Namun
dari sisi lain, jika kita melihat kondisi Firanda yang sejak sebelumnya
telah melakukan pembelaan gigih terhadap Hizbiyah Ihya At-Turats dengan
berbagai macam dalih, hal ini
merupakan hal yang lumrah, yang biasa dilakukan oleh musuh-musuh dakwah
salafiyah yang menuduh bahwa Syaikh Rabi’ Hafizhahullah memiliki manhaj
yang berbeda dengan manhaj para ulama ahlussunnah, sebagaimana halnya
Al-Allamah Muhammad Aman Al-Jami rahimahullah yang dituduh oleh Hizbiyun
bahwa Beliau memiliki manhaj yang berbeda dengan manhaj para ulama
ahlussunnah, sehingga bermunculan gelar- gelar buruk yang disematkan
kepada dua alim ini dengan sebutan “Al-Jamiyah”, artinya pengikut
Muhammad Aman Al-Jami rahimahullah, atau sebutan “Al-Madkhaliyah:, yang
artinya pengikut Rabi’ Al-Madkhali Hafizhahullah, seperti halnya gelar
sebagian mereka terhadap ahlussunnah dengan sebutan “Wahabi”.
Al-Allamah
Saleh Al-Fauzan Hafizhahullah ditanya tentang kedua ulama: Syaikh
Muhammad Aman Al-Jami, dan Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali, maka
Beliau menjawab:
فأجاب
بقوله: ((دعونا من الأفراد والقيل والقال ، المشايخ إن شاء الله فيهم خير ،
وفيهم بركة للدعوة السلفية ، وتعليم الناس ، فلو ما أرضو بعض الناس
فالرسول ما أرضى كل الناس ، هناك ساخطين على الرسول صلى الله عليه وسلم ،
مسألة النفسانيات والأهواء هذه لا اعتبار بها ، المشايخ نحسن بهم الظن ،
وما علمنا عليهم إلا الخير إن شاء الله ، وندعو لهم بالتوفيق.
“Tinggalkan
penyebutan orang-perorang dan penukilan yang tidak jelas, para
masyayikh insya Allah pada mereka ada kebaikan, pada mereka terdapat
berkah dakwah salafiyah, dan memberi ilmu kepada manusia, meskipun tidak
menyenangkan sebagian manusia. Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam, tidak
membuat semua orang senang kepadanya, di sana ada orang-orang yang
membenci Rasul shallallohu ‘alaihi wasallam, adapun permasalahan
perasaan dan hawa nafsu, maka ini tidak teranggap. Para
masyayikh... kita berbaik sangka kepada mereka, kami tidak mengetahui
pada mereka kecuali kebaikan insya Allah, dan kami mendoakan taufik
kepada mereka.”
Betapa
jauhnya perbedaan antara penjelasan Al-Allamah Saleh Al-Fauzan
Hafizhahullah dengan penjelasan “Syaikh sesat” Firanda yang durjana.
Al-Allamah Al-Fauzan mengatakan:
“para masyayikh insya Allah pada mereka ada kebaikan”
Syaikh Firanda -Hadahullah- berkata:
“manhajnya berbeda dengan manhaj ulama kibar”
Syaikh Saleh Al-Fauzan berkata:
“pada mereka terdapat berkah dakwah salafiyah”
Syaikh Firanda berkata:
“Barangsiapa
yang mau jujur dalam mengamati sepak terjang Syaikh Rabi’ Al-Madkhali,
maka ia akan mendapati bahwa manhaj Beliau –khususnya dalam masalah
tahdzir dan tabdi’- sangatlah jauh berbeda dengan manhaj tiga imam
dakwahsalafiyah zaman ini, yaitu Syaikh Bin Baaz, Syaikh Al-Albani, dan Syaikh Al-Utsaimin rahimahumullah, ini adalah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri...”
Saya berkata: iya, ini adalah kesimpulan sesat Firanda yang tidak bisa dipungkiri...
Syaikh Al-Fauzan berkata, bahwa Beliau memberi ilmu kepada manusia.
Syaikh Firanda berkata:
“Manhaj Syaikh Rabi’ Al-Madkhali yang mutasyaddid (keras)”.
Syaikh Al-Fauzan berkata:
“...meskipun tidak menyenangkan sebagian manusia. Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam, tidak membuat semua
orang senang kepadanya, di sana ada orang- orang yang membenci Rasul n,
adapun permasalahan perasaan dan hawa nafsu, maka ini tidak
teranggap...”
Firanda termasuk yang tidak senang kepada beliau, suka mengikuti perasaan dan hawa nafsunya, Allahul musta’aan.
Syaikh Al-Fauzan berkata:
“....Para
masyayikh kita berbaik sangka kepada mereka, kami tidak mengetahui pada
mereka kecuali kebaikan insya Allah, dan kami mendoakan taufik kepada
mereka.”
Syaikh
Firanda mengatakan “Ternyata Syaikh Rabi’ juga menyelisihi manhaj para
ulama kibar ahlussunnah abad ini...” dan berkata “....tentunya ini
berarti Syaikh Rabi’ menyelisihi manhaj salaf dan kesepakatan
mereka....”
Para
pembaca yang budiman, kira-kira diantara dua pendapat ini, manakah yang
kuat? pendapat Al-Allamah Saleh Al-Fauzan Hafizhahullah yang tidak
diragukan keilmuannya dan kesalafiya-annya, yang tidak mengeritik sama
sekali tentang manhaj Syaikh Rabi’ Al-Madkhali Hafizhahullah, yang kalau
seandainya syaikh Rabi’ memiliki penyimpangan dalam manhaj salafi,
termasuk dalam hal mentahdzir dan mentabdi’, tentu sudah beliau
terangkan kepada umat, sebab tidak menjelaskan sesuatu dimasa
dibutuhkannya penjelasan tersebut merupakan hal yang tidak
diperbolehkan.
Ataukah pendapat Al-Muta’aalim Firanda
yang durjana yang melecehkan dan merendahkan kedudukan Syaikh Rabi’
Hafizhahullah, yang membangun pernyataannya diatas kesimpulan perasaan
dan hawa nafsunya?
Menurut
saya, pendapat syaikh Saleh Al-Fauzan Hafizhahullah tentu lebih rajih
dan lebih kuat, karena yang dapat menilai seseorang yang memiliki sebuah
keutamaan, hanyalah orang yang memiliki keutamaan pula.
Al-Allamah
Abdurrahman Muhyiddin Hafizhahullah tatkala Beliau ditanya tentang:
adakah kelompok yang disebut Al-Jamiyah dan Al-Madakhilah?, Beliau
menjawab:
أولا
لا توجد فرقة تسمى جامية ولا توجد فرقة تسمى مدخلية ولا يوجد حزب يسمى
جامي أو مدخلي وإنما هذه كلمة من الشيطان رددها وسمعها بعض الشباب ورددوها
معه , جاؤوا للشيخ محمد أمان الجامي وهو شيخنا درسنا في الجامعة الإسلامية
وعرفناه من خيرة العلماء. الشيخ محمد أمان الجامي شيخنا من خيرة المشايخ من
أفاضل العلماء مشايخ أهل السنة والشيخ ربيع بن هادي كذلك من مشايخنا
وإخواننا وهو حي يرزق في المدينة (ثم قال في مكة) أخلاق عالية وعلم جيد
يزوره الطلاب وهما من خيار العلماء ولكن الشيطان يتكلم على ألسنة بعض الناس
حتى ينفروهم عن السنة وينفروهم عن الحق وينفروهم عن منهج السلف , هذا خظأ ,
لا تسمعوا لهذا الكلام . من قال فيه فرقة جامية مدخلية نقول: لا ما هو
صحيح, ليس بصحيح وإنما فيه علماء
يفهمون السلف . حسد هذا حسد يقولون به من الشيطان , جاء الشيطان في قلوبهم
حسدوا , الشيخ ربيع الناس يستفيد منه والشيخ محمد أمان, الناس يستفيد منه
فأرادوا أن يصدوا . الشيطان يتكلم أو لا يتكلم؟ سمعتم كلامه؟ قال في غزوة
أحد: ألا إن محمدا قد مات , من تكلم بهذا الكلام ؟ والله الشيطان , الآن
قالوا : الجامية المدخلية فرقة ضالة , ما فيه لا جامية ولا مداخلة , وإنما
محمد أمان الجامي والشيخ ربيع بن هادي المدخلي علماء فضلاء طيبين يستفاد منه .
هذه النبزة والاسم أول من نطق به شيطان ثم الإخوان المسلمون لينفروا الناس من السنة لأن الشيخ ربيع تكلم ,قال: الإخوان المسلمون عندهم أخطاء , سيد قطب عنده أخطاء ينبغي
للناس أن ينتبهوا ¸سيد قطب ما هو ماش على السنة عنده أخطاء , فقالوا:
هؤلاء مداخلة جامية ضلال ,ينفر الناس , هذا خطأ. كلنا راد ومردود عليه
إلا صاحب القبر كما قال مالك, قل هاتوا برهانكم إن كنتم صادقين . فهذه
الكلمة أول من نطق بها الشيطان ثم نطق بها الإخوان المسلمون وغيرهم من
السروريين والصوفيين ختى ينفروا الناس من السنة ))
“Pertama:
tidak ditemukan ada satu kelompok yang disebut Jamiyah, dan tidak
ditemukan kelompok yang disebut Madkhaliyah, dan tidak ada satu hizbiyah
yang disebut Jami atau Madkhali. Namun ini merupakan kalimat yang
berasal dari setan yang ia dendangkan lalu didengarkan oleh sebagian
pemuda yang bersama setan, yang mereka tujukan kepada Syaikh Muhammad
Aman Al-Jami, dan Beliau adalah Syaikh kami, Beliau mengajari kami di
Jami’ah Islamiyah, dan kami mengenalnya termasuk ulama terbaik. Syaikh
Muhammad Aman Al-Jami adalah syaikh kami, termasuk masayikh terbaik,
termasuk ulama yang mulia, masyayikh ahlussunnah. Syaikh Rabi’ bin Hadi
demikian pula, termasuk diantara syaikh kami dan saudara kami, dan
Beliau masih hidup dalam keadaan mendapat rezki di Madinah (lalu Beliau
mengatakan: di Makkah), memiliki akhlak yang mulia dan ilmu yang bagus,
para penuntut ilmu sering mengunjungi Beliau. Keduanya termasuk ulama
terbaik, namun setan berbicara
melalui lisan sebagian manusia hingga membuat mereka lari dari sunnah
dan membuat mereka lari dari kebenaran, dan membuat mereka lari dari
manhaj salaf. Ini merupakan kesalahan, jangan kalian mendengar ucapan
ini, siapa yang mengatakan : ada kelompok Jamiyah Madkhaliyah, maka kita
mengatakan: tidak, ini tidak benar, namun yang ada adalah ulama yang
berpaham dengan pemahaman salaf. Ini hasad, hasad yang mereka ucapkan
dari setan, setan mendatangi
hati-hati mereka yang menyebabkan mereka hasad. Syaikh Rabi’ banyak
diambil faedahnya oleh manusia, demikian pula Syaikh Muhammad Aman,
manusia mengambil faedah darinya, lalu mereka ini ingin memalingkan
manusia darinya. Setan berbicara atau tidak?, kalian telah mendengar ucapannya?, setan berkata dalam perang uhud: ketahuilah, sesungguhnya Muhammad telah mati”, siapa yang mengucapkan perkataan ini? Demi Allah... setan.
Sekarang mereka berkata: Al-Jamiyah Al-Madkhaliyah adalah kelompok
sesat. Tidak ada sama sekali baik Jamiyah ataupun Madkhaliyah. Namun
yang ada adalah Muhammad Aman Al-Jami dan Syaikh Rabi’ bin Hadi
Al-Madkhali adalah ulama yang memiliki keutamaan, yang baik, dan diambil
faedah darinya.
Gelar dan penamaan buruk ini, yang pertama kali mengucapkannya adalah setan,
kemudian ikhwanul muslimin. Untuk membuat manusia meninggalkan sunnah,
sebab Syaikh Rabi’ berbicara, Beliau berkata: Ikhwanul muslimin memiliki
penyimpangan-penyimpangan, Sayyid Quthub memiliki penyimpangan-
penyimpangan, seharusnya manusia berhati-hati. Sayyid Quthub tidak
berjalan diatas sunnah, ia memiliki penyimpangan. Maka mereka berkata:
mereka ini Madkhaliyah Jamiyah orang-orang sesat, agar manusia
meninggalkannya, ini merupakan kesalahan. Setiap kita bisa menolak dan
tertolak ucapannya kecuali penghuni kuburan ini (yaitu Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam, pen-)
sebagaimana yang dikatakan Imam Malik, datangkanlah bukti jika kalian
orang-orang yang jujur. Kalimat ini yang pertama kali mengucapkannya
adalah setan, lalu diucapkan oleh Ikhwanul muslimin dan yang selainnya
dari kalangan sururiyin, kaum shufi, agar manusia meninggalkan sunnah.”
(Transkrip dari rekaman ceramah beliau dari youtube yang berjudul :هل يوجد فرقة جامية مدخلية)
Perhatikanlah
bagaimana ulama berbicara dan memberi penilaian kepada seorang Alim
salafi, lalu bandingkan dengan ucapan da’i khalafi Firanda, maka kalian
akan melihat perbandingan yang sangat jauh, sejauh timur dengan barat.
Syaikh Abdurrahman Muhyiddin mengatakan tentang Syaikh Rabi’:
“...memiliki akhlak yang mulia dan ilmu yang bagus....”
Namun Firanda mengatakan “manhajnya mutasyaddid”..
Syaikh mengatakan tentang Muhammad Al-Jami dan Rabi’ Al-Madkhali:
“.... Keduanya termasuk ulama terbaik...”
Namun Firanda mengatakan: “...Ternyata Syaikh Rabi’ juga menyelisihi manhaj para ulama kibar ahlussunnah abad ini...”
Syaikh Abdurrahman Muhyiddin berkata:
“..Syaikh
Rabi’ banyak diambil faedahnya oleh manusia, demikian pula Syaikh
Muhammad Aman, manusia mengambil faedah darinya, lalu mereka ini ingin
memalingkan manusia darinya. Setan berbicara atau tidak?, kalian telah
mendengar ucapannya?, setan berkata dalam perang uhud: ketahuilah,
sesungguhnya Muhammad telah mati”, siapa yang mengucapkan perkataan ini?
Demi Allah... setan.....”
Namun Firanda mengatakan:
“....tentunya ini berarti Syaikh Rabi’ menyelisihi manhaj salaf dan kesepakatan mereka....”
Lalu, siapakah yang lebih berhak diambil ucapannya, Al-Allamah Abdurrahman Muhyiddin Hafizhahullah yang
memberi penilaian dengan keilmuan dan keutamaan yang Beliau miliki,
atau Firanda, seorang murid durjana yang telah menyelisihi ulama ahlus
sunnah, dan mengikuti langkah-langkah setan?
Al-Allamah
Abdul Aziz Ar-Rajihi Hafizhahullah ditanya tentang Syaikh Rabi’
Al-Madkhali Hafizahullah, apakah kitab-kitab Beliau dan juga
kaset-kasetnya boleh didengarkan?, maka Beliau menjawab:
فقال: "نعم، لا بأس بها، كتبه وأشرطته ما رأينا فيها ما ينتقد، ما انتقدت فيها شيئاً، أشرطته جيّدة، وكتبه جيدة ومفيدة"
“Iya
, tidak mengapa. Kitab-kitabnya, Kaset-kasetnya, kami tidak melihat ada
sesuatu yang perlu dikritik, saya tidak mengeritik sesuatupun padanya,
kaset-kasetnya bagus, kitab-kitabnya juga bagus dan memberi faedah.”
Beliau juga ditanya:
“ada
sebagian orang menuduh orang yang berpegang kepada manhaj salafi bahwa
dia kelompok Jami, dan mentahdzir Syaikh Rabi’, Syaikh Najmi, dan Syaikh
Zaid bin Muhammad Hadi Al-Madkhali, dan yang lainnya dari para ulama?”
Maka Beliau menjawab:
فأجاب
بقوله:" الألقاب لا تغيّر، النبز بالألقاب لا يصلح، المهم ثقل الشخص،
المشايخ نعرف أن معتقدهم سليم، ومن أهل السنة والجماعة، الشيخ ربيع والشيخ
أحمد والشيخ زيد لا غبار عليهم".
“Gela-
gelar itu tidak boleh dirubah, menyebut gelar buruk tidak
diperbolehkan, yang terpenting adalah bobot seseorang, para masyayikh
kami mengenal bahwa keyakinan mereka benar, dan termasuk ahlussunnah
wal-jama’ah, Syaikh Rabi’, Syaikh Ahmad, dan Syaikh Zaid, tidak
diragukan atas mereka.”
Subhanallah!,
sungguh sangat jauh berbeda antara penilaian seorang alim yang menilai
dengan insaf, dengan seorang da’i yang menuruti perasaan dan hawa
nafsunya. Lihatlah, Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi yang berkata tentang
kaset-kaset dan kitab-kitab Syaikh Rabi’:
“Iya,
tidak mengapa. Kitab-kitabnya, Kaset-kasetnya, kami tidak melihat ada
sesuatu yang perlu dikritik, saya tidak mengeritik sesuatupun padanya,
kaset-kasetnya bagus, kitab- kitabnya juga bagus dan memberi faedah.”
Lalu
bandingkan dengan ucapan Da’i Khalafi Firanda yang mencela manhaj
Syaikh Rabi’ dan menuduhnya menyelesihi manhaj para ulama kibar???.
lalu anda wahai Firanda, ulama siapa yang bersama anda dan yang sependapat dengan anda dalam memberi penilaian kepada Syaikh Rabi’ bahwa:
- Manhajnya mutasyaddid dalam hal tahdzir mentahdzir dan tabdi’ mentabdi’
- Manhaj Beliau dalam tahdzir dan tabdi’ menyelisihi manhaj tiga imam dakwah salafiyah
- Bermanhaj khawarij
Sammuu lanaa rijaalakum,
agar kita mengetahui siapa ulama kibar yang sejalan dengan anda dalam
memberi kesimpulan tentang manhaj Syaikh Rabi’ Hafizhahullah. Hal ini bukan berarti bahwa kami mendudukkan perkataan Syaikh Rabi’ seperti wahyu yang turun dari langit,
seperti yang diucapkan Firanda yang gemar berdusta, namun karena kami
melihat, dan itulah yang dilihat oleh para ulama kibar, bahwa Syaikh
Rabi’ dalam membantah ahli bid’ah selalu menyertakan bantahannya dengan
hujjah dan dalil, dan itu sangat nampak sekali bagi yang menelaah
kitab-kitab dan kaset-kaset Beliau.
Sengaja
saya menukil tiga perkataan para ulama diatas, meskipun rekomendasi
para ulama terhadap Syaikh Rabi’ sangat banyak sekali, baik yang masih
hidup maupun yang telah meninggal, yang termasuk pula diantaranya tiga
imam dakwah salafiyah dijaman ini, Syaikh Bin Baaz, Syaikh Al-Albani,
dan Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahumullah. Namun tujuan saya menukil fatwa
ulama yang masih hidup, untuk menunjukkan bahwa tidak ada perubahan
pada manhaj Syaikh Rabi’ setelah wafatnya tiga imam dakwah tersebut, dan
para ulama senantiasa ridha kepada Beliau, baik aqidahnya, demikian
pula manhajnya, termasuk dalam hal mentahdzir dan mentabdi’.
(Bersambung InsyaAllah)
Ditulis oleh :
Abu Muawiyah Askari bin Jamal
Makkah Al-Mukarramah, 18 Dzul-hijjah 1434 H.
sumber: http://salafybpp.com/index.php/manhaj-salaf/180-ulama-menyelisihi-firanda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar