Radio Muwahiddin

Rabu, 01 Februari 2012

Peperangan Besar 01


Peperangan Besar 01

-------------------------------------------------------------------------------------------------

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

(يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون).

(يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا).

(يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما).

فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد -صلى الله عليه وآله وسلم- وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.

Amma ba’du:

Wahai kaum muslimun, ketahuilah bahwa kita sangat butuh untuk mempelajari dan memahami hal-hal yang dikabarkan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam berupa fitnah -ujian-, kegoncangan dan peperangan yang akan terjadi sebelum keluarnya Dajjal dan sebelum turunnya ‘Isa bin Maryam.



Al-Imam Muslim –rahimahullah- telah meriwayatkan dari hadits ‘Amr bin Akhthab –radhiyallahu ‘anhu- beliau berkata,

صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْفَجْرَ وَصَعِدَ الْمِنْبَرَ فَخَطَبَنَا حَتَّى حَضَرَتِ الظُّهْرُ فَنَزَلَ

فَصَلَّى ثُمَّ صَعِدَ الْمِنْبَرَ فَخَطَبَنَا حَتَّى حَضَرَتِ الْعَصْرُ ثُمَّ نَزَلَ فَصَلَّى ثُمَّ صَعِدَ الْمِنْبَرَ فَخَطَبَنَا حَتَّى غَرَبَتِ الشَّمْسُ فَأَخْبَرَنَا بِمَا كَانَ وَبِمَا هُوَ كَائِنٌ فَأَعْلَمُنَا أَحْفَظُنَا.

“Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam shalat Al-Fajr bersama kami lalu naik mimbar kemudian berkhutbah sampai datang waktu Az-Zhuhr, maka beliau turun lalu shalat kemudian naik mimbar lalu berkhutbah sampai datang waktu Al-’Ashr, maka beliau turun lalu shalat kemudian naik mimbar lalu berkhutbah sampai matahari tenggelam, beliau mengabarkan kepada kami akan hal-hal yang telah terjadi dan yang akan terjadi, maka orang yang paling tahu dari kami adalah orang yang paling hafal.”

Maka orang yang paling tahu dari kami adalah orang yang paling hafal maksudnya adalah orang yang paling hafal akan hal-hal yang dikabarkan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam pada hari itu, berupa hal-hal yang terjadi pada kaum muslimin dan hal-hal yang menimpa kaum muslimin berupa berbagai macam fitnah yang besar dan hal-hal yang berupa pertolongan dari Allah ‘Azza wa Jalla terhadap kaum muslimin.

Diriwayatkan dari hadits Hudzaifah bin Al-Yaman –radhiyallahu ‘anhu-, dia berkata,

قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَقَامًا فَأَخْبَرَنَا بِمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Rasulullahi Shalallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di antara kami lalu mengabarkan kepada kami tentang apa yang terjadi sampai hari kiamat.” (Riwayat Ahmad)

Dan Hudzaifah –radhiyallahu ‘anhu- juga berkata sebagaimana dalam riwayat Al-Imam Muslim dan Ahmad,

وَاللَّهِ إِنِّى لأَعْلَمُ النَّاسِ بِكُلِّ فِتْنَةٍ هِىَ كَائِنَةٌ فِيمَا بَيْنِى وَبَيْنَ السَّاعَةِ

“Demi Allah ‘Azza wa Jalla, sesungguhnya aku adalah orang yang paling tahu akan setiap fitnah yang terjadi antara aku sampai hari kiamat.”

Wahai kaum muslimin, jika kaum muslimin memahami perkara ini, maka qalbunya (jantungnya) akan mendapatkan obat dari berbagai macam penyakit yang melemahkan kinerja qalbu (jantungnya), demikian juga akalnya akan mendapatkan pencerahan sehingga jadilah seorang muslim yang berada di atas cahaya petunjuk dan pengetahuan akan masa depannya, maka tidaklah kaum muslimin akan menjadi korban fitnah, musibah dan peperangan.

Aku memandang untuk memilih materi khutbah pada kesempatan ini terkait dengan peperangan besar yang akan terjadi di Syam (sekarang Syiria, Lebanon, Urdun / Yordan dan Palestina). Karena perkara yang terjadi di Syam adalah perkara yang ada pada masa ini yaitu masa yang kita berada padanya. Yang dimaksud dengan peperangan besar adalah peperangan besar yang terjadi antara kaum muslimin melawan musuh-musuhnya. Rasulullahi Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah menyebutkan Syam dalam hadits yang banyak. Dan keutamaan Syam demikian banyak dan bukanlah kesempatan kali ini untuk menguraikannya, namun kita akan menyebutkan sebagian darinya secara singkat.

Telah diriwayatkan sebuah hadits dari Abdullah bin Hawalah –radhiyallahu ‘anhu-,

عَلَيْكَ بِالشَّامِ … فَإِنْ أَبَيْتُمْ فَعَلَيْكُمْ بِيَمَنِكُمْ … فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ تَوَكَّلَ لِي بِالشَّامِ وَأَهْلِهِ

“Hendaknya engkau memilih Syam … jika engkau enggan maka hendaknya kalian memilih Yaman kalian … Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah telah menjamin Syam dan penduduknya bagiku.” (Riwayat Ahmad)

Dan diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari (Sa’ad bin Abi Waqash –radhiyallahu ‘anhu-) bahwa Rasulullahi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَزَالُ أَهْلُ الْغَرْبِ ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ

“Ahlul Gharb akan selalu menang di atas al-haq sampai hari kiamat.”

Para ulama’ menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan Ahlul Gharb adalah penduduk Syam, karena mereka berada di sebelah barat Madinah.

Demikian juga diriwayatakan dari Salamah bin Nufail As-Sukuny –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullahi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ إِنَّ عُقْرَ دَارِ الْمُؤْمِنِينَ الشَّامُ

“Ingatlah, sesungguhnya bagian terpenting dari rumah kaum mukminin adalah Syam.” (Riwayat Ahmad)

Hadits-hadits tersebut dan yang semisalnya memberikan faedah kepada kita bahwa di Syam ada kebaikan yang banyak dan pertolongan yang besar. Akan tetapi, hendaknya seorang muslim sadar bahwa pertolongan dan kebaikan ini terjadi pada waktu tertentu bukan pada setiap waktu, terjadi pada suatu kesempatan bukan pada setiap kesempatan. Maka penduduk Syam dahulu di jaman As-Salaf Ash-Shalih berada pada kebaikan yang banyak, kemudian terjadi kelemahan pada kurun (abad) keempat hijriyah dan pada kurun kelima hijriyah sehingga nashara mampu menguasai penduduk Syam, sampai mereka bisa menguasai Baitul Maqdis, dan jadilah Baitul Maqdis dibawah injakan nashara –Semoga Allah ‘Azza wa Jalla menghancurkan mereka- sekitar sembilan puluh tahun. Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla Rabbul ‘alamin memunculkan orang yang menolong islam dan membela agamaNya serta memunculkan orang yang menyingkirkan duri dan membebaskan kaum muslimin. Maka Allah ‘Azza wa Jalla memberi taufiq kepada Mahmududdin demikian juga Shalahuddin Al-Ayyuby dan sebagian penguasa, dan terjadilah pertolongan yang besar dari Allah ‘Azza wa Jalla pada masa mereka. Maka kalahlah nashara di tangan mereka dan datanglah pertolongan –dengan izin dari Allah ‘Azza wa Jalla- dalam menggempur nashara di Syam, demikian pula mereka mendapat pertolongan dari Allah ‘Azza wa Jalla dalam melawan Tartar sehingga jadilah Syam termasuk bumi Allah ‘Azza wa Jalla yang paling baik dan bumi Allah ‘Azza wa Jalla yang paling mulia pada masa itu. Inilah pertolongan dari Allah ‘Azza wa Jalla dalam melawan musuh-musuh kaum muslimin dan terangkatlah bendera islam serta tegaklah islam –segala pujian bagi Allah ‘Azza wa Jalla Rabbil ‘alamin-

Oleh karena itu berktalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (beliau berbicara tentang jaman yang beliau hidup padanya): “Sebaik-baik manusia pada masa ini adalah penduduk Syam, pertolongan Allah ‘Azza wa Jalla turun pada mereka, mereka memiliki iman, mereka memiliki ilmu dan Allah ‘Azza wa Jalla menolong mereka. Adapun penduduk Yaman, maka fitnah banyak terjadi pada mereka, terselimuti oleh fitnah yang besar yang saling berbenturan akibat ulah Al-Bathiniyah Al-Qaramithah dan selain mereka, dan fitnah di dalam masing-masing negeri antar penguasa. Adapun penduduk jazirah arab yaitu sisa penduduk jazirah arab, mereka juga tertimpa kelemahan.” Kemudian beliau menyebutkan apa yang terjadi di Syam berupa pertolongan dari Allah ‘Azza wa Jalla.

Lalu apa yang terjadi di Syam setelah adanya semua kebaikan ini?

Telah diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dari Mu’awiyah bin Qurrah –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا فَسَدَ أَهْلُ الشَّامِ فَلاَ خَيْرَ فِيكُمْ

“Jika penduduk Syam telah rusak maka tiada kebaikan pada kalian.”

Maka pada masa kita ini telah terjadi kerusakan di Syam, telah terjadi kelemahan, telah terjadi keruntuhan dan terjadi ketundukan kepada musuh-musuh Allah ‘Azza wa Jalla –kecuali orang yang dirahmati Allah ‘Azza wa Jalla-. Sampai-sampai penduduk Syam pada masa ini termasuk orang islam yang paling lemah. Masa-masa seperti ini yang terjadi sekarang ini telah dikabarkan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,

إِذَا فَسَدَ أَهْلُ الشَّامِ فَلاَ خَيْرَ فِيكُمْ

“Jika penduduk Syam telah rusak maka tiada kebaikan pada kalian.”

Jika penduduk Syam telah rusak maka penduduk arab yang lain tidak mampu menghadapi musuh-musuh islam kecuali terjadi kehendak yang lain dari Allah ‘Azza wa Jalla. Maka Allah ‘Azza wa Jalla akan memunculkan untuk agamaNya ini orang yang Allah ‘Azza wa Jalla kehendaki dari hamba-hambaNya (dari Syam, dari Mesir, dari Jazirah Arab, dan dari tempat lain untuk menolong dan menegakkan agamaNya). Allahlah yang akan menolong agamaNya dengan orang yang Dia kehendaki, di waktu yang Dia kehendaki dan dengan cara yang Dia kehendaki. Hanya saja kita mengatakan bahwa Syam pada masa ini kondisinya sebagaimana dalam sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Adapun Lebanon, maka sebagaimana kalian ketahui telah terjadi padanya … nashara dan terjadi padanya pengelompokan dan partai yang banyak penguasaan antara satu sama lain. Demikian pula Syiria sebagaimana yang kalian ketahui adalah negara Nushairiyah yang berdiri di atas aqidah yang rusak, sesat dan menyesatkan. Adapun penduduk Palestina sebagaimana kalian ketahui telah digempur habis-habisan oleh oleh Yahudi (Israel) dan mereka membuat negara padanya –semoga menghancurkan mereka-. Adapun Urdun (Yordania) sebagaimana kalian ketahui termasuk dari bentuk kelemahan mereka adalah banyaknya penyimpangan yang terjadi padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Dipersilakan untuk menyebarluaskan isi dari blog ini untuk kepentingan da'wah, tanpa tujuan komersil dengan menyertakan URL sumber. Jazakumullohu khairan."