Radio Muwahiddin

Kamis, 24 Oktober 2013

Ulama Menyelisihi Firanda

Sungguh mengejutkan tulisan Firanda akhir- akhir ini yang terkesan membabi-buta dan serampangan, lebih terkhusus lagi dalam menjatuhkan dan cercaan terhadap manhaj salah seorang ulama ahlus sunnah yang masyhur, Al-Allamah Rabi’ Bin Hadi Al-Madkhali Hafizhahullah Ta’ala, bahwa Beliau memiliki manhaj yang “mutasyaddid”, dan bermanhaj khawarij, dan menuduh salafiyin dengan tuduhan jama’ah tahdzir,dan yang lainnya, sebagaimana yang  akan kita terangkan dalam tulisan ini insya Allah.
Namun dari sisi lain, jika kita melihat kondisi Firanda yang sejak sebelumnya telah melakukan pembelaan gigih terhadap Hizbiyah Ihya At-Turats dengan berbagai macam dalih,  hal ini merupakan hal yang lumrah, yang biasa dilakukan oleh musuh-musuh dakwah salafiyah yang menuduh bahwa Syaikh Rabi’ Hafizhahullah memiliki manhaj yang berbeda dengan manhaj para ulama ahlussunnah, sebagaimana halnya Al-Allamah Muhammad Aman Al-Jami rahimahullah yang dituduh oleh Hizbiyun bahwa Beliau memiliki manhaj yang berbeda dengan manhaj para ulama ahlussunnah, sehingga bermunculan gelar- gelar buruk yang disematkan kepada dua alim ini dengan sebutan “Al-Jamiyah”, artinya pengikut Muhammad Aman Al-Jami rahimahullah, atau sebutan “Al-Madkhaliyah:, yang artinya pengikut Rabi’ Al-Madkhali Hafizhahullah, seperti halnya gelar sebagian mereka terhadap ahlussunnah dengan sebutan “Wahabi”.



Al-Allamah Saleh Al-Fauzan Hafizhahullah ditanya tentang kedua ulama: Syaikh Muhammad Aman Al-Jami, dan Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali, maka Beliau menjawab:

فأجاب بقوله: ((دعونا من الأفراد والقيل والقال ، المشايخ إن شاء الله فيهم خير ، وفيهم بركة للدعوة السلفية ، وتعليم الناس ، فلو ما أرضو بعض الناس فالرسول ما أرضى كل الناس ، هناك ساخطين على الرسول صلى الله عليه وسلم ، مسألة النفسانيات والأهواء هذه لا اعتبار بها ، المشايخ نحسن بهم الظن ، وما علمنا عليهم إلا الخير إن شاء الله ، وندعو لهم بالتوفيق.

“Tinggalkan penyebutan orang-perorang dan penukilan yang tidak jelas, para masyayikh insya Allah pada mereka ada kebaikan, pada mereka terdapat berkah dakwah salafiyah, dan memberi ilmu kepada manusia, meskipun tidak menyenangkan sebagian manusia. Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam,  tidak membuat semua orang senang kepadanya, di sana ada orang-orang yang membenci Rasul shallallohu ‘alaihi wasallam, adapun permasalahan perasaan dan hawa nafsu, maka ini tidak teranggap. Para masyayikh... kita berbaik sangka kepada mereka, kami tidak mengetahui pada mereka kecuali kebaikan insya Allah, dan kami mendoakan taufik kepada mereka.”

Betapa jauhnya perbedaan antara penjelasan Al-Allamah Saleh Al-Fauzan Hafizhahullah dengan penjelasan “Syaikh sesat” Firanda yang durjana.
Al-Allamah Al-Fauzan mengatakan:
“para masyayikh insya Allah pada mereka ada kebaikan”

Syaikh Firanda -Hadahullah-  berkata:
“manhajnya berbeda dengan manhaj ulama kibar”

Syaikh Saleh Al-Fauzan berkata:
“pada mereka terdapat berkah dakwah salafiyah”

Syaikh Firanda berkata:
“Barangsiapa yang mau jujur dalam mengamati sepak terjang Syaikh Rabi’ Al-Madkhali, maka ia akan mendapati bahwa manhaj Beliau –khususnya dalam masalah tahdzir dan tabdi’- sangatlah jauh berbeda dengan manhaj tiga imam dakwahsalafiyah zaman ini, yaitu Syaikh Bin Baaz, Syaikh Al-Albani, dan Syaikh Al-Utsaimin rahimahumullah, ini adalah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri...”

Saya berkata: iya, ini adalah kesimpulan sesat Firanda yang tidak bisa dipungkiri...
 Syaikh Al-Fauzan berkata, bahwa Beliau memberi ilmu kepada manusia.

Syaikh Firanda berkata:
“Manhaj Syaikh Rabi’ Al-Madkhali yang mutasyaddid (keras)”.

Syaikh Al-Fauzan berkata:
“...meskipun tidak menyenangkan sebagian manusia. Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam,  tidak membuat  semua orang senang kepadanya, di sana ada orang- orang yang membenci Rasul n, adapun permasalahan perasaan dan hawa nafsu, maka ini tidak teranggap...”

Firanda termasuk yang tidak senang kepada beliau, suka mengikuti perasaan dan hawa nafsunya, Allahul musta’aan.

Syaikh Al-Fauzan berkata:
“....Para masyayikh kita berbaik sangka kepada mereka, kami tidak mengetahui pada mereka kecuali kebaikan insya Allah, dan kami mendoakan taufik kepada mereka.”

Syaikh Firanda mengatakan “Ternyata Syaikh Rabi’ juga menyelisihi manhaj para ulama kibar ahlussunnah abad ini...” dan berkata “....tentunya ini berarti Syaikh Rabi’ menyelisihi manhaj salaf dan kesepakatan mereka....”

Para pembaca yang budiman, kira-kira diantara dua pendapat ini, manakah yang kuat? pendapat Al-Allamah Saleh Al-Fauzan Hafizhahullah yang tidak diragukan keilmuannya dan kesalafiya-annya, yang tidak mengeritik sama sekali tentang manhaj Syaikh Rabi’ Al-Madkhali Hafizhahullah, yang kalau seandainya syaikh Rabi’ memiliki penyimpangan dalam manhaj salafi, termasuk dalam hal mentahdzir dan mentabdi’, tentu sudah beliau terangkan kepada umat, sebab tidak menjelaskan sesuatu dimasa dibutuhkannya penjelasan tersebut merupakan hal yang tidak diperbolehkan.
Ataukah pendapat Al-Muta’aalim  Firanda yang durjana yang melecehkan dan merendahkan kedudukan Syaikh Rabi’ Hafizhahullah, yang membangun pernyataannya diatas kesimpulan perasaan dan hawa nafsunya?

Menurut saya, pendapat syaikh Saleh Al-Fauzan Hafizhahullah tentu lebih rajih dan lebih kuat, karena yang dapat menilai seseorang yang memiliki sebuah keutamaan, hanyalah orang yang memiliki keutamaan pula.

Al-Allamah Abdurrahman Muhyiddin Hafizhahullah tatkala Beliau ditanya tentang: adakah kelompok yang disebut Al-Jamiyah dan Al-Madakhilah?, Beliau menjawab:
 أولا لا توجد فرقة تسمى جامية ولا توجد فرقة تسمى مدخلية ولا يوجد حزب يسمى جامي أو مدخلي وإنما هذه كلمة من الشيطان رددها وسمعها بعض الشباب ورددوها معه , جاؤوا للشيخ محمد أمان الجامي وهو شيخنا درسنا في الجامعة الإسلامية وعرفناه من خيرة العلماء. الشيخ محمد أمان الجامي شيخنا من خيرة المشايخ من أفاضل العلماء مشايخ أهل السنة والشيخ ربيع بن هادي كذلك من مشايخنا وإخواننا وهو حي يرزق في المدينة (ثم قال في مكة) أخلاق عالية وعلم جيد يزوره الطلاب وهما من خيار العلماء ولكن الشيطان يتكلم على ألسنة بعض الناس حتى ينفروهم عن السنة وينفروهم عن الحق وينفروهم عن منهج السلف , هذا خظأ , لا تسمعوا لهذا الكلام . من قال فيه فرقة جامية مدخلية نقول: لا ما هو صحيح,  ليس بصحيح وإنما فيه علماء يفهمون السلف . حسد هذا حسد يقولون به من الشيطان , جاء الشيطان في قلوبهم حسدوا , الشيخ ربيع الناس يستفيد منه والشيخ محمد أمان, الناس يستفيد منه فأرادوا أن يصدوا . الشيطان يتكلم أو لا يتكلم؟ سمعتم كلامه؟ قال في غزوة أحد: ألا إن محمدا قد مات , من تكلم بهذا الكلام ؟ والله الشيطان , الآن قالوا : الجامية المدخلية فرقة ضالة , ما فيه لا جامية ولا مداخلة , وإنما محمد أمان الجامي  والشيخ ربيع بن هادي المدخلي علماء فضلاء طيبين يستفاد منه .

هذه النبزة والاسم أول من نطق به شيطان ثم الإخوان المسلمون لينفروا الناس من السنة  لأن الشيخ ربيع تكلم ,قال: الإخوان المسلمون عندهم أخطاء , سيد قطب عنده أخطاء  ينبغي للناس أن ينتبهوا ¸سيد قطب ما هو ماش على السنة عنده أخطاء , فقالوا: هؤلاء مداخلة جامية ضلال ,ينفر الناس , هذا خطأ. كلنا راد ومردود  عليه إلا صاحب القبر كما قال مالك, قل هاتوا برهانكم إن كنتم صادقين . فهذه الكلمة أول من نطق بها الشيطان ثم نطق بها الإخوان المسلمون وغيرهم من السروريين والصوفيين ختى ينفروا الناس من السنة ))

Pertama: tidak ditemukan ada satu kelompok yang disebut Jamiyah, dan tidak ditemukan kelompok yang disebut Madkhaliyah, dan tidak ada satu hizbiyah yang disebut Jami atau Madkhali. Namun ini merupakan kalimat yang berasal dari setan yang ia dendangkan lalu didengarkan oleh sebagian pemuda yang bersama setan, yang mereka tujukan kepada Syaikh Muhammad Aman Al-Jami, dan Beliau adalah Syaikh kami, Beliau mengajari kami di Jami’ah Islamiyah, dan kami mengenalnya termasuk ulama terbaik. Syaikh Muhammad Aman Al-Jami adalah syaikh kami, termasuk masayikh terbaik, termasuk ulama yang mulia, masyayikh ahlussunnah. Syaikh Rabi’ bin Hadi demikian pula, termasuk diantara syaikh kami dan saudara kami, dan Beliau masih hidup dalam keadaan mendapat rezki di Madinah (lalu Beliau mengatakan: di Makkah), memiliki akhlak yang mulia dan ilmu yang bagus, para penuntut ilmu sering mengunjungi Beliau. Keduanya termasuk ulama terbaik, namun setan berbicara melalui lisan sebagian manusia hingga membuat mereka lari dari sunnah dan membuat mereka lari dari kebenaran, dan membuat mereka lari dari manhaj salaf. Ini merupakan kesalahan, jangan kalian mendengar ucapan ini, siapa yang mengatakan : ada kelompok Jamiyah Madkhaliyah, maka kita mengatakan: tidak, ini tidak benar, namun yang ada adalah ulama yang berpaham dengan pemahaman salaf. Ini hasad, hasad yang mereka ucapkan dari setan, setan mendatangi hati-hati mereka yang menyebabkan mereka hasad. Syaikh Rabi’ banyak diambil faedahnya oleh manusia, demikian pula Syaikh Muhammad Aman, manusia mengambil faedah darinya, lalu mereka ini ingin memalingkan manusia darinya. Setan berbicara atau tidak?, kalian telah mendengar ucapannya?, setan berkata dalam perang uhud: ketahuilah, sesungguhnya Muhammad telah mati”, siapa yang mengucapkan perkataan ini? Demi Allah... setan. Sekarang mereka berkata: Al-Jamiyah Al-Madkhaliyah adalah kelompok sesat. Tidak ada sama sekali baik Jamiyah ataupun Madkhaliyah. Namun yang ada adalah Muhammad Aman Al-Jami dan Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali adalah ulama yang memiliki keutamaan, yang baik, dan diambil faedah darinya.

Gelar dan penamaan buruk ini, yang pertama kali mengucapkannya adalah setan, kemudian ikhwanul muslimin. Untuk membuat manusia meninggalkan sunnah, sebab Syaikh Rabi’ berbicara, Beliau berkata: Ikhwanul muslimin memiliki penyimpangan-penyimpangan, Sayyid Quthub memiliki penyimpangan- penyimpangan, seharusnya manusia berhati-hati. Sayyid Quthub tidak berjalan diatas sunnah, ia memiliki penyimpangan. Maka mereka berkata: mereka ini Madkhaliyah Jamiyah orang-orang sesat, agar manusia meninggalkannya, ini merupakan kesalahan. Setiap kita bisa menolak dan tertolak ucapannya kecuali penghuni kuburan ini (yaitu Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam, pen-) sebagaimana yang dikatakan Imam Malik, datangkanlah bukti jika kalian orang-orang yang jujur. Kalimat ini yang pertama kali mengucapkannya adalah setan, lalu diucapkan oleh Ikhwanul muslimin dan yang selainnya dari kalangan sururiyin, kaum shufi, agar manusia meninggalkan sunnah.”
(Transkrip dari rekaman ceramah beliau dari youtube yang berjudul :هل يوجد فرقة جامية مدخلية)

Perhatikanlah bagaimana ulama berbicara dan memberi penilaian kepada seorang Alim salafi, lalu bandingkan dengan ucapan da’i khalafi Firanda, maka kalian akan melihat perbandingan yang sangat jauh, sejauh timur dengan barat.

Syaikh Abdurrahman Muhyiddin mengatakan tentang Syaikh Rabi’:
“...memiliki akhlak yang mulia dan ilmu yang bagus....”

Namun Firanda mengatakan “manhajnya mutasyaddid”..

Syaikh mengatakan tentang Muhammad Al-Jami dan Rabi’ Al-Madkhali:
“.... Keduanya termasuk ulama terbaik...”

Namun Firanda mengatakan: “...Ternyata Syaikh Rabi’ juga menyelisihi manhaj para ulama kibar ahlussunnah abad ini...”

Syaikh Abdurrahman Muhyiddin berkata:
“..Syaikh Rabi’ banyak diambil faedahnya oleh manusia, demikian pula Syaikh Muhammad Aman, manusia mengambil faedah darinya, lalu mereka ini ingin memalingkan manusia darinya. Setan berbicara atau tidak?, kalian telah mendengar ucapannya?, setan berkata dalam perang uhud: ketahuilah, sesungguhnya Muhammad telah mati”, siapa yang mengucapkan perkataan ini? Demi Allah... setan.....”

Namun Firanda mengatakan:
“....tentunya ini berarti Syaikh Rabi’ menyelisihi manhaj salaf dan kesepakatan mereka....”

Lalu, siapakah yang lebih berhak diambil ucapannya, Al-Allamah Abdurrahman Muhyiddin Hafizhahullah  yang memberi penilaian dengan keilmuan dan keutamaan yang Beliau miliki, atau Firanda, seorang murid durjana yang telah menyelisihi ulama ahlus sunnah, dan mengikuti langkah-langkah setan?


Al-Allamah Abdul Aziz Ar-Rajihi Hafizhahullah ditanya tentang Syaikh Rabi’ Al-Madkhali Hafizahullah, apakah kitab-kitab Beliau dan juga kaset-kasetnya boleh didengarkan?, maka Beliau menjawab:
 فقال: "نعم، لا بأس بها، كتبه وأشرطته ما رأينا فيها ما ينتقد، ما انتقدت فيها شيئاً، أشرطته جيّدة، وكتبه جيدة ومفيدة"
“Iya , tidak mengapa. Kitab-kitabnya, Kaset-kasetnya, kami tidak melihat ada sesuatu yang perlu dikritik, saya tidak mengeritik sesuatupun padanya, kaset-kasetnya bagus, kitab-kitabnya juga bagus dan memberi faedah.”

Beliau juga ditanya:
 “ada sebagian orang menuduh orang yang berpegang kepada manhaj salafi bahwa dia kelompok Jami, dan mentahdzir Syaikh Rabi’, Syaikh Najmi, dan Syaikh Zaid bin Muhammad Hadi Al-Madkhali, dan yang lainnya dari para ulama?”

Maka Beliau menjawab:
 فأجاب بقوله:" الألقاب لا تغيّر، النبز بالألقاب لا يصلح، المهم ثقل الشخص، المشايخ نعرف أن معتقدهم سليم، ومن أهل السنة والجماعة، الشيخ ربيع والشيخ أحمد والشيخ زيد لا غبار عليهم".
“Gela- gelar itu tidak boleh dirubah, menyebut gelar buruk tidak diperbolehkan, yang terpenting adalah bobot seseorang, para masyayikh kami mengenal bahwa keyakinan mereka benar, dan termasuk ahlussunnah wal-jama’ah, Syaikh Rabi’, Syaikh Ahmad, dan Syaikh Zaid, tidak diragukan atas mereka.”

Subhanallah!, sungguh sangat jauh berbeda antara penilaian seorang alim yang menilai dengan insaf, dengan seorang da’i yang menuruti perasaan dan hawa nafsunya. Lihatlah, Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi yang berkata tentang kaset-kaset dan kitab-kitab Syaikh Rabi’:
“Iya, tidak mengapa. Kitab-kitabnya, Kaset-kasetnya, kami tidak melihat ada sesuatu yang perlu dikritik, saya tidak mengeritik sesuatupun padanya, kaset-kasetnya bagus, kitab- kitabnya juga bagus dan memberi faedah.”

Lalu bandingkan dengan ucapan Da’i Khalafi Firanda yang mencela manhaj Syaikh Rabi’ dan menuduhnya menyelesihi manhaj para ulama kibar???.

lalu anda wahai Firanda, ulama siapa yang bersama anda dan yang sependapat dengan anda dalam memberi penilaian kepada Syaikh Rabi’ bahwa:
-          Manhajnya mutasyaddid dalam hal tahdzir mentahdzir dan tabdi’ mentabdi’
-          Manhaj Beliau dalam tahdzir dan tabdi’ menyelisihi manhaj tiga imam dakwah salafiyah
-          Bermanhaj khawarij

Sammuu lanaa rijaalakum, agar kita mengetahui siapa ulama kibar yang sejalan dengan anda dalam memberi kesimpulan tentang manhaj Syaikh Rabi’ Hafizhahullah. Hal ini bukan berarti bahwa kami mendudukkan perkataan Syaikh Rabi’ seperti wahyu yang turun dari langit, seperti yang diucapkan Firanda yang gemar berdusta, namun karena kami melihat, dan itulah yang dilihat oleh para ulama kibar, bahwa  Syaikh Rabi’ dalam membantah ahli bid’ah selalu menyertakan bantahannya dengan hujjah dan dalil, dan itu sangat nampak sekali bagi yang menelaah kitab-kitab dan kaset-kaset Beliau.

Sengaja saya menukil tiga perkataan para ulama diatas, meskipun rekomendasi para ulama terhadap Syaikh Rabi’ sangat banyak sekali, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, yang termasuk pula diantaranya tiga imam dakwah salafiyah dijaman ini, Syaikh Bin Baaz, Syaikh Al-Albani, dan Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahumullah. Namun tujuan saya menukil fatwa ulama yang masih hidup, untuk menunjukkan bahwa tidak ada perubahan pada manhaj Syaikh Rabi’ setelah wafatnya tiga imam dakwah tersebut, dan para ulama senantiasa ridha kepada Beliau, baik aqidahnya, demikian pula manhajnya, termasuk dalam hal mentahdzir dan mentabdi’.

(Bersambung InsyaAllah)

 
Ditulis oleh :
Abu Muawiyah Askari bin Jamal

Makkah Al-Mukarramah, 18 Dzul-hijjah 1434 H.

sumber: http://salafybpp.com/index.php/manhaj-salaf/180-ulama-menyelisihi-firanda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Dipersilakan untuk menyebarluaskan isi dari blog ini untuk kepentingan da'wah, tanpa tujuan komersil dengan menyertakan URL sumber. Jazakumullohu khairan."