Metode Tahdzir dan Kitab-kitab Rudud (Bantahan) merupakan Penjagaan Terhadap Manhaj
Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah berkata,
“Dulu manusia membaca kitab-kitab (yang
berisi) pemikiran-pemikiran menyimpang banyak sekali.
Perpustakaan-perpustakaan dipenuhi dengan kitab-kitab sesat dan
kitab-kitab bid’ah. Tidak ada seorang pun yang menjelaskan dengan metode
tersebut.
Namun tatkala umat sudah mulai perhatian
terhadap bimbingan al-Kitab dan as-Sunnah serta manhaj as-Salafus
Shalih, mereka mendapati ada kitab-kitab yang mentahdzir umat
dari bahaya bid’ah dan kesesatan. Maka para pembela dan pengusung
kebatilan segera mengatakan, “Janganlah kalian sibuk dengan hal-hal
seperti itu! Janganlah kalian menyibukkan diri dengan hal-hal seperti
itu! (Jangan menyibukkan membaca kitab-kitab bantahan terhadap bid’ah
dan kesesatan, pen) Janganlah kalian meninggalkan ilmu!”
Ketahuilah, (kitab-kitab) bantahan (rudud) [1] tersebut termasuk ilmu.
Aku mempermisalkan orang yang melakukan
tarbiyah (pendidikan), namun tidak melakukan penjagaan (terhadap anak
didiknya) dan tidak meletakkan perlindungan terhadap kaum muda, adalah
seperti orang menanam kemudian di datangi oleh hewan-hewan, serangga,
srigala, dll dan memakan habis tanaman tersebut. Jadi kalau tidak ada
pagar, tidak ada perlindungan – yaitu tahdzir dari bahaya bid’ah – maka manusia akan binasa.
Oleh karena itu para salaf berhasil dengan kesuksesan yang sangat besar tatkala mereka menggunakan metode tahdzir terhadap ahlul bid’ah. Mereka
berhasil sukses dalam menjaga (melindungi) sunnah dan jama’ah. Namun
ketika pagar ini dihancurkan, dan semakin menipis perhatian terhadap
penjagaan masyarakat sunny dari serangan ahlul bid’ah, maka ahlul bid’ah
pun melancarkan serangannya dan berhasil menguasai mereka (masyarakat
sunny). Sehingga tersebarlah pengkeramatan terhadap kuburan-kuburan,
khurafat, … dll. Dulu di sini di negeri ini, terdapat penjagaan yang
baik dari bahaya ahlul bid’ah. Kemudian mereka (ahlul bid’ah) mengenakan
pakaian sunnah, sehingga berhasil menipu kami. Tatkala mereka melihat
bahwa perlindungan tersebut sudah tiada lagi, maka merekapun mengambil
para pemuda kita.
Kitab-kitab bantahan (rudud)
tersebut, barangsiapa yang menginginkan kebaikan, maka sungguh – demi
Allah – dia akan membacanya. Maka dengan itu dia akan mendapati di
dalamnya pembeda antara yang haq dengan yang batil. Dan ketika itu dia
akan mendapati perjagaan dan perlindungan dari penyakit-penyakit
(bid’ah) tersebut. Sebagaimana kita memberikan kekebalan dan imunisasi
pada bayi-bayi kita dari penyakit, sebagai wujud perhatian yang sangat
besar (terhadap bayi-bayi kita). Demikian pula wajib atas kita
memberikan perhatikan terhadap akal anak-anak kita. kita melindunginya
dan menyampaikan tahdzir (peringatan) kepadanya, serta memberikan pemahaman kepadanya. Sehingga akalnya mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk.
(Majmu’ Kutub wa Rasa’il wa Fatawa asy-Syaikh Rabi’ XIV/282-283)
[1] Yaitu kitab-kitab yang berisi bantahan terhadap kebatilan dan ahlul batil
sumber: http://dammajhabibah.net/2013/09/19/metode-tahdzir-dan-kitab-kitab-rudud-bantahan-merupakan-penjagaan-terhadap-manhaj/
sumber: http://dammajhabibah.net/2013/09/19/metode-tahdzir-dan-kitab-kitab-rudud-bantahan-merupakan-penjagaan-terhadap-manhaj/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar