Thoghut
Demokrasi Berlumuran Darah (Bagian 6)
------------------------------------------------------------------------------------------
Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab Al Aqil Hafizhahullah
(Bagian 6)
Ya Ahibbati fillahi. Ketahuilah, sebaik-baik orang
Afrika adalah orang Somalia. Sungguh mereka adalah orang yang paling baik
ilmunya, dakwahnya, bahasanya…. Tapi lihatlah para da’i dari orang-orang Somalia
ini. Mereka terusir ke mana-mana dalam jumlah besar. Yang demikian karena mereka
masuk pada perkara yang bukan urusan mereka.
Politik adalah perangkap bagi para ulama. Ketika
orang-orang jelek dari Barat melihat bahwa dakwah di Aljazair sangat kuat dan
berada di atas manhaj salaf, ya memang awalnya di atas manhaj salaf. Mereka
berkata: "Apa yang diperbuat oleh mereka itu? Bukankah Ajazair termasuk
Perancis, bagian dari Perancis yang kemudian memisahkan diri?" Demikian pula
dikatakan dalam pelajaran geografi. Maka mereka berkata: "Iibatkan saja mereka
dalam politik." Maka ketika mereka masuk dalam politik, mulailah orang-orang
bodoh yang tidak memiliki akal berkata: "bbbbbbbb (yakni berbicara sembarang
tentang politik dan penguasa)."
Inilah yang terjadi di dunia Islam sekarang ini. Setiap
kita melihat para pemuda mengajari manusia dan menghafal ilmu, datang seorang
pemuda ahwaj [24] yang bodoh dan tidak berakal mengajak kepada politik,
demonstrasi, kemudian dihadapkan kepada penguasa (diadu dengan penguasa), maka
terbunuhlah mereka.
Politik adalah jebakan buat para ulama dan perangkap
bagi para da’i. la tidak ada sangkut pautnya dengan dakwah, tidak jauh dan tidak
pula dekat. Karena kita tidak mencari kekuasaan dan kita tidak menginginkan
kekuasaan. Orang yang ini mengingkari yang itu, yang berkuasa ingin tetap
berkuasa, dan seterusnya (semoga Allah memberikan pertolongan). Urusan kita
adalah bagaimana kita shalat yang benar, bagaimana kita beribadah kepada Allah
dan berdoa kepada Allah untuk penguasa tanpa sepengetahuannya. Dan kita berusaha
untuk menasehatinya.
Diriwayatkan dari sebagian shahabat -saya kira Anas-
ketika dikatakan kepadanya "Mengapa engkau tidak menasehati Utsman?"[25] Dia
berkata: "Apakah kalian mengira aku tidak menasehatinya? Tapi aku tidak
menginginkan membuka pintu kejelekan kepada kaum muslimin, yakni: Aku tidak
menegurnya di hadapan kalian."
Para pemuda sekarang mengira bahwa para ulama tidak
menasehati para penguasa. Siapa bilang mereka tidak menasehati. Para penguasa
bukanlah anaknya para ulama. Anda sekarang, misalnya. Isteri di rumahmu di bawah
kekuasaan anda. Aku menantang mereka yang mengatakan: "Tegakkan daulah
Islamiyah!" Aku menantang! Menantang apakah ada da’i mereka yang tidak ada
kemunkaran di rumahnya? Demi Allah, yang tiada sesembahan yang haq kecuali Dia.
Aku menantang! Ini tantangan bagi mereka. Kalau ada orang yang memiliki Partai
Islam, kita datangi rumahnya. Apakah rumahnya sudah Islami, ternyata rumahnya
tidak Islami. Anda akan dapati isterinya tidak berhijab. Kau dapati televisi di
rumahnya, nyanyian, musik, anak-anaknya merokok, diberitahu bahwa anak
perempuannya pergi ke diskotik. Dia akan berkata: "Aku tidak mampu. Demi Allah
aku tidak mampu." Anak perempuanmu sendiri kamu tidak mampu? Bagaimana Daulah
Islamiyah kamu mampu?!
Ada sebuah kisah. Aku akan menceritakannya kepada anda:
Kami pernah menaiki mobil milik seorang da’i Islam (dari mereka). Kita lihat
bibirnya sangat hitam karena rokok, hitam seperti arang. Di dalam mobil -waktu
itu puteraku Abdullah bersamaku- ada dua pak rokok. Waktu itu aku duduk di depan
dan duduk di belakang Syaikh Awad Shihri -anda tahu-? Juga ada Syaikh Aid Al
Amri, pengajar bahasa Arab. Setelah turun aku berkata kepada keduanya: "Kamu
lihat bagaimana da’i ini. Seorang da’i bibirnya hitam karena rokok dan di
mobilnya terdapat dua pak rokok?!" Mereka menjawab: "Engkau tidak tahu sesuatu!
Kami yang di belakang mendapati majalah-majalah seronok." Sungguh ini
benar-benar terjadi. Awad Shihri ada dan Aid Al-Amri ada. Silakan tanya pada
mereka. Rumah-rumah mereka sendiri payah dan anak-anak mereka pun payah -kita
harap Allah menyelamatkan mereka-. Akan tetapi kemudian mereka berbicara
permasalahan yang besar, membicarakan kesalahan para penguasa. Mengapa kamu
tidak melihat kepada kesalahan-kesalahan pribadimu. Seorang penguasa mungkin
ingin mengadakan perbaikan, tapi tidak mampu.
Kalian tahu gembong terbesar dari kalangan Ikhwan di
Turki sekarang adalah Erbakan, dia memerintah selama enam bulan. Kita tanyakan
pada mereka, apakah dia menginginkan perbaikan atau tidak? Mereka akan berkata:
‘Tentu dia menginginkan kebaikan." Lalu, mengapa dia tidak berbuat? Mereka
berkata: "Ia tidak mampu." Baik, sekarang kamu memberikan alasan tentang Erbakan
bahwa dia tidak mampu. Mengapa kalian tidak memberikan pembelaan yang sama
kepada para penguasa yang lain? Apakah karena dia termasuk kelompokmu dan yang
lain tidak? Apakah orang yang tergabung dalam partaimu kamu maklumi, dan yang
diluar tidak kamu maklumi?
Demi Allah, sebagian mereka datang ke Madinah, kemudian
berkata: "Lihatlah! Bagaimana orang-orang di sini menjual kaset-kaset lagu,
menjual ini dan itu?!" Ya. Mereka salah. Menjual lagu-lagu musik, salah.
Membiarkan di televisi-televisi, salah. Tapi mungkin mereka tidak mampu
(menghambatnya). "Lalu, bagaimana mereka tidak mampu?!"
Katanya.
Mengapa Erbakan menjual khamr di negerinya, mengapa zina
di negerinya diresmikan dengan kartu? Yang memiliki surat tersebut, dia boleh
berzina dan yang tidak memiliki, tidak diizinkan? Demikian dalam UUD-nya. Dan
bapaknya tidak dapat berbicara satu kalimat pun.
Mengapa di Turki tidak ditegakkan hukum-hukum had yang
syar’i. Walaupun hanya satu jenis hukum had? Mereka berkata: ‘Tidak mampu."
Mereka tidak mampu dalam perkara-perkara pokok.
Sedangkan di sini tidak mampu
dalam perkara-perkara cabangnya?!
Seseorang yang tidak mampu memimpin rumah tangganya,
bagaimana ia akan memimpin manusia yang jumlahnya jutaan? Wahai saudaraku,
bagaimana ia akan mengaturnya?
Ar-Rafidlah, yang mereka adalah musuh Allah dan
Rasul-Nya, apakah kalian menyukainya? Baik, mengapa kalian tidak melarang?"
Jawabnya: ‘Tidak bisa."
Ketika Saddam Husain datang memerangi negeri kita,
adakah seorang muslim yang berdiri membela kami? Siapa? Iran ketika memerangi
kami. Siapa yang mendukung kami, mana negara Islam yang berdiri bersama kami?
Jawabnya: "Tidak mampu."
Tidak ada yang berdiri bersama kami. Demikian pula kami.
Kami tidak menentang pemerintah kami walaupun mereka fasik selama mereka masih
berkata: "Shalatlah kalian!" Selama ia masih berkata: "Saya Muslim." Daripada
kita berkata: “Kami menentangmu (membantahmu)," kemudian mereka benci pada kita
dan kita membenci mereka. Kita katakan: "Jangan!" Ucapkan saja: "Semoga Allah
memantapkan kekuasaanmu. Kami mendoakan kebaikan untukmu." Hingga mereka cinta
kepada kita dan kita cinta kepada mereka.
Demi Allah, yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali
Dia. Tidak mungkin secara akal di seluruh dunia, ada seorang penguasa ditentang
dan direbut kenikmatan yang ada padanya kemudian dia menyukainya. Dia akan
membenci anda, dia akan membenci anda. Bahkan mungkin dia akan terpaksa berbuat
kekufuran untuk mempertahankannya.
Anda tahu, kisah pembesar Romawi, Heraklius. Ketika
datang surat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadanya, dia cium dan dia
letakkan di atas kepalanya, dia melihat dan mengetahui bahwa dia adalah Nabi.
Maka datanglah ahlul halli wal ‘aqdi di majelis. Kemudian raja berkata: "Ini
surat yang mulia datang kepadaku dan aku berpendapat untuk masuk Islam dan
mengikuti Nabi ini", maka goncanglah mereka. Mereka marah dan keluar untuk
mengajak manusia menentangnya. Tapi dia -na’udzubillah, laa haula wala quwwata
illah billah- dia lebih menyukai dunia daripada akhirat. Dia berkata: ‘Tidak.
Kemarilah. Kemarilah. Aku hanya ingin menguji kalian saja."
Lihat bagaimana ia berkata: "Aku hanya ingin menguji
kalian saja", yakni dia mementingkan sisi apa?! Dia mementingkan dunia di atas
akhirat padahal dia tahu ini adalah haq. Demikian pula seorang penguasa
sekarang, walaupun tahu bahwa ucapanmu adalah haq. Tapi ketika tahu engkau akan
merebut kekuasaannya, dia akan meninggalkan yang haq itu.
Kalian, wahai kaum yang berjenggot, apakah setiap pemuda
berjenggot menginginkan kekuasaan?! Kalau demikian, para penguasa akan benci
kepada kalian, dengan membabi buta dan benci kepada orang-orang yang berjenggot
(yang menghidupkan sunnah, pent).
Sebaliknya jika orang-orang berjenggot mengatakan:
"Semoga Allah menetapkan kekuasaanmu dan memperbaikimu dan memberikan
pertolongan kepadamu. Dan kami, demi Allah, berdoa kepada Allah untuk kalian
tanpa sepengetahuan kalian. Kami tidak menentang kalian tapi, jazakumullahu
khaira. Janganlah menganiaya kaum muslimin. Lunaklah pada kaum muslimin.
Kerjakanlah ini…."
Dengan cara rahasia, ucapkan kepadanya: "Semoga Allah
membalasmu dengan kebaikan. Kami hanya menginginkan dari kalian perkara yang
kecil, yaitu ini, kami ingin demikian, kami ingin demikian."
Jika mereka mengetahui bahwa kalian bukan menginginkan
kekuasaan, mereka akan mencintai kalian. Mereka akan menyukai kalian, akan dekat
dengan kalian, mengajak kalian musyawarah, mereka menginginkan apa yang baik
untuk kalian. Ini dia cara-cara yang syar’i.
Jika Allah memperbaiki mereka, maka kebaikannya untuk
kita dan untuk mereka. Kalau sebaliknya, yaitu Allah tidak memperbaiki mereka,
maka kita sudah menunaikan kewajiban kita pada mereka. Ini yang akan dihitung
oleh Allah pada hari kiamat. Kalau Allah menghendaki, Allah akan memberi hidayah
manusia seluruhnya. Tapi ini adalah ujian agar kita melihat apakah kita para
da’i atau para pemberontak yang akan merebut kekuasaan dari para ahlinya. Ini
adalah kaidah- kaidah yang penting dan sangat berbahaya.
Wahai orang-orang yang saya cintai di jalan Allah.
Semestinya, seorang muslim bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, berpegang pada
manhaj salaf serta menggigitnya kuat-kuat dengan giginya, khususnya di jaman
fitnah politik. Jika dikatakan kepada kami, "Pilihlah!"
Katakan: "Aku tidak
akan memilih!"
"Berikanlah suaramu."
"Berikanlah suaramu."
Katakan: "Aku tidak akan memberikan
suara."
Jika engkau menginginkan Allah, Allah akan memberikan taufiq kepadamu. Kami hanya mengajarkan ilmu kepada manusia, mengajari walaupun lima orang.
Jika engkau menginginkan Allah, Allah akan memberikan taufiq kepadamu. Kami hanya mengajarkan ilmu kepada manusia, mengajari walaupun lima orang.
Mereka akan berkata: "Dakwah kalian apa faedahnya?"
Kita katakan:
"Dakwah kita adalah satu orang, yang tadinya penyembah berhala menjadi salafy,
walaupun satu orang. Sedangkan kalian, apa feedahnya dakwah kalian? Seratus
tahun kalian tidak mendapatkan pemerintahan/kekuasaan, tidak pula menjadikan
satu orang menjadi salafy. Sedangkan kami berhasil menjadikan seorang salafy,
walaupun hanya satu.
Seratus tahun kalian berdakwah sebagaimana anggapan
kalian, tapi tidak menjadikan seorangpun mengerti laa ilaha illallahu. Sedangkan
kita, seratus tahun menjadikan satu orang salafy, mana yang lebih baik? Apalagi
kalau Allah memberikan petunjuk dengan dakwah kita ratusan ribu
orang."
Di Bangladesh, ada berapa orang ahlul hadits? 15 juta.
Apakah mereka terjun dalam politik, mencari kekuasaan? Mereka tidak mencari
kekuasaan padahal jumlahnya 15 juta orang, wahai ahibbati fillah. Mereka di
bawah pimpinan Syaikh DR. Muhammad Abdul Bari [26]. Banyak memiliki masjid. Kita
lihat di masjid-masjid lain mengerjakan bid’ah. Ketika kita masuk masjid-masjid
mereka, kita lihat sunnah, sedekap [27], mengucapkan, "Amin" [28] dan memiliki
pengetahuan tentang tauhid. Lima belas juta orang itu apakah bukan suatu
kenikmatan, wahai ahibbati fillah? Sejuta orang sudah merupakan kenikmatan,
wallahul musta’an.
Kemudian katakan: "Jadilah kalian orang-orang yang
berakal, orang-orang yang bijaksana. Jangan sampai kalian dipermainkan oleh
orang-orang Barat hingga terjadi perang saudara di tempat kalian. Di Ibukota
kaum muslimin, di negara Islam yang besar (jumlah
penduduknya)."
Negara Islam yang terbesar (jumlah pemeluknya) sekarang
ini adalah Indonesia. Ya, negara Islam yang paling besar. Kalau Indonesia
hancur, apa sisanya bagi kaum muslimin?! Apa sisanya?! Penduduk Somalia,
seluruhnya berjumlah 6 juta. lima ratus ribu orang terbunuh dari 6 juta orang
itu, berapa persen orang yang terbunuh? Wallahul musta’an. Wa shallallahu wa
sallamu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa sallam.
[Diambil dari Majalah Salafy, Edisi 33/1420/1999 Judul
asli: Beda Antara Agitasi Politik Ikhwani yang Berdarah Darah Dengan Manhaj
Dakwah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang Harus Menjadi Uswah, Penerjemah
Al Ustadz Muhamamd Umar As Sewed]
_________
Footnote
[24] Orang yang berani tanpa perhitungan
[25] Ketika Utsman shalat di Mina pada musim Haji dengan sempurna, tidak mengqasharnya, sebagaimana sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan alasan banyaknya orang-orang awam di kala itu. Maka sebagian shahabat mengucapkan: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un." Dan ini termasuk ijtihad beliau radliyallahu ‘anhu.
[26] Beliau sempat bertemu dengan kami di rumah Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali, dan beliau memiliki beberapa karya tulis.
[27] Karena orang-orang yang ta’ashub dengan madzhab Hanafi tidak bersedekap dalam shalatnya.
[28] Karena di’ Bangladesh, sebagian besar orang tidak menghidupkan sunnah (mengucapkan) amin, bahkan kalau mereka melihat orang yang (mengucapkan) amin, mereka akan serta merta memusuhinya.
Footnote
[24] Orang yang berani tanpa perhitungan
[25] Ketika Utsman shalat di Mina pada musim Haji dengan sempurna, tidak mengqasharnya, sebagaimana sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan alasan banyaknya orang-orang awam di kala itu. Maka sebagian shahabat mengucapkan: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un." Dan ini termasuk ijtihad beliau radliyallahu ‘anhu.
[26] Beliau sempat bertemu dengan kami di rumah Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali, dan beliau memiliki beberapa karya tulis.
[27] Karena orang-orang yang ta’ashub dengan madzhab Hanafi tidak bersedekap dalam shalatnya.
[28] Karena di’ Bangladesh, sebagian besar orang tidak menghidupkan sunnah (mengucapkan) amin, bahkan kalau mereka melihat orang yang (mengucapkan) amin, mereka akan serta merta memusuhinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar