Mengajarkan Bayi Tentang Adab-Adab
Islami
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ummu Harun As
Salafiyah
Sudah menjadi kewajiban para orangtua untuk mengajarkan
anak-anaknya tentang Islam dan mendidik untuk mengamalkannya sebagai bentuk
realisasi dari firman Allah Ta'ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka." (QS. At Tahrim: 6)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah
bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan
ditanya tentang kepemimpinannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Umar
radhiallahu 'anhu)
Mendidik anak untuk mengenal adab-adab Islami sudah bisa
dilakukan (bahkan harus) diajarkan sejak usia bayi. Pada umumnya bayi usia 12
bulan atau mulai 14 bulan sudah mulai memperhatikan apa yang dilakukan
orangtuanya dan sang bayi akan mencoba untuk mengikuti gerakannya. Bahkan cara
bicara pun akan untuk diikuti. Naaah saat-saat inilah kesempatan bagi orangtua
untuk memberikan contoh- contoh adab Islami dan menghindarkan dari segala
perilaku dan perkataan yang buruk karena yang baik maupun buruk dari gerakan dan
perkataan orangtua, bayi akan mencoba untuk mengikutinya.
Telah tsabit bahwasanya bayi memiliki hati dan perilaku
yang baik semenjak dilahirkan. Maka peran orangtuanya lah yang menjadikannya
kelak memiliki adab yang baik atau yang buruk.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ،
فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ
يُمَجِّسَانِهِ
“Tidaklah seorang anak dilahirkan melainkan di atas
fitrah, kedua orangtuanyalah yang mengubahnya menjadi seorang Yahudi, Nashrani,
atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu)
Sebagian kaum Muslimin yang memang masih awam pemahaman
agamanya cenderung mengajari bayi mereka tentang hal yang mereka anggap baik
padahal buruk di mata Allah Subhanahu wata'ala. Sehingga amat sangat disayangkan
bayi yang masih polos diajarkan berjoget dan bernyanyi. Hingga ketika dikatakan,
"gimana jogetnya?" ketika mendengar musik sang bayi spontan berjoget, atau
mengucapkan, "kaciaaan dech lo!" sambil menggerakkan telunjuk dari atas ke bawah
di depan hidung. Wallahul musta'an.
Di sini saya akan beri contoh sedikit dari
perkara-perkara adab Islami yang bisa diajarkan kepada bayi meskipun hanya
gerakan dan ucapan. Bertujuan agar bayi bangga dengan peradaban yang tinggi dari
ajaran Islam dan tidak mengikuti tingkah laku orang-orang
kuffar.
1. Adab memakai pakaian. Ajarkanlah sejak bayi untuk
memulai mengenakan pakaian dari sebelah kanan.
Aisyah Radhiallaahu 'anha di dalam haditsnya berkata:
"Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam suka bertayammun (memulai dengan yang
kanan) di dalam segala perihalnya, ketika memakai sandal, menyisir rambut dan
bersuci'. (Muttafaq'-alaih).
Ajarkan pula untuk membiasakan pakaian Muslim, misal
buatkan gamis atau jubah untuk bayi laku-laki dan celana di atas mata kaki
Karena Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda : "Apa yang
berada di bawah kedua mata kaki dari kain itu di dalam neraka" (HR. Al-Bukhari).
Adapun untuk bayi perempuan adalah gamis plus jilbab agar mereka terbiasa
berpakian Islami. Hindarkan dari pakaian bergambar makhluk hidup dan carikan
motif kotak-kotak atau garis-garis atau kembang atau motif mobil-mobilan dan
sebagainya selain manusia dan binatang.
2. Belajar adzan. Coba diajarkan agar bayi suka
mendengar adzan dan ia tahu bahwa suara adzan adalah lafalnya seperti itu. Kita
peragakan dengan gerakan menempelkan tangan di telinga. Maka jika sewaktu-waktu
terdengar adzan dari masjid atau radio dengan serta merta gerakan reflek si bayi
akan spontan menempelkan tangan ke telinga memberitahu kita bahwa ada yang
adzan. Subhanallah.
3. Belajar sholat. Biasakan kita untuk sholat dalam
keadaan sepengatahuan bayi. (Inilah hikmah dari rumah yang mungil..ihiks.)
sehingga bayi sudah hapal gerakan sholat dari takbiratul ihram, bersedekap,
ruku, sujud. Maka kalau kita katakan, "bagaimana sholatnya, sayang?" ketika kita
ucapkan, "Allaahu akbar" dengan spontan bayi akan membuat gerakan takbir,
bersedekap, lalu ruku, dan sujud. subhanallah.
4. Belajar berdoa. Hal ini bisa dilakukan dengan selalu
berdoa dalam keadaan sepengatahuan bayi. Kita praktikkan berdoa dengan cara
mengangkat kedua tangan dan menempelkan keduanya. Maka kalau kita katakan, "yuk
kita berdoa, sayang?" maka dengan gerakan spontan bayi akan membuat gerakan
berdoa. Subhanallah.
5. Ucapkan salam dan cium tangan. Perkara cium tangan
(salim) adalah adat kebiasaan masyarakat untuk menghormati orangtua. Tidak
mengapa dipraktikkan karena tidak menyalahi syariat dan sudah dipahami
masyarakat untuk menghormati orang tua. Maka biasakan ketika abi mau kerja, abi
mengucapkan salam dan umi menjawabnya lalu salim terlebih dahulu yang diikuti
bayi, demikian pula ketika abi pulang kerja, ucapkan salam sebelum masuk rumah
dan umi menjawabnya lalu salim terlebih dahulu yang diikuti bayi. Sehingga bayi
akan terbiasa mendengarkan salam dan cium tangan kepada orangtua misal eyangnya,
mbahnya, om, pakde, tante, atau bude dan selainnya. Allah Tabaroka wata'ala
berfirman,
فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى
أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً كَذَلِكَ
يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
"Maka apabila kamu memasuki rumah-rumah hendaklah kamu
memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu
sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat (Nya) bagimu, agar kamu memahaminya.
(QS. An Nuur: 61)
6. Buang air. Naah ini perkara penting yang harus
diajarkan sejak dini. Biasakan bayi pipis di kamar mandi, tidak boleh pipis
dengan cara ngompol. Biasakan sebelum bayi bobo malam ajak dia ke kamar mandi
untuk pipis, buka celananya dan ucapkan, "sss...sss...sss" insya Allah pipisnya
akan keluar. Langsung dicebok ya, karena adab dalam Islam adalah cebok setelah
pipis agar kemaluannya suci. Setelah itu biasakan bayi cuci tangan dan cuci
kaki. Demikian juga ketika bangun bobo langsung kita bawa ke kamar mandi untuk
pipis, buka celananya dan ucapkan, "sss...sss...sss" insya Allah pipisnya akan
keluar, cebok, cuci tangan dan cuci kaki. Maka bayi ndak akan ngompol.
Ajarkan bayi doa masuk ke kamar mandi dengan kita
mengeraskan bacaannya supaya ia mendengar,
بِسْمِ اللهِ اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ
الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
“Dengan namamu, Yaa Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepadaMu dari godaan syaitan laki-laki dan perempuan”.
Dan doa keluar dari kamar mandi,
غُفْرَانَكَ
“Aku minta ampun kepadaMu”.
Dan dengan spontan akan tumbuh dengan sendirinya
pemikiran bayi bahwa pipis harus di kamar mandi. Hingga ketika bayi merasakan
akan pipis ia akan berceloteh (kan blm bisa ngomong) sambil menunjuk
kemaluannya, ini menandakan ia mau pipis, dan segeralah kita bawa ke kamar
mandi. Pola pikir seperti ini akan terus ada bila ziaroh ke rumah
saudara-saudaranya yang lain. Subhanallah.
7. Adab maem dan mimik. Di sini bayi bisa kita biasakan
untuk maem dan mimik dengan tangan kanan. Ini adalah sunnah untuk maem dan mimik
dengan tangan kanan dan ancaman menyelisihinya.
Dari Salamah bin Al-Akwa', bahwasanya seseorang pernah
makan di sisi Rasulullah dengan tangan kirinya. Maka beliau berkata: "Makanlah
dengan tangan kananmu!" Orang itu berkata: "Saya tidak bisa." (Maka) beliau
berkata: "Kamu tidak akan bisa." Tidak ada yang menghalangi orang tersebut
(untuk makan dengan tangan kanannya) melainkan hanya kesombongan.
Berkata (Salamah bin Al-Akwa'): "Maka orang itu pun (akhirnya) tidak bisa mengangkat tangan (kanan)nya ke mulutnya." (HR. Muslim no.2021)
Berkata (Salamah bin Al-Akwa'): "Maka orang itu pun (akhirnya) tidak bisa mengangkat tangan (kanan)nya ke mulutnya." (HR. Muslim no.2021)
Jika terkadang bayi suka maem biscuit nya sendirian ia
sudah terbiasa memegang biscuitnya dengan tangan kanan mungilnya.
Subhanallah.
Kemudian, biasakan untuk mengucapkan "bismillah" ketika
menyuapi bayi. Sehingga bayi sering mendengar kalimat tersebut dan suatu saat
jika ia sudah bisa berbicara akan spontan mengucap "bismillah" sebelum maem dan
mimik. Subhanallah.
8. Adab sebelum bobo dan bangun dari bobo. Hal ini bisa
diajarkan ketika bayi mau bobo malam agar ia terbiasa mendengarkan lafal doa
sebelum bobo dan suatu saat bisa cepat menghapalnya:
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوْتُ
وَأَحْيَا.
“Dengan namaMu, ya Allah! Aku mati dan hidup.” Lalu
meniup kedua telapak tangannya dan mengusapinya dari ujung kepala kepada sampai
mata kaki.
Dan ketika bangun bobo baca doa:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا
أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ
“Segala puji bagi Allah, yang membangunkan kami setelah
ditidurkanNya dan kepadaNya kami dibangitkan.”
Demikianlah contoh-contoh untuk mengajarkan adab Islami
kepada bayi kita, dan di sana masih banyak lagi adab-adab Islami yang lainnya.
Dan sering-seringlah memberikan pujian kepada bayi apabila ia mempraktikkan
suatu gerakan yang baik dengan misalnya ucapan, "anak pintaaar" atau "anak
shaaliiiih" dan semacamnya berupa doa-doa yang sering kita berikan sambil
membelai rambutnya, "Baarokallaahu fiik" atau "Hadakallaah" atau
"ashlahakallah".
Oh ya, biasakan yach bayi bangun pagi sebelum jam 6.00
WIB dan langsung pakpung (mandi). karena sebagai pembelajaran nanti dia dewasa
untuk sholat shubuh bersama abi di masjid. Kalau bayi pakpung siang maka akan
membiasakan ia malas pakpung pagi. Dan tentu saja abi dan umi memberi teladan
untuk mandi pagi sebelum sholat shubuh dan bagi abi sholat shubuh berjamaah di
masjid.
Taklim rutin
Ajaklah bayi untuk menghadiri kajian rutin Ahlus Sunnah
sehingga ia akan terbiasa mendengarkan kajian Islam dan bertemu dengan
temen-temannya sesama bayi. Demikian pula setiap hari perdengarkanlah ia suara
rekaman kajian via kaset atau mp3 agar ia sudah terbiasa mendengarkan kajian
Islam, murottal (bacaan Al Quran) dan jauh darinya suara-suara musik seruling
syaithan. Kan ada tuch mp3 Al Quran anak-anak, seperti si kecil Ahmad Saud,
Muhammad Thoha Al Junayd, atau tadarus anak-anak bersama Al
Minsyawi.
Yang perlu dipahami adalah bahwasanya usia bayi adalah
usia pembelajaran yang siap untuk menerima segala pelajaran. Makanya inilah
saatnya memberikan anak pemahaman yang benar tentang adab-adab Islami. Jangan
pernah mengatakan, "jangan" atau "tidak" kepada anak karena hanya akan membentuk
sebuah pola diktator. Namun berilah jawaban, "Sayang, kalau kamu melakukan ini
akan berakibat ini dan itu, begini saja yach" Lalu berilah ia pengganti atau
solusi yang benar.
Semoga Allah Subhanahu wata'ala menjadikan anak kita
sebagai anak yang shalih, Aamiin.
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ
ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk
patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk
patuh kepada Engkau (Al Baqarah 128
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً
إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak
yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". (Ali
Imaran:38)
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي
رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang
yang tetap mendirikan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (Ibrahim:
40)
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا
قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam
bagi orang-orang yang bertakwa. (Al Furqaan: 74)
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar