelaskan bahwa keadaan akan berubah dan keadaan ini tidaklah memadharatkan. Dari hadit-hadits tersebut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dan Abu Dawud dari Mu’adz bin Jabal –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullahi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عُمْرَانُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَرَابُ يَثْرِبَ وَخَرَابُ يَثْرِبَ خُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ الكُبْرَى وَخُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ الكُبْرَى فَتْحُ القُسْطَنْطِينِيَّةَ وَفَتْحُ الْقُسْطَنْطِينِيَّةِ خُرُوجُ الدَّجَّالِ
“Makmurnya Baitul Maqdis saat runtuhnya Yatsrib (Madinah), dan runtuhnya Madinah saat terjadinya peperangan besar, dan terjadinya peperangan besar saat ditaklukkannya Konstantinopel, dan ditaklukkannya Konstantinopel saat keluarnya Dajjal.”
Hadits ini sangat agung, menjelaskan kepada kita perkara-perkara yang akan terjadi berupa kekalahan dan musibah yang besar di tengah-tengah kaum muslimin. Dan ini akan terjadi dalam waktu dekat –dengan izin dari Allah ‘Azza wa Jalla-.
Makna sabda Rasulullahi Shalallahu ‘alaihi wa sallam “Makmurnya Baitul Maqdis” adalah bahwa Baitul Maqdis akan terbebaskan kemudian setelah itu dimakmurkan. Bagaimana cara memakmurkannya? Dari kalangan ulama ada yang mengatakan bahwa akan ditegakkan al-khilafah al-islamiyah di Baitul Maqdis. Mereka berdalilkan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dan Abu Dawud dari Abdullah bin Hawalah –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullahi Shalallahu ‘alaihi wa sallam berbicara tentang fitnah-fitnnah yang akan terjadi lalu bersabda,
يَا ابْنَ حَوَالَةَ إِذَا رَأَيْتَ الْخِلاَفَةَ قَدْ نَزَلَت الأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ فَقَدْ دَنَت الزَّلاَزِلُ وَالبَلاَيَا وَالأُمُورُ العِظَامُ وَالسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ إِلَى النَّاسِ مِنْ يَدَيَّ هَذِهِ مِنْ رَأْسِكَ
“Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau telah melihat khilafah telah turun di tanah yang suci –Baitul Maqdis- maka telah dekat terjadinya gempa-gempa, musibah-musibah dan perkara-perkara yang besar. Hari kiamat pada hari itu lebih dekat kepada manusia dibanding dekatnya tanganku ini dari kepalamu.”
Hadits ini, dari kalangan ulama ada yang menshahihkan dan dari ulama ada yang mebicarakannya dengan adanya sedikit kelemahan. Bagaimanapun kondisinya, maka hadits ini dikuatkan dengan sabda Rasulullahi Shalallahu ‘alaihi wa sallam,
عُمْرَانُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَرَابُ يَثْرِبَ
“Makmurnya Baitul Maqdis saat runtuhnya Yatsrib (Madinah).”
Lalu apa yang dimaksud dengan “runtuhnya Yatsrib (Madinah)”? Yang dimaksud dengan Yatsrib adalah Al-Madinah An-Nabawiyah. Namun apa yang dimaksud dengan “runtuhnya”? Bukanlah yang dimaksud dengan itu adalah hilangnya agama, bukan! Agama sangat besar kedudukannya di Madinah dan akan senantiasa tegak di Madinah sampai Allah ‘Azza wa Jalla mengutus hembusan angin yang mencabut awah kaum mukminin. Artinya akan tetap ada sampai waktu keluarnya Dajjal, agama Islam akan tetap berlangsung di dua masjid, masjid al-Haram dan masjid An-Nabawy. Maka yang dimaksud dengan “runtuh” di sini adalah keruntuhan dari segi pemakmuran, bukanlah keruntuhan agama.
Telah diriwayatkan dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullahi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَبْلُغُ الْمَسَاكِنُ إِهَابَ أَوْ يَهَابَ
“Tempat tinggal penduduk (Madinah) mencapai Ihab atau Yahab.”
Maksudnya adalah bahwa di Madinah akan terjadi perluasan dan pembangunan. Sebagian ulama mengatakan bahwa khilafah akan terjadi nanti di Madinah kemudian berhenti setelah itu. Jika khilafah telah terhenti maka terjadi perpindahan penduduk. Berpindahlah orang yang pindag dari mereka dari Madinah ke tempat lain, terkhusus pindah ke Syam ketika khilafah egak di Syam. Maka terjadilah perpindahan dengan itu terjadilah keruntuhan pada sebagian perkara pemakmuran atau sebagian tempat tinggal.
Demikianlah sebagaimana yang telah kalian dengar dalam hadits ini Rasulullahi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عُمْرَانُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَرَابُ يَثْرِبَ وَخَرَابُ يَثْرِبَ خُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ الكُبْرَى وَخُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ الكُبْرَى فَتْحُ القُسْطَنْطِينِيَّةَ وَفَتْحُ الْقُسْطَنْطِينِيَّةِ خُرُوجُ الدَّجَّالِ
“Makmurnya Baitul Maqdis saat runtuhnya Yatsrib (Madinah), dan runtuhnya Madinah saat terjadinya peperangan besar, dan terjadinya peperangan besar saat ditaklukkannya Konstantinopel, dan ditaklukkannya Konstantinopel saat keluarnya Dajjal.”
Yang dimaksud dengan peperangan besar adalah peperangan yang akan terjadi antara kaum muslimin dengan nashara.
Telah diriwayatkan dari hadits Jubair bin Nufair –radhiyallahu ‘anhu- dari seorang shahabat Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَتُصَالِحُونَ الرُّومَ صُلْحًا آمِنًا فَتَغْزُونَ أَنْتُمْ وَهُمْ عَدُوًّا مِنْ وَرَائِكُمْ فَتُنْصَرُونَ وَتَغْنَمُونَ وَتَسْلَمُونَ ثُمَّ تَرْجِعُونَ حَتَّى تَنْزِلُوا بِمَرْجٍ ذِى تُلُولٍ فَيَرْفَعُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ النَّصْرَانِيَّةِ الصَّلِيبَ فَيَقُولُ غَلَبَ الصَّلِيبُ فَيَغْضَبُ رَجُلٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ فَيَدُقُّهُ فَعِنْدَ ذَلِكَ تَغْدِرُ الرُّومُ وَتَجْمَعُ لِلْمَلْحَمَةِ
“Kalian akan berdamai dengan Romawi dengan perdamaian yang aman, lalu kalian akan berperang (dengan mereka) dan mereka adalah musuh dibelakang kalian. Maka kalian akan ditolong, mendapat ghanimah, dan akan selamat. Kemudian kalian kembali sehingga kalian sampai di tempat yang luas yang banyak debu dan pasir. Maka seorang laki-laki dari kaum nashara (Romawi) mengangkat salib lalu berkata “Salib telah menang!!” Maka marahlah seorang laki-laki dari kaum muslimin lalu mematahkannya (salib), maka di saat itu Romawi merusak perjanjian damai dan berkumpul siap berperang.”
Maknanya bahwa di sana akan ada gerakan dari Romawi untuk memerangi kaum muslimin.
Demikian juga diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dari hadits ‘Auf bin Malik –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ … ثُمَّ هُدْنَةٌ تَكُونُ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ بَنِي الأَصْفَرِ فَيَغْدِرُونَ فَيَأْتُونَكُمْ تَحْتَ ثَمَانِينَ غَايَةً
“Hitunglah enam (perkara yang akan terjadi) menjelang hari kiamat … kemudian terjadi perjanjian damai antara kalian dan Bani Ashfar (Romawi), lalu mereka menghianati perjanjian itu lalu mendatangi kalian dengan delapan puluh bendera.”
Yaitu delapan puluh bendera melawan kaum muslimin.
Dan dari hadits Ibnu Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu- diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dan Ahmad,
إِنَّ السَّاعَةَ لاَ تَقُومُ حَتَّى لاَ يُقْسَمَ مِيرَاثٌ وَلاَ يُفْرَحَ بِغَنِيمَةٍ قَالَ عَدُوٌّ يَجْمَعُونَ لأِهْلِ الإِسْلاَمِ وَيَجْمَعُ لَهُمْ أَهْلُ الإِسْلاَمِ وَنَحَّى بِيَدِهِ نَحْوَ الشَّامِ قُلْتُ الرُّومَ تَعْنِي قَالَ نَعَمْ قَالَ وَيَكُونُ عِنْدَ ذَاكُمْ الْقِتَالِ رِدَّةٌ شَدِيدَةٌ قَالَ فَيَشْتَرِطُ الْمُسْلِمُونَ شُرْطَةً لِلْمَوْتِ لاَ تَرْجِعُ إِلاَّ غَالِبَةً فَيَقْتَتِلُونَ حَتَّى يَحْجِزَ بَيْنَهُمْ اللَّيْلُ فَيَفِيءَ هَؤُلاَءِ وَهَؤُلاَءِ كُلٌّ غَيْرُ غَالِبٍ وَتَفْنَى الشُّرْطَةُ ثُمَّ يَشْتَرِطُ الْمُسْلِمُونَ شُرْطَةً لِلْمَوْتِ لاَ تَرْجِعُ إِلاَّ غَالِبَةً فَيَقْتَتِلُونَ حَتَّى يَحْجِزَ بَيْنَهُمْ اللَّيْلُ فَيَفِيءَ هَؤُلاَءِ وَهَؤُلاَءِ كُلٌّ غَيْرُ غَالِبٍ وَتَفْنَى الشُّرْطَةُ ثُمَّ يَشْتَرِطُ الْمُسْلِمُونَ شُرْطَةً لِلْمَوْتِ لاَ تَرْجِعُ إِلاَّ غَالِبَةً فَيَقْتَتِلُونَ حَتَّى يُمْسُوا فَيَفِيءَ هَؤُلاَءِ وَهَؤُلاَءِ كُلٌّ غَيْرُ غَالِبٍ وَتَفْنَى الشُّرْطَةُ فَإِذَا كَانَ الْيَوْمُ الرَّابِعُ نَهَدَ إِلَيْهِمْ بَقِيَّةُ أَهْلِ الْإِسْلاَمِ فَيَجْعَلُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الدَّبْرَةَ عَلَيْهِمْ فَيَقْتُلُونَ مَقْتَلَةً إِمَّا قَالَ لاَ يُرَى مِثْلُهَا … هُمْ خَيْرُ فَوَارِسَ عَلَى ظَهْرِ الأَرْضِ
“Sesungguhnya hari kiamat tidaklah akan terjadi sampai warisan tidak dibagi dan seseorang tidak bergembira dengan ghanimah. Para musuh (Romawi atau yang lainnya) berkumpul untuk memerangi kaum muslimin, dan kaum muslimin berkumpul untuk memerangi mereka. (Ibnu Mas’ud) menunjuk dengan tangannya ke arah Syam. Aku berkata: “Yang kamu maksud Romawi?” Dia berkata: “Ya”. Lalu dia berkata: “Dan pada saat peperangan itu terjadi kemurtadan yang dahsyat. Maka kaum muslimin mengutus pasukan yang bertekad untuk mati dan tidak akan kembali kecuali kalau menang. Maka mereka (kaum muslimin dan orang kafir) bertempur sampai malam menghalangi di antara mereka. Maka mereka (kaum muslimin) dan mereka (orang kafir) kembali, masing-masing tidak ada yang menang dan tewaslah pasukan yang siap mati. Kemudian Maka kaum muslimin mengutus pasukan yang bertekad untuk mati dan tidak akan kembali kecuali kalau menang. Maka mereka (kaum muslimin dan orang kafir) bertempur sampai malam menghalangi di antara mereka. Maka mereka (kaum muslimin) dan mereka (orang kafir) kembali, masing-masing tidak ada yang menang dan tewaslah pasukan yang siap mati. Kemudian Maka kaum muslimin mengutus pasukan yang bertekad untuk mati dan tidak akan kembali kecuali kalau menang. Maka mereka (kaum muslimin dan orang kafir) bertempur sampai mereka memasuki waktu sore. Maka mereka (kaum muslimin) dan mereka (orang kafir) kembali, masing-masing tidak ada yang menang dan tewaslah pasukan yang siap mati. Maka di hari yang ke empat kaum muslimin yang tersisa bangkit memerangi mereka, maka Allah ‘Azza wa Jalla Akan menjadikan kekalahan atas mereka (orang kafir). Mereka bertempur dengan suatu pertempuran yang –entah dikatakan- tidak pernah terlihat yang semisalnya. … (Rasulullahi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda): “Mereka adalah para penunggang kuda terbaik di muka bumi”.”
Dan diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullahi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَنْزِلَ الرُّومُ بِالأَعْمَاقِ أَوْ بِدَابِقَ فَيَخْرُجُ إِلَيْهِمْ جَيْشٌ مِنَ الْمَدِينَةِ مِنْ خِيَارِ أَهْلِ الأَرْضِ يَوْمَئِذٍ فَإِذَا تَصَافُّوا قَالَتِ الرُّومُ خَلُّوا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الَّذِينَ سَبَوْا مِنَّا نُقَاتِلْهُمْ. فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ لاَ وَاللَّهِ لاَ نُخَلِّى بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ إِخْوَانِنَا. فَيُقَاتِلُونَهُمْ فَيَنْهَزِمُ ثُلُثٌ لاَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ أَبَدًا وَيُقْتَلُ ثُلُثُهُمْ أَفْضَلُ الشُّهَدَاءِ عِنْدَ اللَّهِ وَيَفْتَتِحُ الثُّلُثُ لاَ يُفْتَنُونَ أَبَدًا فَيَفْتَتِحُونَ قُسْطُنْطِينِيَّةَ
“Tidaklah akan terjadi hari kiamat smapai Romawi tiba di Al-A’maq atau Dabiq. Maka keluarlah menuju mereka tentara dari Madinah yang merupakan bumi pilihan pada hari itu. Maka ketika mereka telah berbaris (siap bertempur) Romawi berkata: “Biarkanlah antara kami dan orang-orang yng tertawan dari kami, kami akan perangi mereka”. Maka kaum muslimin berkata: “Tidak! Demi Allah ‘Azza wa Jalla, kamia tidak akan membiarkan hal ini antara kalian dan saudara kami (yang kalian tawan)”. Maka mereka (kaum muslimin) memerangi mereka. Maka terpukul mundur yang sepertiganya yang Allah ‘Azza wa Jalla tidak mengilhamkan taubat pada mereka selamanya, dan terbunuh sepertiganya yang mana mereka sebaik-baik syuhada’ di sisi Allah ‘Azza wa Jalla, dan sepertiganya yang tidak terfitnah selamanya menaklukkan, mereka menaklukkan Konstantinopel.”
Yaitu setelah terjadinya peperangan yang besar ini di Syam sebagaimana dalam hadits itu terjadi di Dabiq, yaitu suatu tempat yang ada di Damaskus. Maka terjadilah pertempuran yang dahsyat dan peperangan besar antara kaum muslimin dan nashara di tempat ini. Lalu kaum muslimin terus melakukan penaklukkan sampai mereka bisa menaklukkan Konstantinopel. Konstantinopel akan ditaklukkan dua kali. Penaklukkan pertama terjadi melalui tangan penakluk besar Muhammad Al-Fatih, maka tertaklukkan pada masa itu. Akan tetapi lalu pindah ke tangan nashara dan nashara berkuasa padanya, kemudian akan ditaklukkan lagi oleh kaum muslimin menjelang hari kiamat.
Telah diriwayatkan dari hadits Abdullah bin ‘Amr –radhiyallahu ‘anhu- (oleh Al-Imam Ahmad dan Ad-Darimy),
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْمَدِينَتَيْنِ تُفْتَحُ أَوَّلاً قُسْطَنْطِينِيَّةُ أَوْ رُومِيَّةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَدِينَةُ هِرَقْلَ تُفْتَحُ أَوَّلاً يَعْنِي قُسْطَنْطِينِيَّةَ
“Rasulullahi Shalallahu ‘alaihi wa sallam ditanya: “Manakah diantara dua kota yang akan lebih dahulu ditaklukkan, Konstantinopel atau Roma?” Maka Rasulullahi Shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Kotanya Herkules yang akan lebih dahulu ditaklukkan, yaitu Konstantinopel”.”
Dan dalam hadits Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- yang telah lewat,
فَيَفْتَتِحُونَ قُسْطُنْطِينِيَّةَ فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْغَنَائِمَ قَدْ عَلَّقُوا سُيُوفَهُمْ بِالزَّيْتُونِ إِذْ صَاحَ فِيهِمُ الشَّيْطَانُ إِنَّ الْمَسِيحَ قَدْ خَلَفَكُمْ فِى أَهْلِيكُمْ. فَيَخْرُجُونَ وَذَلِكَ بَاطِلٌ
“Maka mereka menaklukkan Konstantinopel. Maka disaat mereka membagi ghanimah mereka telah menggantungkan pedang-pedang mereka di pohon Zaitun, tiba-tiba syaithan berteriak berkata: “Sesungguhnya Al-Masih (Dajjal) telah menggantikan kalian di keluarga kalian. Maka mereka keluar (dari Konstantinopel), dan hal (yang dikatakan syaithan) itu bathil (tidak benar).”
Maknanya bahwasanya ucapan tersebut tidak benar, yaitu Dajjal belum keluar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar