Radio Muwahiddin

Rabu, 01 Februari 2012

Macam-macam Perselisihan Yang Ada Dalam Diri Ahlus Sunnah

Macam-macam Perselisihan Yang Ada Dalam Diri Ahlus Sunnah
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

بسم الله الرحمن الرحيم



Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam حفظه الله berkata dalam kitab “Al-Ibanah ‘An Kaifiyah At-Ta’amul Ma’a Al-Khilaf Baina Ahlis Sunnah Wal Jama’ah” hal. 53-54:


Macam-macam Perselisihan Yang Ada Dalam Diri Ahlus Sunnah



Perselisihan yang terjadi di tengah-tengah ahlus sunnah, kembalinya kepada tiga macam:

Pertama: Perselisihan yang muncul dari ijtihad serta ta’wil yang muncul dari sebagian ulama.


Dan ada padanya sebagian kesalahan yang tidak membawa untuk menghajr dan tidak pula menghizbikan. Yang menyatakan bahwa perselisihan ini adalah perselisihan yang bersifat ijtihadiyah adalah para ulama. Dan perselisihan ini terkadang terjadi padanya sikap melampaui batas dari sebagian ahlus sunnah, juga terjadi sikap terburu-buru dalam memberikan hukum dengan pembid’ahan dan dengan penghizbian bagi orang yang dari mereka. Dan ini adalah tercela, kalau tidak maka tidaklah diingkari adanya perbedaan yang mungkin terjadi. Dan ini mesti.

Kedua: Perselisihan yang terjadi di atas asas-asas hizbiyah, berupa penyandaran terhadap gerakan rahasia dan pengambilan bai’at, kepemimpinan, dan penggunaan kaidah muwazanah antara kejelekan ahlul bida’ dan kebaikannya.

Perselisihan ini terjadi akibat orang-orang yang memunculkan perselisihan ini mengingkari adanya hal-hal yang disebutkan di atas, yang mana hal tersebut sudah diketahui oleh sebagian ahlus sunnah. Dan orang-orang yang melakukan perkara-perkara di atas memandang bahwa hal itu adalah termasuk permasalahan ijtihadiyah, padahal tidak demikian. Maka makin kencanglah perselisihan yang ada lalu perselisihan ini tidaklah berlangsung lama sehingga nampak bagi ulama ahlus sunnah. Jika nampak mereka melakukan kewajiban mereka yang finishnya adalah entah para pengusung kaidah hizbiyah itu meninggalkan apa yang mereka beragama dengannya berupa kaidah dan cara-cara hizbiyah, atau mereka memilih untuk tetap berada di atas kaidah hizbiyah tersebut maka mereka ditahdzir beserta apa yang mereka lakukan.



Ketiga: Terdapat di tengah-tengah ahlus sunnah orang-orang yang bertujuan memecah belah dan mencabik-cabik (ahlus sunnah) dengan cara memunculkan perbedaan dan meluaskan lingkup perselisihan tersebut.

Mereka berpura-pura sebagai ahlus sunnah yang pada hakekatnya mereka ‘bekerja’ untuk salah satu dari dua pihak:

Entah ‘bekerja’ untuk sebagian negara tertentu.

Entah ‘bekerja’ untuk hizb dan kelompok-kelompok yang menyimpang dan sesat.

Dan kadang mereka ini ‘bekerja’ untuk kedua golongan ini.

Adapun yang ‘bekerja’ untuk suatu negara tertentu, kebanyakannya mereka adalah para anggota intelejen. Dan cengkeraman ini tidak diragukan lagi keberadaannya oleh orang yang punya pengetahuan akan tipu muslihat pihak negara tertentu terhadap setiap orang yang dianggap tidak berjalan pada aturan negara tertentu tersebut.

Dan negara itu tentunya membekali orang-orang tersebut dengan harta untuk menimbulkan fitnah antara seorang da’i dengan para penuntut ilmu, dan juga membekalinya dengan selain harta.

Adalah syaikh kami Muqbil Al-Wadi’iy رحمه الله mengetahui apa yang sedang diusahakan oleh negara-negara tertentu untuk merusak para pembele kebenaran, beliau mengatakan dalam kitab beliau “Al-Makhraj Min Al-Fitan” hal. 9-10: “Kami telah meneliti ulang bahwa beberapa intelejen negara tertentu berjalan bersama suatu kelompok seperti jalannya syaithan dalam memecah belah. … Mereka melakukan ini dengan melakukan pertemuan antara ikhwah ketika mereka dalam tahanan mereka. Atau salah satu mereka masuk dalam suatu jama’ah sampai dia menjadi dipercaya dalam jama’ah tersebut kemudian berusaha dalam memecah dan membagi jama’ah yang satu menjadi beberapa sempalan. Sesungguhnya perpecahan dan hizbiyah ini melemahkan kaum muslimin, dan setiap kita merasakan hal ini.”



Diterjemahkan oleh

‘Umar Al-Indunisy

Darul Hadits – Ma’bar, Yaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Dipersilakan untuk menyebarluaskan isi dari blog ini untuk kepentingan da'wah, tanpa tujuan komersil dengan menyertakan URL sumber. Jazakumullohu khairan."